Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, usai melakukan pelaporan terkait aset milik pemerintah Kota Surabaya, di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin 20 Maret 2017. TEMPO/GRANDY AJI
TEMPO.CO, Jakarta- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta bantuan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) buat mengawasi sidang putusan kasus penggelapan dan penipuan pedagang Pasar Turi. "Kasus itu bakal diputuskan besok. Putusannya ini sudah ditunda tiga kali," kata Risma di Gedung KPK Merah Putih, Jakarta, Senin, 20 Maret 2017.
Risma menuturkan sengaja meminta KPK secara langsung mengawasi putusan kasus tersebut. Dia berujar datang sendiri ke KPK untuk meminta bantuan. Biasanya, kata Risma, dia cukup berkirim surat. "Saya tidak mau kirim pos lagi. Saya mau ngantar," ujar dia.
Tak hanya meminta bantuan KPK, Risma juga meminta Komisi Yudisial dan Badan Pengawas Pemantau Persidangan kasus Pasar Turi turun ke lapangan menyaksikan sidangnya.
Kasus itu berawal pada 2015 saat pedagang Pasar Turi melaporkan pengelola Pasar Turi atas pelanggaran Pasal 374 KUHP tentang penggelapan dan 378 KUHP tentang penipuan. Pengelola dituding menarik uang secara ilegal dari pedagang di luar harga stand.
Kepolisian Daerah Jawa Timur telah menetapkan Direktur Utama PT Gala Bumi Perkasa Henry J. Gunawan, selaku investor pembangunan Pasar Turi pascakebakaran, sebagai tersangka atas kasus tersebut pada Februari 2016.
Pertengahan 2016, Mabes Polri mengambilalih kasus tersebut. Hasil gelar perkara di Mabes Polri, tidak ada unsur pidana dalam kasus tersebut, dan hanya ditemukan unsur perkara perdata.
Selain berseteru hukum dengan pedagang, pengelola Pasar Turi juga tengah berseteru hukum dengan Pemerintah Kota Surabaya. Bahkan perusahaan tersebut sempat melaporkan Risma ke Polda Jawa Timur hingga dikeluarkanlah Surat Perintah Dimulainya Penyidikan (SPDP).
Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris
18 hari lalu
Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris
Lebaran di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Paris tahun ini dihadiri sedikitnya 150 orang Diaspora dan Warga Bangsa yang kuliah maupun bekerja dan tinggal di sekitaran Perancis.