Terima Gelar Doktor Honoris Causa Perdamaian, Kalla Bicara Ketimpangan Ekonomi

Reporter

Rabu, 22 Maret 2017 11:41 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla tiba di Thailand untuk menerima gelar Doktor Honoris Causa, 21 Maret 2017. TEMPO/Istman

TEMPO.CO, Bangkok - Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla menerima gelar doktor honoris cause untuk kesembilan kalinya pada Rabu, 22 Maret 2017. Menurut pemberi gelar, Rajamangala University of Technology Isan, salah satu pertimbangan pemberian gelar kepada Kalla adalah jasanya dalam menyelesaikan konflik di beberapa daerah.

"Ya, itu tandanya upaya kami (dalam menjaga perdamaian) dihargai," ucap Kalla menanggapi pemberian gelar kepadanya.

Baca juga:
Wapres Kalla Terima Doktor Honoris Causa dari Putri Thailand

Kalla berujar, ada yang khas dari kebanyakan konflik di Indonesia. Menurut ia, kebanyakan konflik di Indonesia dipicu oleh dua hal, yaitu ketimpangan ekonomi dan politik.

Menurut dia, ketimpangan ekonomi di Indonesia masih kerap menimbulkan konflik karena adanya jarak besar antara yang miskin dan yang kaya. Jarak yang besar dalam hal finansial menimbulkan keirian, yang akhirnya memicu konflik.

Baca pula:
Terima Gelar di Thailand, JK Miliki 8 Gelar Doktor Honoris Causa

Sementara itu, ketimpangan politik kerap menimbulkan konflik karena kebanyakan orang masih menganut paham yang kuat yang berkuasa. Ketika ada seseorang atau kelompok tertentu yang merasa superior atas pihak lain, mereka yang dipaksa tunduk umumnya akan melawan.

"Ketimpangan politik tersebut tidak pas dengan budaya kita. Sebagai bangsa Asia, apa yang harus kita gunakan adalah pendekatan toleransi dan hormat satu sama lain," tutur Kalla.

Silakan baca:
Universitas Thailand Beri Julukan Peacemaker Kepada JK

Kalla mengakui bukan perkara gampang menyelesaikan dua ketimpangan tersebut. Apalagi, di Indonesia, dua ketimpangan itu berpotensi mendapat tambahan unsur ras dan agama yang sensitif. Meski begitu, tidak berarti tak ada cara sama sekali.

Kepada hadirin, Kalla mengatakan ada banyak pendekatan atau cara yang bisa diambil. Salah satunya mengoptimalkan peran ASEAN Economic Community sebagai platform kolaborasi antara pengusaha dan pemerintah untuk mencari solusi memecahkan ketimpangan ekonomi.

"ASEAN menawarkan kesempatan yang bisa ditransformasikan menjadi kesejahteraan yang lebih merata," ucapnya.

Kalla pun menegaskan ketimpangan ekonomi merupakan isu besar pada era ini. Karena itu, pemerintah Indonesia menjadikan hal tersebut sebagai salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian lebih. "Ketimpangan ekonomi dan politik berdampak pada upaya mewujudkan keadilan dan kesejahteraan yang merata. Bahkan itu bisa mengancam keberadaan Indonesia sendiri," tuturnya.

ISTMAN M.P.

Simak:
10 Kode dan Sandi dalam Kasus-kasus Korupsi




Berita terkait

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

6 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

6 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

7 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

9 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

10 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Imbas Perang Iran-Israel terhadap Ekonomi Indonesia

14 hari lalu

Imbas Perang Iran-Israel terhadap Ekonomi Indonesia

Serangan balasan Iran terhadap Israel meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah. Ketegangan ini menambah beban baru bagi ekonomi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

21 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

21 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

21 hari lalu

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

Anies Baswedan bersamuh dengan Jusuf Kalla pada hari pertama Lebaran. Mengaku tak bicara soal politik.

Baca Selengkapnya

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

22 hari lalu

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya