Tanggapan Jokowi Soal Ormas yang Dianggap Penentang Pancasila

Reporter

Jumat, 5 Mei 2017 18:42 WIB

Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan) berbincang dengan Menkopolhukam Wiranto (tengah) sebelum memimpin rapat terbatas tentang Persiapan Penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-World Bank 2018 di Kantor Presiden, Jakarta, 3 Mei 2017. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan organisasi massa (ormas) yang menentang ideologi Pancasila dan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) harus ditindak. Jokowi meminta Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto bertindak tegas bila ada ormas yang mengganggu keamanan.

"Kalau dirasa sudah mengganggu, itu yang saya kira dilakukan sesuatu oleh Menko Polhukam," kata Jokowi di Jakarta, Jumat, 5 Mei 2017. Kepala Negara tidak melarang bila ada kelompok yang ingin menyuarakan pendapatnya. Indonesia yang menganut demokrasi, kata Jokowi, memberikan peluang untuk menyuarakan pendapat.

Baca: Bachtiar Nasir Ajak Massa Aksi 505 Bisa Terima Hasil Sidang Ahok

Jokowi mengingatkan ada aturan yang harus ditaati dan semua pihak tidak mengganggu ketertiban. "Jangan sampai energi kita ini habis untuk urusan-urusan yang tidak produktif," ucapnya.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyatakan ormas di Indonesia harus mengakui Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Bila tidak mengakui, pemerintah berhak membubarkan. "Pemerintah bisa mencabut terdaftarnya ormas itu bila tidak mengakui keduanya," ucapnya.

Pernyataan Tjahjo mengacu pada ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang getol mengusung isu tentang negara khilafah. Isu seputar HTI yang berseberangan dengan ideologi Pancasila sudah bergulir cukup lama.

Simak: Dianggap Meresahkan, Setara Dukung Kapolri Bubarkan Hizbut Tahrir

Namun, beberapa waktu lalu juru bicara HTI, Ismail Yusanto, berujar organisasinya tidak anti Pancasila dan tidak menentang NKRI. Menurut Ismail, HTI berjuang menyelamatkan Indonesia dari paham neoliberalisme dan neoimperialisme. HTI khawatir karena kedua ideologi itu mengancam Indonesia dari berbagai aspek, mulai dari politik, ekonomi, hingga budaya.

ADITYA BUDIMAN | GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

38 menit lalu

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?

Baca Selengkapnya

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

15 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

18 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

22 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

1 hari lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

1 hari lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

1 hari lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

1 hari lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

1 hari lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

1 hari lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya