Tersangkut Kasus Korupsi, Proyek E-KTP Juga Hadapi Kendala Teknis

Reporter

Editor

Abdul Malik

Jumat, 10 Maret 2017 01:34 WIB

Plt Ketua KPU Hadar Nafiz Gumay menyaksikan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, mencoba alat sistem biometrik E-KTP berfungsi sebagai sistem pengendalian keamanan paling tinggi terhadap pemalsuan, penggandaan, biodata penduduk, seusai penyerahan Daftar Penduduk Pemilih Potensial Pemilihan (DP4) dan daftar Agregat Kependudukan per Kecamatan (DAK2) dari Kemendagri kepada KPU, di Gedung Komisi Pemilihan Umum Jakarta, 14 Juli 2016. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menjelaskan ada beberapa tantangan sehingga proyek kartu tanda penduduk berbasis elektronik (e-KTP) belum selesai. Selain kasus hukum yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), ada tantangan teknis. “Misalnya permasalahan sistem geometris,” katanya melalui sambungan telepon dalam acara Diskusi Ruang Tengah Tempo, Kamis, 9 Maret 2017.

Tjahjo mengatakan sistem geometris kadang berjalan dengan baik, kadang tidak. Server-nya juga kadang kelebihan beban. Meneruskan data dari hasil perekaman ke server pusat kadang-kadang menjadi kendala. “Secara prinsip kami harus menyampaikan mohon maaf bahwa proses ini kami sedang perbaiki,” ujarnya.

Baca: Bertemu Jokowi, Menteri Tjahjo Lapor Layanan E-KTP Tetap Berjalan

Selain itu, Kementerian Dalam Negeri kembali membuka lelang proyek e-KTP karena sejak November 2016 pemenang tender sudah tidak lagi melakukan perawatan terhadap sistem geometris e-KTP. Padahal pelayanan perekaman dari daerah terus jalan. Data dikirim ke pusat juga kadang terhambat, kadang tidak.

“Mudah-mudahan di awal Maret ini tender yang kami buka kedua kalinya bisa menghasilkan pemenang untuk memperbaiki, termasuk pencetakan blangko KTP yang ada,” ujar Tjahjo.

Meski menemui berbagai tantangan, proyek pengadaan e-KTP sudah mencapai 96,1 persen. Tersisa 3,9 persen yang belum melakukan perekaman. Selama 2 tahun, kata Tjahjo, sudah hampir 178 juta penduduk yang merekam datanya dari jumlah 257 juta. Masih ada sekitar 79 juta jiwa yang belum merekam, termasuk yang sudah merekam tapi belum bisa menerima e-KTP-nya.

Tjahjo juga menjelaskan tentang akta kelahiran yang sampai Desember 2016 sudah 74,29 persen masyarakat yang mempunyai akta kelahiran. “Mudah-mudahan di akhir 2017 semua penduduk Indonesia mempunyai akta kelahiran. Termasuk KTP anak sudah mencapai 61 persen lebih di 2 tahun ini.”

Baca: KPK Yakin Punya Bukti Kuat dalam Kasus Korupsi E-KTP

Tjahjo berharap bulan ini tender e-KTP bisa disepakati. “Tender lama pada Desember lalu terpaksa saya batalkan karena tidak clean and clear,” ujarnya. “Kami ingin benar-benar bersih dan sesuai dengan standar. Bukan karena masalah hukum, tapi karena nilai anggarannya cukup besar.”

Sekarang, kata Tjahjo, banyak pihak yang menawarkan sistemnya. Misalnya ada yang menawarkan model Inavis yang dimiliki Mabes Polri. Menurut Tjahjo, model ini cukup bagus. “Apakah bisa diadopsi atau tidak, nanti dilihat sesuai dengan kebutuhan,” katanya.

Tjahjo berharap e-KTP nanti dijangkau semua lembaga swasta dan pemerintah untuk semua hal. Sehingga Kementerian Dalam Negeri juga harus menyajikan data yang sangat akurat. Misalnya, e-KTP digunakan menyangkut pajak, asuransi, perbankan, dan semua kartu yang ada. “Saya akan menata ini dengan baik,” katanya.

REZKI ALVIONITASARI

Video Terkait:

Berita terkait

Pendaftaran IPDN Dibuka, Apa Saja Syarat dan Berkas Administrasinya?

8 hari lalu

Pendaftaran IPDN Dibuka, Apa Saja Syarat dan Berkas Administrasinya?

Institut Pemerintahan Dalam Negeri atau IPDN merupakan salah satu perguruan tinggi kedinasan yang banyak diminati selain STAN.

Baca Selengkapnya

Dukcapil DKI Jakarta Akan Nonaktifkan 92. 493 NIK Warga, Begini Cara Cek Status NIK Anda

11 hari lalu

Dukcapil DKI Jakarta Akan Nonaktifkan 92. 493 NIK Warga, Begini Cara Cek Status NIK Anda

Kepala Dinas Dukcapil DKI Jakarta mengajukan penonaktifan terhadap 92.493 NIK warga Jakarta ke Kemendagri pekan ini

Baca Selengkapnya

Irjen Kemendagri Minta Pemda Lakukan Operasi Pasar

49 hari lalu

Irjen Kemendagri Minta Pemda Lakukan Operasi Pasar

Tomsi Tohir berpesan kepada pemda jangan sampai hingga mendekati perayaan Idulfitri, harga komoditas, khususnya beras, belum terkendali

Baca Selengkapnya

AHY Beri Penghargaan untuk Dirjen Dukcapil

55 hari lalu

AHY Beri Penghargaan untuk Dirjen Dukcapil

Ditjen Dukcapil menyediakan database kependudukan dalam aplikasi komputerisasi kegiatan pertanahan.

Baca Selengkapnya

Mendagri Ingatkan Peran Dukcapil Sangat Penting untuk Bangsa

28 Februari 2024

Mendagri Ingatkan Peran Dukcapil Sangat Penting untuk Bangsa

Data kependudukan sangat berguna untuk membuat analisis yang detil dalam perencanaan pembangunan

Baca Selengkapnya

Pemda Diminta Koordinasi dengan Bulog Bantu Salurkan Beras SPHP

26 Februari 2024

Pemda Diminta Koordinasi dengan Bulog Bantu Salurkan Beras SPHP

Penyaluran beras SPHP dimaksimalkan sebanyak 200 ribu ton per bulan untuk periode Januari-Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Korupsi IPDN, Eks Pejabat Kemendagri Dudy Jocom Dituntut 5 Tahun

22 Februari 2024

Korupsi IPDN, Eks Pejabat Kemendagri Dudy Jocom Dituntut 5 Tahun

Dudy Jocom dituntut 5 tahun penjara dalam kasus korupsi pembangunan tiga kampus IPDN di Riau, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan

Baca Selengkapnya

Stafsus Mendagri Hoiruddin Hasibuan Dikukuhkan Jadi Guru Besar Unissula

7 Februari 2024

Stafsus Mendagri Hoiruddin Hasibuan Dikukuhkan Jadi Guru Besar Unissula

Guru besar memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas pengabdian kepada bangsa dan negara Indonesia

Baca Selengkapnya

Mahkamah Konstitusi Kabulkan Gugatan Masa Jabatan Kepala Daerah, Kuasa Hukum: Langsung Berlaku

23 Desember 2023

Mahkamah Konstitusi Kabulkan Gugatan Masa Jabatan Kepala Daerah, Kuasa Hukum: Langsung Berlaku

Mahkamah Konstitusi memutuskan kepala daerah yang terpilih pada 2018 dan dilantik pada 2019 tetap menjabat hingga 2024.

Baca Selengkapnya

Tidak Ikut RDP, DPR Anggap KPU Main-main

20 November 2023

Tidak Ikut RDP, DPR Anggap KPU Main-main

"Bisa terkesan ketidakhadiran ini, KPU tidak serius menghadapi Pemilu 2024. Ketidakseriusan itu ditampakkan pada hari ini," kata angota Komisi II DPR.

Baca Selengkapnya