Terkait dengan Bantahan Hary Tanoe, Antasari Azhar Kaget  

Reporter

Jumat, 17 Februari 2017 07:27 WIB

Mantan Ketua KPK Antasari Azhar menjawab pertanyaan awak media saat mendatangi Bareskrim Polri, Jakarta, 14 Februari 2017. Antasari didampingi oleh adik Direktur Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen, Andi Syamsudin. TEMPO/M Iqbal Ichsan

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar memastikan ada banyak saksi yang melihat kedatangan bos MNC Group, Hary Tanoe, ke rumahnya. Namun, ia memang tidak memiliki bukti rekaman atau sejenisnya. "Banyak yang lihat kok, tapi tidak terpikir untuk merekam atau menyimpan bukti-bukti lain," kata Antasari saat dihubungi, Kamis, 16 Februari 2017.

Ia pun yakin bukti yang ia miliki saat ini cukup dan Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia akan menindaklanjuti laporannya. "Tergantung keberanian penyidik. Apakah penyidik berani minta keterangan petingginya dulu. Saya positive thinking saja," katanya.

Baca juga:
Istana Bantah Grasi Antasari Bertujuan Serang SBY
Wawancara Eksklusif, Antasari: Saya akan Terus Melawan


Terkait dengan bantahan Hary Tanoe, Antasari mengaku kaget. "Coba dilihat hati nuraninya, pernah enggak dulu ketemu saya," katanya.

Antasari menegaskan, ia menyebut Hary Tanoe sebagai utusan SBY bukan berarti dia terlibat dengan rekayasa kasus pembunuhan yang menjeratnya. "Hary Tanoe itu sebagian, simpul yang saat itu membawa pesan dari sana (SBY). Ketika tidak direspons oleh saya, mungkin saya lalu dianggap sudah liar dan harus dikurung," kata dia, menjelaskan.

Baca pula:
Dituding Antasari Membawa Pesan SBY, Ini Jawaban Hary Tanoe

Antasari pun menceritakan, saat Hary Tanoe datang, ia baru diberi tahu oleh ajudannya ketika Hary Tanoe sudah berada di dapurnya. "Kalau dia ngasih tahu sebelum masuk rumah, mungkin saya larang masuk karena waktu itu status saya Ketua KPK," katanya.

Hary Tanoe, lanjut Antasari, saat itu memang tidak membawa bukti bahwa dia utusan Cikeas. Namun, ia meyakini hal itu karena pesan yang dibawa erat kaitannya dengan keluarga Cikeas.

"Bagaimana pula orang datang bawa bukti. Saya kan bukan kantor pemerintah. Itu pribadi, saya pun tidak mengundang," katanya.

INGE KLARA SAFITRI

Simak: Soal Tafsir Pengaktifan Ahok, Fahri Hamzah Kritik Mendagri

Berita terkait

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sudah Dua Kali Mangkir, KPK: Penyidik Bisa Menangkap Kapan Saja

28 menit lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sudah Dua Kali Mangkir, KPK: Penyidik Bisa Menangkap Kapan Saja

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengatakan jemput paksa terhadap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor tak perlu harus menunggu pemanggilan ketiga.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper Bali, Tersangka Sempat Berupaya Hilangkan Barang Bukti

23 jam lalu

Kasus Mayat dalam Koper Bali, Tersangka Sempat Berupaya Hilangkan Barang Bukti

Tersangka kasus mayat dalam koper di Bali berupaya menghilangkan barang bukti.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah

1 hari lalu

Pembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah

Selain di Bekasi, kasus pembunuhan mayat dalam koper juga terjadi di Kuta, Bali

Baca Selengkapnya

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum

1 hari lalu

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum

Tarsum mengakui telah membunuh dan memutilasi istrinya sendiri

Baca Selengkapnya

Terkuak, Alasan Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas

1 hari lalu

Terkuak, Alasan Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas

Seorang ayah di Bekasi berinsial N, 61 tahun, menghantam anak kandungnya sendiri berinisial C, 35 tahun menggunakan linggis hingga tewas.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

1 hari lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

1 hari lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Polisi Duga Suami Mutilasi Istri di Ciamis Karena Depresi Masalah Ekonomi

1 hari lalu

Polisi Duga Suami Mutilasi Istri di Ciamis Karena Depresi Masalah Ekonomi

Polres Ciamis Jawa Barat, belum dapat memastikan motif pembunuhan dan mutilasi oleh suami ke istri di Dusun Sindangjaya.

Baca Selengkapnya

Ayah di Bekasi Hantam Anak dengan Linggis Hingga Tewas Gara-gara Cekcok Urusan Menantu

1 hari lalu

Ayah di Bekasi Hantam Anak dengan Linggis Hingga Tewas Gara-gara Cekcok Urusan Menantu

Keributan antara bapak dan anak di Bekasi ini dipicu urusan menantu, atau istri dari korban. Si anak minta ayannya mencari keberadaan sang istri.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

1 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya