Sumatera Selatan Revegetasi Gambut di Lahan 1.000 Hektare  

Reporter

Rabu, 10 Mei 2017 11:19 WIB

Petugas menggembala gajah dewasa di Pusat Latihan Gajah Padang Sugihan di Banyuasin, Sumatera Selatan, 24 Februari 2017. Di tempat ini, pengunjung tidak hanya dapat mengunggang gajah di lahan gambut, mereka juga dapat mempelajari lekuk-lekuk manajemen pengelolaan air di area yang rawan terbakar tersebut. TEMPO/Parliza Hendrawan

TEMPO.CO, Palembang - Kawasan revegetasi di lahan gambut bekas terbakar di Sumatera Selatan bakal bertambah menjadi lebih dari 1.000 hektare. Penambahan tersebut sebagai bentuk apresiasi berbagai pihak atas keberhasilan daerah itu dalam melakukan penghijauan pada daerah yang terdegradasi hebat pasca-kebakaran tahun 1997 dan 2006 di kawasan Sepucuk, Ogan Komering Ilir. Hal itu disampaikan Gubernur Alex Noerdin di sela-sela mendampingi delegasi The 1st Asia Bonn Challenge High Level Roundtable Meeting ke Sepucuk.

"Ada pihak yang siap membantu menambah pengembangan kawasan 1.000 hektare," katanya, Selasa, 9 Mei 2017. Alex mengakui upaya revegetasi pada lahan gambut di Sumatera Selatan bekas terbakar tidak segampang melakukan penanaman kembali di lahan mineral. Dibutuhkan dana Rp 15 juta setiap hektare bila ingin melakukan revegetasi pada tahun pertama. "Itu belum termasuk biaya tenaga kerjanya," ucap Alex.

Baca juga:
Satu Juta Hektare Hutan di Sumatera Selatan Rusak

Sementara itu, Bastoni, ketua tim peneliti gambut dari Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Palembang, mengatakan pihaknya melakukan riset restorasi sejak 20 tahun lalu. Riset dilakukan dengan pembangunan kebun plasma nutfah dan demonstrasi plot restorasi hutan rawa gambut di Sepucuk seluas 20 hektare. "Hasilnya, kami berhasil mengkoleksi 25 jenis pohon lokal khas Sumatera," ujarnya.

Saat ini, area kawasan Kelurahan Kedaton, Kecamatan Kayu Agung, Kabupaten Ogan Komering Ilir, ini telah ditumbuhi jenis pohon yang sulit tumbuh secara alami, seperti ramin, jelutung rawa, punak, perupuk, meranti, medang kelir, beriang, dan gelam. Pemilihan jenis tanaman tersebut didasarkan pada pertimbangan khusus. Ramin dan jeluntung, misalnya, saat ini sudah masuk ke dalam daftar pohon dilindungi.

Baca pula:
Kemarau Diprediksi Panjang, Sumatera Selatan Cegah Kebakaran

Hari ini, Delegasi The 1st Asia Bonn Challenge High Level Roundtable Meeting dari berbagai negara di Asia-Pasifik mengunjungi Desa Sepucuk, Ogan Komering Ilir. Lahan bekas terbakar pada beberapa tahun lalu itu kini kembali ditumbuhi berbagai pohon langkah secara alami dan melalui program penanaman kembali. Tabroni, Kepala BP2LHK Palembang, mengatakan delegasi akan menanam pohon jenis ramin sebanyak 40 batang dan jelutung 20 batang.

"Juga akan ditanam jenis belangeran dan perupuk," tutur Alex Noerdin. Menurut dia, belangeran disiapkan sebanyak 25 batang dan perupuk 15. Sebelum melakukan penanaman, para delegasi akan mendapatkan penjelasan secara detail tentang pemanfaatan lahan seluas lebih dari 20 hektare di Sumatera Selatan tersebut dari BP2LHK pusat. Saat ini, lahan yang terdiri atas gambut dangkal dan dalam itu sudah ditumbuhi 25 jenis tanaman langkah serta dilindungi, seperti ramin, jelutung, dan gelam.

PARLIZA HENDRAWAN

Infografis Terkait: 2 Tahun Setelah Amuk Lahan Gambut

Berita terkait

Mendagri Tito Karnavian Apresiasi Program Abdulrauf Damenta, Revitalisasi Kambang Iwak Hingga Destinasi Heritage Kota Palembang

3 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Apresiasi Program Abdulrauf Damenta, Revitalisasi Kambang Iwak Hingga Destinasi Heritage Kota Palembang

Kota Palembang membutuhkan hiburan dan tempat olahraga, sehingga Kambang Iwak bisa dijadikan tempat interaksi dan olahraga.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno Dorong Kota Palembang Jadi Kota Kreatif untuk Sokong Kemajuan UMKM

49 hari lalu

Sandiaga Uno Dorong Kota Palembang Jadi Kota Kreatif untuk Sokong Kemajuan UMKM

Kota kreatif merupakan salah satu terobosan yang akan dilakukan Kemenparekraf bekerja sama dengan Pemerintah Kota Palembang.

Baca Selengkapnya

Pameran Foto Ghompok Kolektif : Dari Kelas Foto Menjadi Ruang Visual Storytelling

3 September 2024

Pameran Foto Ghompok Kolektif : Dari Kelas Foto Menjadi Ruang Visual Storytelling

Pameran foto ini sebagai apresiasi dari sebuah karya yang dibuat selama proses belajar selama mengenai fotografi dan visual storytelling.

Baca Selengkapnya

Diduga Jadi Korban Malpraktik, Gadis 13 Tahun Mengalami Kebutaan

19 Agustus 2024

Diduga Jadi Korban Malpraktik, Gadis 13 Tahun Mengalami Kebutaan

Kepolisian Daerah Sumatera Selatan menelusuri dugaan malpraktik yang melibatkan seorang bidan di Kota Palembang.

Baca Selengkapnya

Pemprov Sumsel dan Kilang Pertamina Plaju Bangun Taman Rawa Pertama di Indonesia

3 Juli 2024

Pemprov Sumsel dan Kilang Pertamina Plaju Bangun Taman Rawa Pertama di Indonesia

Taman Kehati diharapkan bisa menjadi wahana pelestarian sumberdaya alam hayati, konservasi hayati, tempat kegiatan penelitian serta rekreasi.

Baca Selengkapnya

5 Daftar Makanan Khas Kota Palembang yang Wajib Dicoba

19 Juni 2024

5 Daftar Makanan Khas Kota Palembang yang Wajib Dicoba

Makanan khas Kota Palembang di antaranya pempek, tekwan, tempoyak, model, dan mie celor.

Baca Selengkapnya

Berusia Jauh Melewati 1 Milenium, Ini 5 Destinasi Wisata Favorit Kota Palembang

19 Juni 2024

Berusia Jauh Melewati 1 Milenium, Ini 5 Destinasi Wisata Favorit Kota Palembang

5 destinasi wisata favorit Kota Palembang yaitu jembatan ampera, benteng kuto besak, masjid agung Palembang, kampung kapitan, dan taman purbakala kerajaan sriwijaya.

Baca Selengkapnya

Disnaker Kota Palembang Gelar Bursa Lowongan Kerja Khusus HUT Palembang, Ini Daftar Perusahaannya

19 Juni 2024

Disnaker Kota Palembang Gelar Bursa Lowongan Kerja Khusus HUT Palembang, Ini Daftar Perusahaannya

Job Fair akan dibuka untuk umum dengan 2.000 lowongan kerja dari 40 perusahaan.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Berdirinya Kota Palembang yang Genap 1337 Tahun Hari Ini

17 Juni 2024

Kilas Balik Berdirinya Kota Palembang yang Genap 1337 Tahun Hari Ini

Kota Palembang kini berusia 1337 tahun. Dahulu, kota ini memiliki jaringan komoditas berfrekuensi tinggi yang menjadikannya ibu kota Kerajaan Sriwijaya

Baca Selengkapnya

Triwulan Pertama 2024, Penumpang LRT Palembang Tembus 740 Ribu

30 Maret 2024

Triwulan Pertama 2024, Penumpang LRT Palembang Tembus 740 Ribu

Hingga 10 Maret, LRT Palembang telah mengangkut 740.041 penumpang.

Baca Selengkapnya