Gubernur Maluku Rasakan Dampak Ganda Tanwir Muhammadiyah  

Reporter

Editor

Elik Susanto

Senin, 27 Februari 2017 04:16 WIB

Gubernur Maluku Said Assagaff melepas pawai kampanye Pemilu 2014 yang berlangsung di Lapangan Merdeka, Ambon, Maluku (15/3). Pawai bersama untuk mengawali pelaksanaan tahapan kampanye tersebut diikuti para calon anggota legislatif DPR RI, DPRD Provinsi Maluku dan DPRD Kota Ambon serta calon anggota DPD RI. ANTARA/Izaac Mulyawan

TEMPO.CO, Ambon - Gubernur Maluku Said Assagaff menegaskan, Tanwir Muhammadiyah di Ambon pada 24-26 Februari 2017 memberi dampak ganda terhadap kemajuan Maluku. "Maluku memperoleh dampak strategis, terutama untuk memperkukuh silaturahmi dan ikatan keadaban sesama anak bangsa, serta menegaskan kembali pentingnya merawat Bhinneka Tunggal Ika untuk Indonesia tanpa diskriminasi, tanpa kekerasan, tanpa monopoli, serta aman dan damai," kata Said dalam penutupan Tanwir Muhammadiyah, di Ambon, Minggu, 26 Februari 2017.

Pelaksanaan Tanwir juga membuat Presiden Joko Widodo untuk kedua kalinya, dalam bulan Februari 2017, berkunjung ke Ambon setelah sebelumnya hadir pada puncak Hari Pers Nasional (HPN) 2017 pada 9 Februari 2017, serta Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk kesekian kalinya mengunjungi Ambon sebagai kampung halamannya.

Baca: Presiden Jokowi Buka Sidang Tanwir Muhammadiyah di Ambon

Kalla diangkat sebagai warga kehormatan Kota Ambon dan memiliki kartu tanda penduduk (KTP) sebagai orang Ambon. Dia juga memiliki andil sangat besar terhadap proses rekonsiliasi saat konflik Maluku, terutama dalam Perjanjian Malino II.

Sedangkan Jokowi dikukuhkan sebagai Upu Kaletia Kenalean Da Ntul Po Deyo Routnya Hnulho Maluku, atau bapak pemimpin besar yang peduli terhadap kesejahteraan hidup masyarakat adat di Maluku, oleh Majelis Latupati Maluku, bersamaan dengan pembukaan sidang Tanwir Muhammadiyah, Jumat, 24 Februari 2017.

Pertemuan tersebut juga membuat daerah-daerah yang berciri kepulauan seperti Maluku mendapat dukungan penuh dari Muhammadiyah, serta dukungan sangat positif dari Jokowi melalui sejumlah program prioritas untuk mempercepat ketertinggalan pembangunan yang pembiayaannya akan dilakukan selama tiga tahun mendatang.

Menurut Said, bagi orang Maluku, fakta kebhinekaan merupakan bagian dari identitas kebudayaan, mengingat perspektif sejarah masa lampau sebagai pulau rempah-rempah (the spices island), khususnya cengkeh, pala, dan fully.

"Sejak dahulu Maluku sudah menjadi tempat perjumpaan berbagai peradaban di dunia serta terbangun jalinan Nusantara, selain menjadi wilayah berbagai kepentingan dagang dan politik dunia, terutama Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda, dan Jepang, selain Arab, Cina, dan India. Kondisi ini menjadikan masyarakat Maluku sangat multikultural," katanya.

Maluku memiliki lebih-kurang 100 sub-suku dan sub-etnik, 117 bahasa dan dialek, serta enam agama resmi dan agama-agama suku. Selain itu terdapat fam atau marga dari negara luar, di samping puluhan bahkan ratusan marga lokal, juga yang merupakan akulturasi dengan budaya daerah lain.

Said mencontohkan, dari Sulawesi Selatan menggunakan marga Bugis atau Makassar, Sulawesi Tenggara menggunakan inisial La atau Wa, Sumatera menggunakan marga Padang, Palembang. Dari Arab ada yang memakai fam Assagaf, Al-Idrus, Basalamah, Attamimi, dan Bahsoan, dari Belanda menggunakan marga Van Afflen, Van Room, De Kock, Ramschie, dan Payer. Kemudian marga Da Costa, De Fretes, De Lima, Fareire dari Portugis dan marga Lie, Khouw dari Cina.

