Polisi menyergap terduga pelaku teror bom di kantor Kelurahan Cicendo, Bandung, Senin, 27 Februari 2017. PRIMA MULIA
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bagian Penerangan Umum Markas Besar Kepolisian RI Komisaris Besar Martinus Sitompul mengimbau keluarga segera mengambil jenazah Yayat Cahdiyat, pelaku bom panci di Taman Pandawa, Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Bandung, Jawa Barat. Alasannya, autopsi jenazah Yayat telah rampung.
"Jenazah yang bersangkutan sekarang berada di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati," ucap Martinus di Mabes Polri, Jakarta, Rabu, 8 Maret 2017.
Martinus mengatakan autopsi dilakukan untuk mencocokkan identitas pelaku dengan jenazah dengan membandingkan data antemortem dan postmortem. "Sampai saat ini, belum ada keluarga yang datang," ucapnya. Kepolisian, ujar dia, akan terus mencari pihak keluarga Yayat.
Polisi, tutur Martinus, tak memberlakukan target waktu pengambilan jenazah. Jika dalam batas waktu tertentu tak ada keluarga yang mengambilnya, kepolisian akan memakamkan jenazah Yayat. "Kami akan makamkan sebagaimana aturan yang berlaku. Densus juga sudah berupaya mencari keluarganya," katanya.
Sebelumnya, Yayat meledakkan bom panci berdaya ledak rendah di Taman Pandawa akhir Februari lalu. Seusai peledakan, Yayat dan rekannya kabur ke arah yang berbeda. Yayat sempat bersembunyi dan membakar sejumlah dokumen di kantor Kelurahan Arjuna. Tak lama kemudian, polisi melumpuhkannya dengan menembakkan timah panas ke Yayat. Dia tewas dalam perjalanan ke rumah sakit. Sedangkan rekan Yayat belum diketahui keberadaannya hingga sekarang.
Yayat diduga menjadi bagian dari sel-sel kecil yang dibangun Bahrun Naim Anggih Tamtomo, pentolan ISIS asal Indonesia. Bahrun disinyalir telah lama membangun dan memantau keberadaan sel-selnya di Indonesia.
TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali
4 jam lalu
TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali
TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.