Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi. ANTARA/Widodo S. Jusuf
TEMPO.CO, Kuta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menegaskan, pihak-pihak yang diketahui mencoba melakukan kecurangan dengan membocorkan soal ujian harus ditindak.
"(Diberi) sanksi, pokoknya siapa pun yang melakukan penyimpangan atau kecurangan dalam USBN dan ujian nasional," ucapnya di Kuta, Bali, Selasa, 21 Maret 2017.
Menteri Muhadjir mengatakan pihaknya sedang melacak informasi ihwal kebocoran soal USBN (ujian sekolah berstandar nasional). "USBN baru pertama masih banyak kelemahan. Ini sedang kami cermati, apa betul bocor atau hoax. Kalau ini betul-betul bocor, sebetulnya mudah sekali melacak, karena ini soal (USBN) tidak berskala nasional," ujarnya.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan memberikan sanksi kepada sekolah yang terbukti sengaja membocorkan soal USBN. Kebocoran soal ujian dalam USBN jenjang sekolah menengah atas dikabarkan telah terjadi di Kudus, Jawa Tengah. Bocoran itu dalam bentuk dokumen digital yang tersebar melalui aplikasi pesan instan WhatsApp.
Ada juga dugaan soal USBN di Jakarta telah beredar melalui Google Drive. Muhadjir tidak menampik kemungkinan tersebut. "Itu sangat mungkin. Ini enggak ada pengamanan, hanya bergantung pada integritas sekolah," tuturnya. "Kalau sekolah memang tidak punya iktikad baik, ya mudah sekali bocor."
Menurut Muhadjir, USBN juga untuk menguji para guru dan sekolah sebagai tonggak pendidikan. "Ini akan kami cek menjadi parameter tentang bagaimana ujian sekolah dilaksanakan untuk tahun-tahun yang akan datang. Sekarang dengan adanya USBN lebih tersistem dan terkontrol. Ini baru ketahuan kan, bisa dideteksi pola penyimpangan dan kecurangannya dan akan kami atasi secara bertahap," katanya.
Ketua Tim Pengelola Tambang Muhammadiyah, Muhadjir Effendy enggan menjawab saat ditanyai perkembangan persiapan pengelolaan tambang milik persyarikatan