Akulturasi tersebut juga memunculkan berbagai khazanah seni budaya di Maluku yang merupakan perpaduan budaya lokal dengan Islam atau Arab, di antaranya Abda'u di Negeri Tulehu, Pukul Sapu di Negeri Mamala-Morela, dan tarian Sawat serta perpaduan budaya lokal dengan barat, seperti tari Katreji, musik Hawaiian, tarian Oralapei, dansa Ola-Ola, dan tarian Cakaiba.

"Walaupun berbeda, katong (kami) tetap basudara (bersaudara). Walaupun berbeda, beta (saya) tetap Maluku, merasa saling memiliki sebagaimana petuah luhur orang Maluku ale rasa beta rasa (sama-sama merasakan), potong di kuku rasa di daging, sagu salempeng dibagi dua, atau ain ni ain (satu untuk semua, semua untuk satu)," katanya.

Said berharap, Muhammadiyah bersama Nahdlatul Ulama (NU), sebagai dua organisasi Islam moderat terbesar di Indonesia, lebih giat mengembangkan Islam yang rahmatan lilalamin, yaitu Islam yang berkemajuan, toleran, egaliter, inklusif, pluralis, dan kosmopolitan, dalam rangka membangun Indonesia yang berkeadaban.

ANTARA

Berita terkait

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

4 jam lalu

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

Kolaborasi antara Baznas dengan Muhammadiyah dalam pemanfaatan dana zakat, bisa memberikan manfaat yang besar bagi kepentingan umat

Baca Selengkapnya

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

1 hari lalu

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

Darmaningtyas mengatakan tak masalah jika Mendikbud era Prabowo dari Muhammadiyah, asal tokoh tersebut berlatar belakang dunia pendidikan.

Baca Selengkapnya

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

1 hari lalu

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

Apa kata Ketum Muhammadiyah soal gugatan PDIP di PTUN?

Baca Selengkapnya

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

5 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

Reaksi PBNU, PP MUhammadiyah, Kadin Terhadap Penetapan Prabowo - Gibran Pemenang Pilpres 2024 oleh KPU

Baca Selengkapnya

Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

5 hari lalu

Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

Muhammadiyah menyatakan belum ada pembahasan soal formasi kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

6 hari lalu

Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

Haedar Nashir puji Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud yang menerima hasil putusan MK.

Baca Selengkapnya

Kata Ketum PP Muhammadiyah Soal Sikap Ganjar dan Anies Terkait Putusan MK

6 hari lalu

Kata Ketum PP Muhammadiyah Soal Sikap Ganjar dan Anies Terkait Putusan MK

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir angkat bicara ihwal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal sengketa hasil Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

'Tragedi' Lebaran 2011, Opor Ayam Sudah Dibuat Penetapan Idul Fitri Mundur Sehari

18 hari lalu

'Tragedi' Lebaran 2011, Opor Ayam Sudah Dibuat Penetapan Idul Fitri Mundur Sehari

Masih ingat Lebaran 2011, saat pemerintah mundurkan sehari Idul Fitri. Emak-emak protes opor yang sudah dibuat tak jadi disantap esok hari.

Baca Selengkapnya

Fakta Lebaran 2024: Idul Fitri Bersamaan, Kecelakaan Fatal Contraflow, sampai Mbah Benu 'Telepon' Allah

20 hari lalu

Fakta Lebaran 2024: Idul Fitri Bersamaan, Kecelakaan Fatal Contraflow, sampai Mbah Benu 'Telepon' Allah

Lebaran 2024 diwarnai sejumlah fakta menarik, termasuk perayaan Idul Fitri 1445 H yang dilakukan bersamaan oleh Muhammadiyah dan pemerintah

Baca Selengkapnya

Tetapkan 1 Syawal pada 10 April, Catat Lokasi Salat Idul Fitri 1445 H Muhammadiyah di Jakarta

21 hari lalu

Tetapkan 1 Syawal pada 10 April, Catat Lokasi Salat Idul Fitri 1445 H Muhammadiyah di Jakarta

Berikut lokasi salat Idul Fitri 1445 H Muhammadiyah di wilayah Jakarta.

Baca Selengkapnya