Petugas SAR mengevakuasi warga yang terjebak banjir di Kelurahan Bukit Duri, Jakarta, 16 Februari 2017. Sejumlah wilayah di Jakarta tergenang banjir kiriman dari Bogor setinggi 50 - 100 centimeter. TEMPO/Frannoto
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat kenaikan angka bencana pada Januari 2017, yaitu 303 peristiwa. Bencana itu telah menyebabkan 19 orang meninggal, 178.604 orang mengalami luka-luka, dan ribuan rumah rusak.
Terkait dengan itu, BNPB mengajak Badan Penanggulangan Bencana Daerah berkomitmen menyikapi tantangan penanggulangan bencana yang multidimensi dan melibatkan banyak pihak. Di antaranya dengan berupaya meningkatkan kapasitas di berbagai sektor, seperti sumber daya manusia, kelembagaan, dan sinergi dengan berbagai pihak.
“Kami mendukung segala kegiatan penanggulangan bencana yang dilaksanakan BPBD, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota,” ucap Sekretaris Utama BNPB Dody Ruswandi dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 22 Februari 2017. Menurut dia, BNPB telah memberikan berbagai bantuan serta penguatan untuk memperkuat kelembagaan dan sumber daya manusia di daerah.
Dody berharap BPBD mampu menjadi pilar utama dalam penanggulangan bencana di wilayah. Karena itu, dia ingin anggota mengupayakan pemikiran dan upaya kreatif untuk meningkatkan profesionalitas dalam aktualisasi penanggulangan bencana.
“Kami juga selalu mengingatkan kepada BPBD bahwa solidaritas antar-BPBD, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, perlu terus dipupuk dan dibangun,” ujar Dody. Kesolidan ini diperlukan agar BNPB dan BPBD bisa melaksanakan tugas dengan baik.
Dody mengingatkan, tugas BNPB adalah membantu dan menangani bencana sebaik mungkin, sehingga anggota harus selalu siaga. “Bencana tidak mengenal waktu dan bisa datang kapan saja. Untuk itu, kami juga bekerja tanpa dibatasi kaidah-kaidah waktu kerja yang normal. Nyawa manusia merupakan taruhan dari pekerjaan kami," tuturnya.