Banjir dan longsor, jalur utama Sumbar-Riau putus total. FOTO/Andri El Faruqi
TEMPO.CO, Padang - Dua kecamatan di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, yang terendam banjir sampai saat ini masih terisolasi. Penyebabnya terdapat beberapa titik longsor di jalur menuju lokasi. "Ada empat nagari di dua kecamatan diperkirakan masih terisolir," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat Pagar R. Negara kepada Tempo, Sabtu, 4 Maret 2017.
Data BPBD Sumatera Barat, empat nagari tersebut, yaitu Nagari Pangkalan dan Nagari Ganja Ranah di Kecamatan Pangkalan. Kemudian di Nagari Sialang dan Nagari Durian Tinggi di Kecamatan Kapur IX.
Pagar mengatakam jumlah masyarakat yang terisolasi belum bisa diperkirakan. Sebab tim belum bisa masuk ke lokasi banjir.
Kepala BPBD Limapuluh Kota Nasriyanto mengatakan air banjir sudah mulai surut. Namun lokasi banjir belum bisa ditempuh karena akses menuju ke sana tertutup material longsor di beberapa titik. "Tim masih sedang membersihkan material longsor," ujarnya.
Banjir merendam 12 nagari di tujuh kecamatan di Kabupaten Limapuluh Kota. Daerah yang terparah di Kecamatan Pangkalan dan Kapur IX. Ketinggian air mencapai empat meter.
Sehingga ribuan rumah terendam. Termasuk fasilitas umum, seperti sekolah, masjid, dan kantor Kepolisian Sektor Pangkalan.
Kemudian jalan negara yang menghubungkan Sumatera Barat dengan Riau masih putus total. Sebab ada sekitar sepuluh titik longsor di Kilometer 17 tersebut, tepatnya di Nagari Koto Alam Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Limapuluh Kota.
Wali Kota Padang, Kepala BNPB, dan Gubernur Sumbar Tanam 100 Pohon Cemara Laut
8 hari lalu
Wali Kota Padang, Kepala BNPB, dan Gubernur Sumbar Tanam 100 Pohon Cemara Laut
Peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) 2024 dimulai dengan penanaman 100 pohon cemara laut secara simbolis oleh Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto