Ratusan umat muslim saat mengikuti aksi super damai 212 di kawasan Monas, Jakarta, 2 Desember 2016. TEMPO/Fardi Bestari
TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama berharap rencana unjuk rasa pada 21 Februari (212) yang akan dilakukan sejumlah ormas Islam bisa dilakukan dengan baik. Rencananya, aksi 212 itu akan digelar di kawasan gedung DPR/MPR.
"Yang kami harapkan, mereka mengadakan apa saja tetap menjaga akhlakul karimah," kata Ketua PBNU Marsudi Syuhud saat ditemui di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Senin, 20 Februari 2017.
PBNU, kata Marsudi, tidak menginstruksikan warganya untuk ikut dalam aksi tersebut. Menurut dia, unjuk rasa yang dilakukan dalam negara demokrasi adalah suatu keniscayaan. Pengunjuk rasa boleh menyuarakan apa saja aspirasi mereka.
Meski begitu, Marsudi meminta penyampaian aspirasi dilakukan dengan baik. "Amar ma'ruf harus dengan ma'ruf. Nahi munkar pun harus dengan ma'ruf, jangan sampai amar ma'ruf dengan kemunkaran atau nahi munkar dengan kemunkaran," kata Marsudi.
Aksi 212 ini menuntutan agar Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau Ahok yang saat ini berstatus terdakwa kasus penistaan agama, dicopot dari jabatannya. Mereka juga menuntut agar Ahok dipenjarakan karena dinilai telah menistakan agama. Selain itu, mereka juga menuntut agar kriminalisasi terhadap ulama serta penangkapan terhadap mahasiswa dihentikan.