Kebakaran Hutan, Anak-anak jadi Kelompok Paling Rentan

Reporter

Senin, 27 Februari 2017 20:14 WIB

Sejumlah wanita dan anaknya bermain di tempat pengungsian di Dumai, Riau, (4/3). Ratusan oarang mengungsi akbibat kebakaran lahan dan hutan di daerah tersbut. Oscar Siagian/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat harus terus menerus melakukan sosialisasi kepada warga terhadap dampak negatif kabut asap akibat kebakaran hutan lahan terhadap anak-anak.

“Dari kasus-kasus kebakaran hutan dan lahan yang terjadi, sangat berdampak pada kesejahteraan anak, terutama kesehatan dan pendidikan,” kata Deputi Tumbuh Kembang Anak, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Lenny Rosalin.

Baca juga: 189 Ribu Hektare Hutan Jambi Hilang dalam 4 Tahun

Pernyataan Lenny disampaikan dalam lokakarya bertema “Analisa Kebijakan Publik atas Dampak Kebakaran Hutan Lahan terhadap Kesejahteraan Anak,” di Jakarta, Senin, 27 Februari 2017. Acara ini diadakan KPPA bersama dengan Wahana Visi Indonesia (WVI) dan UNICEF.

Menurut Lenny, anak-anak adalah golongan yang paling rentan. Pada tahun 2015, terjadi kebakaran hutan dan lahan gambut seluas 2 juta hektare di Kalimantan, Sumatera, dan Papua.

Sebaran asap akibat kebakaran tersebut menyebabkan 503.874 orang menderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan 10 korban tewas. Di sejumlah daerah, kabut asap terjadi berbulan-bulan sepanjang 2015.

Kabut asap akibat kebakaran tersebut menyebabkan terganggunya fungsi paru-paru, aritmia, pembengkakan paru, bronchitis, pneumia, dan penyakit pernafasan lainnya. Tidak hanya itu, kebakaran hutan juga mengakibatkan terhambatnya proses pembelajaran anak. Banyak sekolah di daerah bencana yang meliburkan murid-muridnya.

“Undang-Undang Nomor 4 tahun 1979 pasal 2 tentang Kesejahteraan Anak mengatakan bahwa anak berhak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar,” jelas Lenny.

Pada lokakarya itu, Lenny mengungkapkan bahwa kebanyakan warga kurang mendapat indormasi mengenai kabut asap. Walhasil masih ada yang menganggap sepele dampak kabut asap dan cenderung hal yang biasa. Para orang tua menganggap batuk akibat kabut asap yang dialami anaknya hanya perlu diobati obat batuk warung.

Oleh karena itu, Lenny menekankan bahwa adanya materi-materi mengenai dampak kabut asap sangatlah penting demi kesejahteraan anak.

Simak juga: Mulai Besok, Sumatera Selatan Siaga Darurat Asap

Salah satunya adalah dengan mensosialisasikan informasi-informasi mengenai kabut asap kepada masyarakat terutama mereka yang tinggal di lingkungan potensial kebakaran. “Aliran informasi itu penting. Harus disosialisasikan data-data tentang kebakaran hutan lahan kepada masyarakat,” tegas lenny.

Menurutnya, setiap institusi yang melibatkan anak, seperti sekolah, keluarga, bahkan kabupaten atau provinsi tempat anak itu tumbuh dan berkembang wajib mengetahui informasi dan koordinasi yang harus mereka lakukan untuk meminimalisir dampak kabut asap terhadap anak.

“Kami harus mensosialisasikan bahwa siapa harus berbuat apa. Misalnya, ibu hamil tahu mereka harus berbuat apa ketika ada kabut asap akibat kahutla”, kata Lenny.

Sosialisasi informasi kepada anak-anak secara langsung juga tidak kalah penting. Menurut hasil penelitian oleh Universitas Muhammadiyah dan UNICEF mengenai perspektif masyarakat yang terkena dampak kabut asap kebakaran hutan lahan, kurangnya kesadaran mereka terhadap dampak kabut asap disebabkan oleh penyebaran informasi yang minim dan terlalu rumit.

Lenny menyebutkan bahwa informasi harus dibuat mudah dimengerti oleh anak-anak. “Anak-anak harus dipintarkan. Harus ada informasi yang child-friendly,” katanya.

ZARA AMELIA | UWD

Berita terkait

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

10 hari lalu

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

Kasus kawin kontrak kembali mengemuka. Berikut modus-modus kawin kontrak, termasuk soal mahar jutaan rupiah.

Baca Selengkapnya

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Pelamar PPPK Guru 2023 yang Tak Lolos Seleksi Administrasi Bisa Ajukan Sanggah, Begini Caranya

16 Oktober 2023

Pelamar PPPK Guru 2023 yang Tak Lolos Seleksi Administrasi Bisa Ajukan Sanggah, Begini Caranya

PPPK 2023 yang dinyatakan tidak lolos seleksi administrasi, dapat mengajukan sanggahan.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

7 Oktober 2023

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.

Baca Selengkapnya

Kementerian: Anak Pelaku Pidana, Termasuk Perundungan di Cilacap, Berhak Dapat Pendidikan

6 Oktober 2023

Kementerian: Anak Pelaku Pidana, Termasuk Perundungan di Cilacap, Berhak Dapat Pendidikan

Anak yang berhadapan dengan hukum sebagai pelaku tindak pidana tetap berhak mendapatkan pendidikan, tak terkecuali anak yang jadi pelaku perundungan.

Baca Selengkapnya

Marak Debat Hak Perempuan dan Aborsi di Pilpres Argentina, Kementerian Perempuan Terancam Ditutup

5 Oktober 2023

Marak Debat Hak Perempuan dan Aborsi di Pilpres Argentina, Kementerian Perempuan Terancam Ditutup

Pilpres yang sedang berlangsung di Argentina menyoroti debat tentang hak perempuan dan akses aborsi.

Baca Selengkapnya

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

2 Oktober 2023

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.

Baca Selengkapnya

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

28 September 2023

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundurkan jam masuk sekolah bagi peserta didik karena dikepung asap.

Baca Selengkapnya