KPK Minta Mahasiswa dan Masyarakat Ikut Kawal Kasus E-KTP  

Reporter

Editor

Abdul Malik

Jumat, 10 Maret 2017 04:05 WIB

Puluhan perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa se Jabodetabek berunjuk rasa di depan KPK menuntut penuntasan kasus E-KTP, 9 Maret 2017. Tempo/Danang F

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo meminta para mahasiswa dan publik mengawal penuntasan kasus mega korupsi pengadaan kartu tanda penduduk berbasis elektronik (e-KTP). Ia menuturkan, pihaknya berkomitmen mengusut korupsi pengadaan e-KTP ini hingga tuntas.

“Agenda kami tetap akan memperjuangkan dan tolong kami dikawal. Ini seperti lari maraton, dan kami harus menyelesaikan lari maraton ini,” kata Agus di kantornya, Kamis, 9 Maret 2017.

Selain itu, Agus meminta dukungan dari publik agar bisa menyelesaikan kasus-kasus korupsi di Indonesia.

Baca: Nama-nama Besar dalam Suap E-KTP, Ada Gamawan dan Yasonna Laoly

Sejumlah pertanyaan lalu muncul apakah KPK akan mendapat serangan ketika nama-nama disebut terang-terangan saat sidang dakwaan kasus e-KTP. Termasuk aliran dana ke nama-nama tersebut dari proyek senilai Rp 5,9 triliun itu. Agus pun mempersilakan apabila ada pihak yang ingin membantah atau menyerang. Ia menuturkan, pembuktian akan ada di pengadilan. “Untuk aliran dana, perlu pembuktian di pengadilan.”

Agus menuturkan, pihaknya meminta publik menunggu perkembangan kasus e-KTP melalui persidangan dan pengakuan terdakwa. Ia pun berharap terdakwa, yakni dua mantan pejabat Kementerian Dalam Negeri Irman dan Sugiharto, bisa segera mengungkap secara terbuka siapa saja yang terlibat dan aliran dana yang ada. Sebab, keduanya sudah mengajukan sebagai justice collaborator.

Pada Kamis, 9 Maret 2017, puluhan mahasiswa perwakilan dari Badan Eksekutif Mahasiswa di beberapa kampus di Jabodetabek menggelar unjuk rasa. Mereka ditemui langsung oleh Agus Rahardjo dan dua wakilnya, Saut Situmorang dan Laode Muhammad Syarif. Dalam unjuk rasanya, para mahasiswa menuntut pengusutan kasus e-KTP dilakukan KPK hingga tuntas. Selain itu, mereka ingin KPK menyelesaikan kasus-kasus korupsi masa lalu.

Baca: Kasus Korupsi E-KTP, KPK Didesak Usut Setya Novanto

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia Muhammad Syaeful Mujab menilai, saat ini tengah ada upaya pelemahan KPK dengan mengusung rencana revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2012. Ia menduga ada upaya pelemahan ketika KPK ingin mengusut tuntas kasus e-KTP.

Namun, Syaeful menuturkan, para mahasiswa siap mendukung langkah KPK. Mereka yang berunjuk rasa pun sepakat menolak segala bentuk upaya pelemahan KPK. Ia pun mengaku tak akan berhenti hanya dengan berunjuk rasa. “Tindak lanjut kami ingin terus mengawal, untuk save KPK,” katanya.

DANANG FIRMANTO

Berita terkait

KPK Terima Konfirmasi Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Bakal Hadiri Pemeriksaan Hari Ini

18 menit lalu

KPK Terima Konfirmasi Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Bakal Hadiri Pemeriksaan Hari Ini

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sudah 2 kali mangkir dalam pemeriksaan KPK sebelumnya dan tengah mengajukan praperadilan.

Baca Selengkapnya

Kasus Suap Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba, KPK Tetapkan 2 Tersangka Baru

4 jam lalu

Kasus Suap Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba, KPK Tetapkan 2 Tersangka Baru

KPK menangkap Abdul Gani Kasuba beserta 17 orang lainnya dalam operasi tangkap tangan atau OTT di Malut dan Jakarta Selatan pada 18 Desember 2023.

Baca Selengkapnya

Babak Baru Konflik KPK

8 jam lalu

Babak Baru Konflik KPK

Dewan Pengawas KPK menduga Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron melanggar etik karena membantu mutasi kerabatnya di Kementerian Pertanian.

Baca Selengkapnya

KPK Panggil Plh Kadishub Asep Koswara sebagai Saksi Kasus Suap Bandung Smart City

9 jam lalu

KPK Panggil Plh Kadishub Asep Koswara sebagai Saksi Kasus Suap Bandung Smart City

KPK telah menetapkan bekas Wali Kota Bandung Yana Mulyana dan bekas Sekda Bandung Ema Sumarna sebagai tersangka kasus suap proyek Bandung Smart City.

Baca Selengkapnya

Mantan Pimpinan KPK Menilai Nurul Ghufron Layak Diberhentikan, Dianggap Insubordinasi Melawan Dewas KPK

9 jam lalu

Mantan Pimpinan KPK Menilai Nurul Ghufron Layak Diberhentikan, Dianggap Insubordinasi Melawan Dewas KPK

Mantan pimpinan KPK Bambang Widjojanto menganggap Nurul Ghufron tak penuhi syarat lagi sebagai pimpinan KPK. Insubordinasi melawan Dewas KPK.

Baca Selengkapnya

Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor di PN Jaksel Ditunda, KPK Tak Hadiri Sidang

11 jam lalu

Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor di PN Jaksel Ditunda, KPK Tak Hadiri Sidang

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor mengajukan praperadilan ke PN Jakarta selatan. Dua kali mangkir dari pemeriksaan KPK.

Baca Selengkapnya

Dua Kali Mangkir dari Pemeriksaan KPK, Gus Muhdlor Jalani Sidang Praperadilan di PN Jaksel Hari Ini

13 jam lalu

Dua Kali Mangkir dari Pemeriksaan KPK, Gus Muhdlor Jalani Sidang Praperadilan di PN Jaksel Hari Ini

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menggelar sidang perdana praperadilan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali atau Gus Muhdlor, Senin, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sudah Dua Kali Mangkir, KPK: Penyidik Bisa Menangkap Kapan Saja

18 jam lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sudah Dua Kali Mangkir, KPK: Penyidik Bisa Menangkap Kapan Saja

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengatakan jemput paksa terhadap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor tak perlu harus menunggu pemanggilan ketiga.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

2 hari lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

2 hari lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya