Aksi 212 Jilid II, Massa Usung 4 Tuntutan Soal Ahok

Reporter

Senin, 20 Februari 2017 22:01 WIB

Ketua Umum Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi), Usamah Hisyam, didampingi tim kuasa hukum, menunjukkan surat gugatan yang sudah didaftarkan di PTUN Jakarta, 20 Februari 2017. Tempo/Benedicta Alvinta

TEMPO.CO, Jakarta - Panitia pengarah aksi 212 jilid II, Usammah Hisyam, mengatakan ada empat tuntutan yang akan disampaikan dalam unjuk rasa di depan Gedung MPR-DPR, Selasa besok, 21 Februari 2016. Tuntutan itu antara lain berupa protes terhadap pengaktifan kembali Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang berstatus terdakwa serta meminta polisi menghentikan kriminalisasi terhadap ulama-ulama Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI).

Ketua Umum Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) ini meminta DPR menggunakan hak menyatakan pendapat kepada Presiden Joko Widodo terkait kasus Basuki. Basuki alias Ahok yang berstatus terdakwa kasus dugaan penistaan agama, menurut dia, sudah selayaknya diberhentikan sementara oleh Presiden. "Tidak perlu ada hak angket," kata Usamah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 20 Februari 2017.

Baca: Ketua PBNU Ingatkan Aksi 212 Tidak Catut Nama Kiai NU

Usammah menuturkan sudah ada lima kepala daerah yang diberhentikan ketika berstatus terdakwa. Mereka antara lain Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Abdullah Puteh, Gubernur Sumatera Utara Syamsul Arifin dan Gatot Pujo Nugroho, Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah dan Gubernur Kalimantan Timur Suwarna Abdul Fattah. "Semuanya diberhentikan. Jadi kami umat Islam minta keadilan agar ditegakkan. Karenanya Ahok harus diberhentikan tanpa tunggu apa-apa lagi," ucapnya.

Tuntutan massa kedua yaitu penghentian proses hukum terhadap ulama-ulama GNPF-MUI seperti Rizieq Syihab, Bachtiar Nasir dan Munarman. Menurut Usammah, para ulama GNPF-MUI berkali-kali berhasil menggelar unjuk rasa damai yang dipuji dunia. "Tapi, tidak ada satupun tuntutan yang dipenuhi pemerintah. Sebaliknya, malah dilakukan kriminalisasi," tuturnya.

Selain itu, massa juga meminta polisi menghentikan penangkapan-penangkapan terhadap para mahasiswa. "Mereka itu tunas-tunas bangsa," kata Usammah.

Simak: Pengurus Masjid Istiqlal Menyatakan Tak Terkait Aksi 212

Terakhir, massa menuntut agar Ahok dipenjara selama proses peradilannya tengah berjalan. "Kami hargai proses yang sudah berjalan, makanya kami taruh tuntutan ini di belakang," ujar Usammah.

Sementara itu, penanggung jawab aksi 212 jilid II Muhammad Al Khaththath mengatakan, aksi akan digelar di depan Gedung MPR-DPR sejak pukul 08.00. Ia memperkirakan jumlah massa yang akan hadir 10 ribu sampai 100 ribu orang.

Rencananya, perwakilan massa akan menemui pimpinan dan anggota Komisi III DPR selaku mitra kerja Kepolisian dan yang membidangi masalah hukum. Hal ini juga disampaikan oleh Wakil Ketua DPR Fadli Zon yang menerima delegasi para pemimpin aksi siang tadi. "Sejauh ini sudah kami sampaikan biar di Komisi III saja. Kan, ini masalah hukumnya," kata Fadli.

AHMAD FAIZ

Berita terkait

Kata Ahok soal Namanya Muncul di Bursa Pilgub DKI Jakarta

1 jam lalu

Kata Ahok soal Namanya Muncul di Bursa Pilgub DKI Jakarta

Politikus PDIP menyebut empat nama yang berpotensi maju di cagub DKI Jakarta. Ada nama Ahok.

Baca Selengkapnya

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

3 hari lalu

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

Bulan lalu, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta mengajukan penonaktifan terhadap 92.493 NIK warga Jakarta ke Kemendagri.

Baca Selengkapnya

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

3 hari lalu

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

Mantan Gubernur DKI Jakarta Ahok mengatakan konsep tempat parkir bawah tanah Monas ini sempat masuk gagasannya.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

3 hari lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

6 hari lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

7 hari lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

10 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

10 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

10 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

11 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.

Baca Selengkapnya