Anggota Wantimpres Subagyo HS Damaikan Koflik Keraton Surakarta

Reporter

Sabtu, 25 Maret 2017 20:30 WIB

Anggota Wantimpres, Subagyo HS. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Solo-Pemerintah berharap konflik internal di Keraton Kasunanan Surakarta selesai sebelum berlangsungnya upacara adat Tingalan Dalem pada April 2017.

Untuk menyelesaikan kemelut yang berkepanjangan itu anggota Dewan Pertimbangan Presiden Jenderal (Purnawirawan) Subagyo Hadi Siswoyo menggelar pertemuan pertutup dengan perwakilan Keraton Surakarta di Rumah Dinas Wali Kota Surakarta, Sabtu 25 Maret 2017. Mereka membicarakan langkah-langkah yang akan diambil untuk menata ulang bekas peninggalan Mataram Islam itu.

Baca: SBY Bentuk Tim Penyelesaian Konflik Kraton Solo

Usai pertemuan, Subagyo menjelaskan bahwa pemerintah siap memberikan fasilitas untuk tercapainya perdamaian di internal keraton. "Baik menjelang acara Tingalan Jumenengan hingga masa-masa mendatang," kata dia.

Menurut mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu pemerintah memiliki kepentingan terhadap terciptanya perdamaian di Keraton Surakarta. "Keraton itu termasuk sebuah cagar budaya. Pemerintah wajib untuk ikut menjaga kelestarian peninggalan kebudayaan," kata dia.

Dalam proses penyelesaian konflik, kata Subagyo, pemerintah tidak akan ikut campur terlalu dalam. Meski demikian, pemerintah siap memberikan fasilitas untuk penyelesaian konflik tersebut. "Ini sebenarnya masalah keluarga," katanya.

Simak: Konflik Keraton Solo, Raja dan Wakilnya Tampil di Sriwedari

Menurut Subagyo, Presiden Joko Widodo memberi perhatian yang besar terhadap kelestarian cagar budaya di Keraton Surakarta. "Perhatian ini diberikan sejak beliau menjadi Wali Kota Surakarta," katanya.

Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo menegaskan pemerintah tidak memiliki kepentingan dengan konflik di internal keraton. "Perhatian utama kami hanyalah kelangsungan pemeliharaan cagar budaya," katanya.

Hadi menuturkan upaya pemerintah dalam mendorong penyelesaian konflik Keraton Surakarta telah berlangsung sejak lama. Hanya saja, hingga saat ini upaya tersebut belum membuahkan hasil yang memuaskan.

Lihat: Paku Buwana XIII Digugat Anak dan Keponakannya Rp 2,1 Miliar

Perwakilan Keraton Surakarta yang hadir dalam pertemuan itu, GPH Benowo, enggan memberikan keterangan. Dia langsung meninggalkan rumah dinas wali kota begitu pertemuan usai. Saat dihubungi, telepon selulernya juga tidak aktif.

Konflik di Keraton Kasunanan meletup sejak Paku Buwana XII wafat tanpa menunjuk permaisuri maupun putra mahkota pada 2004. Dua anaknya, Hangabehi dan Tedjowulan, sama-sama mengklaim sebagai penerus Paku Buwana XII dan bergelar sebagai Paku Buwana XIII.

Keluarga dan kerabat keraton terpecah menjadi dua kubu. Hangabehi bertahta di dalam keraton, sedangkan Tedjowulan memilih bertahta di daerah Badran, Kotabarat.

Belakangan, raja kembar itu rujuk setelah Tedjowulan akhirnya melepas gelarnya dan mengakui Hangabehi sebagai Paku Buwana XIII. Namun, kelompok pendukung Hangabehi menolak rekonsiliasi itu. Beberapa tahun belakangan, kelompok yang menamakan diri sebagai Dewan adat itu justru sering berkonflik dengan Hangabehi maupun Tedjowulan.

AHMAD RAFIQ

Berita terkait

Studi Peminum Ciu di Surakarta, Mayoritas Islam Abangan

49 hari lalu

Studi Peminum Ciu di Surakarta, Mayoritas Islam Abangan

Pemilik pabrik ciu di Surakarta bahkan didapati sudah menjalani ibadah Haji.

Baca Selengkapnya

Gelar Muscab 2023, HDCI Surakarta Komitmen Ikut Promosikan Pariwisata Daerah

21 Oktober 2023

Gelar Muscab 2023, HDCI Surakarta Komitmen Ikut Promosikan Pariwisata Daerah

Promosi pariwisata daerah disebut menjadi bagian tak terpisahkan dari program touring HDCI Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya

Terjadi sejak 2004, Begini Awal Sejarah Konflik Keraton Surakarta

27 Desember 2022

Terjadi sejak 2004, Begini Awal Sejarah Konflik Keraton Surakarta

Sejarah awal konflik internal Keraton Surakarta akibat perebutan tahta raja antara Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Hangabehi dan KGPH Tedjowulan sepeninggal Raja Paku Buwono XII pada 12 Juni 2004.

Baca Selengkapnya

Polisi Pastikan Tak Ada Anggotanya yang Lakukan Penodongan Saat Keributan di Keraton Surakarta

25 Desember 2022

Polisi Pastikan Tak Ada Anggotanya yang Lakukan Penodongan Saat Keributan di Keraton Surakarta

Kapolresta Solo membantah kabar adanya penodongan senjata oleh anggota Polri dalam peristiwa keributan yang terjadi di Keraton Surakarta.

Baca Selengkapnya

Yayasan Internet Indonesia Beri Pendidikan Digital untuk Pelajar di Surakarta

31 Mei 2022

Yayasan Internet Indonesia Beri Pendidikan Digital untuk Pelajar di Surakarta

Para pelajar yang terpilih akan diberikan materi-materi seputar IT.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi Produk Ekraf Khas Solo yang Cocok Dijadikan Oleh-Oleh

18 Mei 2022

Rekomendasi Produk Ekraf Khas Solo yang Cocok Dijadikan Oleh-Oleh

Ayo simak dahulu rekomendasi produk ekraf khas Solo yang cocok dijadikan oleh-oleh berikut ini!

Baca Selengkapnya

Cara Kota Yogyakarta Jadi Kawasan tanpa Rokok: Mau Merokok, Silakan ke Kuburan

15 Agustus 2021

Cara Kota Yogyakarta Jadi Kawasan tanpa Rokok: Mau Merokok, Silakan ke Kuburan

Simak bagaimana Kota Yogyakarta, Kota Surakarta, Denpasar, dan Sawahlunto menciptakan kawasan tanpa rokok demi menjadi kota/kabupaten layak anak.

Baca Selengkapnya

KAI akan Kembangkan Wisata Kereta Api di Solo: KA Batara Kresna dan Jaladara

23 Mei 2021

KAI akan Kembangkan Wisata Kereta Api di Solo: KA Batara Kresna dan Jaladara

PT KAI ingin membangun potensi kereta api tetapi tetap dengan memperhatikan protokol kesehatan sehingga KA bisa bertumbuh dan melayani masyarakat.

Baca Selengkapnya

Pengakuan Gusti Moeng Usai Sebelumnya Terkunci di Keraton Surakarta

14 Februari 2021

Pengakuan Gusti Moeng Usai Sebelumnya Terkunci di Keraton Surakarta

Gusti Moeng berhasil keluar pada Sabtu 13 Februari 2021 siang, pascaterkunci di dalam Keraton Surakarta sejak Kamis lalu.

Baca Selengkapnya

Kota Surakarta Mulai Operasikan Kereta Kuno Joko Kendil

16 Februari 2020

Kota Surakarta Mulai Operasikan Kereta Kuno Joko Kendil

Kereta wisata Jaladara kini punya tandem, kereta uap Joko Kendil. Keduanya bisa bergantian, untuk operasional kereta wisata di Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya