Jemaah haji kloter I embarkasi Batam saat tiba di Terminal Kedatangan Khusus Haji Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, 18 September 2016. Sebanyak 443 jemaah haji yang tergabung dalam kloter I Embarkasi Batam tiba di Bandara Hang Nadim Batam dan disambut langsung oleh Gubernur Kepulauan Riau Nurdin Basirun. ANTARA/M N Kanwa
TEMPO.CO, Makassar - Jumlah kuota jemaah haji Indonesia 2017 yang bertambah berimbas pada berkurangnya waktu daftar tunggu para calon jemaah yang ingin menjalankan ibadah ke Tanah Suci. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Selatan Abdul Wahid Thahir mengungkapkan, kuota jemaah haji tahun ini bertambah dari sebanyak 7.221 orang pada 2016 menjadi 7.296 orang, termasuk 48 pendamping haji pada 2017.
"Dengan penambahan kuota ini, ada jemaah haji baru lagi yang masuk keberangkatan. Penambahan itu juga mengurangi waktu tunggu hanya berkisar delapan tahun," ucap Wahid di kantornya, Kamis, 9 Maret 2017.
Wahid menyebut pengurangan waktu antrean haji terjadi di beberapa daerah, seperti Kabupaten Sidrap, yang awalnya 43 tahun sekarang menjadi 35 tahun. Lalu di Kabupaten Bantaeng, sebelumnya 42 tahun menjadi 34 tahun, juga Kabupaten Wajo, dari 40 tahun menjadi 33 tahun. "Memang jemaah haji di Sulawesi Selatan termasuk paling banyak di Indonesia, karena banyak warga yang ingin menunaikan haji," katanya.
Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama Makassar Alimuddin Akib mengakui selalu banyak orang yang datang mendaftarkan diri pergi berhaji. Kondisi itu terutama setelah dilakukan penambahan kuota haji di Indonesia.
Misalnya, khusus di Kota Makassar, kuota haji bertambah dari 906 orang menjadi 1.132 calon haji. Data tersebut, kata Alimuddin, belum termasuk tambahan kuota yang diberikan pemerintah Arab Saudi. Namun, ia mengakui, antrean calon haji di Kota Makassar tidak sampai puluhan tahun. "Misalnya, yang mendaftar pada 2009 sudah ada yang berangkat ke Tanah Suci."