Sejumlah crane terlihat dalam proyek perluasan Kabah ketika umat Muslim yang melaksanakan ibadah haji bersiap untuk salat Maghrib di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Kamis (10/10). Jutaan umat Muslim dari seluruh penjuru dunia memadati Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji. AP/Amr Nabil
TEMPO.CO,Jakarta – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyebut pencairan santunan untuk korban kecelakaan crane di Masjidilharam, Mekah, Arab Saudi, dua tahun lalu, tinggal menunggu waktu. “Yang jelas pemerintah Saudi ingin menyalurkan secara serentak kepada semua korban dari seluruh negara di dunia,” kata Menteri Lukman seusai rapat koordinasi tingkat menteri di Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jakarta Pusat, Rabu, 22 Maret 2017.
Menurut Lukman, penyaluran santunan itu terhambat persoalan kelengkapan data yang dikumpulkan oleh pemerintah Saudi. “Masih ada beberapa negara yang datanya tidak kunjung lengkap.” Data tak lengkap itu mengenai korban, ahli waris dari korban, dan yang berhak menerima santunan.
Kecelakaan crane itu terjadi pada September 2015. Sedikitnya 107 anggota jemaah haji tewas dan lebih dari 200 orang terluka. Jemaah tertimpa crane saat sedang berkumpul di Masjidilharam. Tujuh orang dari Indonesia tewas dalam insiden itu.
Pascainsiden itu, Raja Salman bin Abdulaziz memerintahkan pembayaran kompensasi untuk keluarga korban sebesar 1 juta riyal atau Rp 3,6 miliar. Raja Salman juga memerintahkan pembayaran sebesar 500 ribu riyal atau setara Rp 1,8 miliar bagi korban yang terluka. Namun, hingga dua tahun berlalu, kompensasi belum juga diserahkan.
Pendataan korban asal Indonesia, ujar Menteri, sudah lengkap sejak beberapa bulan lalu. Namun Indonesia harus menunggu Arab Saudi yang tengah melengkapi data korban sebelum memberi santunan serentak. “Kita diminta bersabar, karena pada saatnya akan ada pencarian.”
Tebarkan Nilai Kemanusiaan, Menteri Agama Resmikan Institute for Humanitarian Islam
10 jam lalu
Tebarkan Nilai Kemanusiaan, Menteri Agama Resmikan Institute for Humanitarian Islam
Menteri Agama, Nasaruddin Umar didampingi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Yahya Cholil Staquf meresmikan Institute for Humanitarian Islam, di Hotel JW Marriot, Jakarta Selatan, pada Senin, 4 November 2024.