Ryamizard: Bela Negara Cegah Demokrasi Kebablasan  

Reporter

Editor

Pruwanto

Selasa, 28 Februari 2017 14:54 WIB

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu meresmikan Pusat Diklat Bela Negara di Desa Cibodas, Rumpin, Bogor, 28 Februari 2017. AP/Yohanes Paskalis

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan pendidikan bela negara penting untuk menanamkan arti demokrasi yang sebenarnya pada masyarakat. Bela negara, menurut dia, bisa mencegah bentuk demokrasi yang kebablasan, seperti ungkapan Presiden Joko Widodo.

"Yang ikut program bela negara itu dilatih soal hukum, kebangsaan, juga soal demokrasi," ucap Ryamizard setelah meresmikan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bela Negara Kementerian Pertahanan di Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Selasa, 28 Februari 2017. "Disampaikan apa sih demokrasi yang benar itu."

Baca: Ryamizard Resmikan Pusdiklat Bela Negara, Ini Fasilitasnya


Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu menegaskan bela negara sebagai bagian dari cara pemerintah memperbaiki mental bangsa, termasuk dalam berdemokrasi. "Kami laksanakan perintah presiden," ujarnya. "Dari awal sudah disampaikan (bagaimana mengatasi) masalah revolusi mental, sosial, dan agama. Di bela negara, lengkap semua itu."

Menurut Ryamizard, pelatihan bela negara idealnya berjalan selama delapan hari. Durasi tersebut, tutur dia, terdiri atas empat hari pelatihan lapangan dan empat hari kelas. "Ada yang bilang, ini latihan perang dan wajib militer. Salah sekali itu. Ini tak muluk-muluk, asal dimengerti saja," katanya.

Simak pula: Sidang Ahok, Ini Alasan Hakim Tolak CD Rekaman dari Rizieq Syihab


Praktek demokrasi selama beberapa waktu terakhir dinilai kebablasan oleh Jokowi. "Banyak yang bertanya kepada saya, apa demokrasi kita kebablasan? Saya jawab ya," ucap Jokowi di Bogor, 22 Februari lalu.

Menurut dia, praktek berpolitik demokrasi di Indonesia berpotensi menyimpang ke paham ekstremisme, seperti liberalisme, radikalisme, sektarian, dan fundamentalisme. Penyimpangan itu, ujar dia, terwujud dalam bentuk politisasi masalah suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Hal itu bisa menjurus kepada perpecahan bangsa. "Ini ujian yang kalau bisa dilewati akan membuat kita matang dan tahan uji," tutur Jokowi.

YOHANES PASKALIS




Berita terkait

Faisal Basri Prediksi Dua Pos Anggaran yang Bakal Dialihkan untuk Program Makan Siang Gratis

2 hari lalu

Faisal Basri Prediksi Dua Pos Anggaran yang Bakal Dialihkan untuk Program Makan Siang Gratis

Ekonom senior Faisal Basri memprediksi dua sumber anggaran yang kemungkinan dapat dialihkan untuk mendanai makan siang gratis

Baca Selengkapnya

Prabowo Bantah Disebut Bakal Turunkan Kualitas Demokrasi Indonesia

3 hari lalu

Prabowo Bantah Disebut Bakal Turunkan Kualitas Demokrasi Indonesia

Prabowo menyebut, dirinya sudah mengikuti empat kali kontestasi Pemilu, namun baru kali ini dia menang.

Baca Selengkapnya

Pesawat Super Hercules Unit Terakhir Pesanan Prabowo Bakal Tiba Bulan Ini

7 hari lalu

Pesawat Super Hercules Unit Terakhir Pesanan Prabowo Bakal Tiba Bulan Ini

Pesawat Super Hercules pesanan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto akan segera tiba di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mengenali Pesawat C-130J Super Hercules yang akan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

10 hari lalu

Mengenali Pesawat C-130J Super Hercules yang akan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat C-130 J Super Hercules buatan Lockheed Martin pesanan Indonesia

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

15 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

17 hari lalu

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

Aksi Hari Buruh Internasional pada Rabu kemarin menyoroti janji reforma agraria Presiden Jokowi. Selain itu, apa lagi?

Baca Selengkapnya

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

17 hari lalu

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

Peserta aksi Hari Buruh Internasional atau May Day membakar baliho bergambar Presiden Jokowi di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakpus

Baca Selengkapnya

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

17 hari lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

18 hari lalu

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

Keberadaan partai oposisi sangat penting untuk memberikan pengawasan dan mengontrol jalannya pemerintahan. Ini pendapat dosen filsafat UGM.

Baca Selengkapnya

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

19 hari lalu

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

Isu tentang partai yang akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran kian memanas. Kenali fungsi dan peran oposisi.

Baca Selengkapnya