Jokowi Disarankan Bentuk Tim Seleksi Pengganti Patrialis  

Reporter

Selasa, 14 Februari 2017 08:25 WIB

Aktivis dari Indonesia Corruption Watch (ICW) melakukan aksi treatikal Selamatkan Mahkamah Konstitusi di kawasan Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, 12 Februari 2017. Aksi tersebut merupakan bentuk keprihatinan masyarakat sipil atas lembaga negara terkait kasus korupsi yang melibatkan anggota halkim Patrialis Akbar dan mantan Ketua MK Akil Mochtar. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Kekosongan satu jabatan hakim konstitusi dianggap akan menyulitkan penanganan gugatan sengketa pemilihan kepala daerah serentak.

Kekosongan jabatan terjadi setelah Presiden Joko Widodo memberhentikan sementara hakim konstitusi Patrialis Akbar lantaran tersandung kasus suap yang perkaranya ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Pengamat hukum tata negara dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Riawan Tjandra, menyatakan jumlah hakim yang bersidang sesuai dengan Undang-Undang Mahkamah Konstitusi Nomor 8 Tahun 2011 harus sembilan orang.

Menurut dia, hasil putusan hakim konstitusi yang tidak lengkap rawan digugat. “Kalau kurang, keabsahan formal dan substansinya akan diragukan,” ujar Riawan, Senin, 13 Februari 2017.

Baca: Tersangka Kasus Suap Patrialis Mau Jadi Justice Collaborator

Riawan menyarankan Presiden Jokowi segera membentuk tim panitia seleksi untuk memilih pengganti Patrialis, bukan melalui penunjukan langsung. Sebab, penunjukan langsung sarat dengan kepentingan politik.

Dia mencontohkan, Patrialis diangkat secara prerogatif oleh Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono. Namun surat keputusan pengangkatan dipersoalkan serta dibatalkan pengadilan tinggi dan Mahkamah Agung.

“Kalau hakim ditunjuk langsung presiden lagi, kasus Patrialis akan terulang,” tuturnya. Patrialis kini mendekam di rumah tahanan KPK karena diduga menerima suap Rp 2,12 miliar dari pengusaha daging impor, Basuki Hariman.

Baca: Jokowi Didesak Percepat Seleksi Pengganti Patrialis

Senada dengan Riawan, hakim konstitusi Ahmad Sodiki mengatakan pengangkatan pengganti Patrialis diharapkan dapat dilakukan dengan cara terbuka melalui tim panitia seleksi. “Kami harap akhir Februari sudah terisi lengkap,” kata Sodiki, Senin, 13 Februari 2017.

Ia menyatakan kekosongan satu jabatan hakim tak begitu bermasalah. Dalam menangani sengketa pilkada, kata Sodiki, majelis dapat dibagi menjadi dua tim, yang berisi masing-masing empat hakim.

Untuk mendukung percepatan pemilihan hakim baru, Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MK) mempercepat proses sidang pelanggaran etik Patrialis. “Kami sedang rumuskan poin-poin untuk putusan, beserta bukti-buktinya, untuk disidangkan pada Kamis sore,” kata anggota Majelis Kehormatan, Bagir Manan, Senin.

Baca: Kasus Suap Patrialis, MKMK Sambangi KPK untuk Lengkapi Bukti

Peneliti dari Indonesia Corruption Watch, Aradila Caesar, menyatakan, seleksi hakim baru harus dipercepat supaya tidak pincang dalam menangani sengketa pilkada. Dia mendorong pemerintah, Dewan Perwakilan Rakyat, dan Mahkamah Agung menggelar rekrutmen terbuka. “Jadi publik bisa masuk dan ada pertanggungjawaban,” ujarnya.

Juru bicara Kepresidenan, Johan Budi, enggan berkomentar banyak tentang desakan tersebut. “Saya belum dapat info,” ujarnya.

YOHANNES PASKALIS | ISTMAN M.P. | DEWI SUCI RAHAYU


Berita terkait

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

1 jam lalu

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

Pemerintah memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061 setelah kontrak mereka berakhir pada 2041 dengan kompensasi penambahan saham 61%

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

1 jam lalu

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

Gibran mengaku telah memiliki roadmap untuk partai politik yang dipilihnya setelah tak bergabung lagi dengan PDIP.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

4 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

4 jam lalu

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

Pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport hingga 2061. Menteri Bahlil Lahadalia klaim Freeport sudah jadi perusahaan milik Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sidang Sengketa Pileg di MK: Ribuan Suara PPP dan PDIP Diklaim Berpindah ke Partai Lain

5 jam lalu

Sidang Sengketa Pileg di MK: Ribuan Suara PPP dan PDIP Diklaim Berpindah ke Partai Lain

PDIP dan PPP mengklaim ribuan suara pindah ke partai lain dalam sidang sengketa Pileg di MK hari ini.

Baca Selengkapnya

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

5 jam lalu

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

6 jam lalu

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

Apa pesan Presiden Jokowi dan Mendikburistek Nadiem Makarim dalam peringatan Hardiknas 2024?

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

6 jam lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

6 jam lalu

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Kaesang Sebut Ayahnya Bakal Bantu Kampanye di Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI Lah

6 jam lalu

Kaesang Sebut Ayahnya Bakal Bantu Kampanye di Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI Lah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal dirinya yang disebut akan membantu Partai Solidarits Indonesia (PSI) kampanye untuk Pilkada.

Baca Selengkapnya