Kebijakan Baru, Kalla: Pajak Tinggi Untuk Lahan Nganggur

Reporter

Editor

Suseno TNR

Jumat, 3 Februari 2017 23:55 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla di Hotel Bidakara, 31 Januari 2017, kepada media sempat menyinggung percakapan di WA yang diduga oleh Rizieq-Firza. ANGELINA ANJAR SAWITRI

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pemerintah dalam bulan ini akan mengeluarkan kebijakan baru dengan tema kebijakan ekonomi pemerataan yang berkeadilan. Kebijakan itu nantinya akan memuat 10 program, diantaranya adalah redistribusi lahan.
"Lahan-lahan yang dikuasai orang yang tidak diproduktif, akan dikenakan pajak lebih tinggi," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat, 3 Februari 2017.

Kalla mengatakan pemerintah tidak ingin orang menjadikan lahan sebagai bahan spekulasi. Misalnya seseorang membeli lahan, lalu dibiarkan bertahun-tahun, ketika mahal baru dijual. Ini dianggap bisa menghambat produksi maupun kepemilikan. Kondisi ini juga menyebabkan tanah dan rumah hanya dimiliki orang-orang kaya.

Karena itulah pemerintah akan memajaki lahan nganggur. Tujuannya agar lahan bisa lebih produktif. Kalau lahan peruntukkannya untuk perkebunan supaya cepat bikin perkebunan. Demikian juga kalau untuk pabrik, bisa segera dibikin pabrik. Langkah ini juga dilakukan untuk meredistribusi lahan karena adanya ketimpangan yang besar antara masyarakat kaya dan miskin.

"Jadi kami sangat prihatin atau sangat ingin menyelesaikan ketimpangan yang terlalu besar, antara masyarakat miskin dan kaya, ataupun pendapatan kecil dan besar," kata Kalla.


Kebijakan yang sama juga akan diterapkan pada korporasi besar. Kalla mengatakan korporasi besar harus membantu dan membina yang kecil. Mereka juga harus menaati aturan-aturan supaya terjadi pemerataan yang baik. "Supaya ada keadilan masyarakat ini, jangan spekulasi lahan, spekulasi bahan makanan, lalu apa. Tapi juga meningkatkan entrepreneurship di usaha kecil," kata Kalla.

AMIRULLAH SUHADA

Berita terkait

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 7 Mei 2024 diawali oleh kabar Ketua Umum PMI Jusuf Kalla meminta kelompok Palestina Hamas untuk bersatu dengan Fatah

Baca Selengkapnya

Israel Tutup Perbatasan Rafah, PBB: Bencana Kemanusiaan Jika Bantuan Tak Bisa Masuk Gaza

1 hari lalu

Israel Tutup Perbatasan Rafah, PBB: Bencana Kemanusiaan Jika Bantuan Tak Bisa Masuk Gaza

Pejabat PBB mengatakan penutupan perbatasan Rafah dan Karem Abu Salem (Kerem Shalom) merupakan "bencana besar" bagi warga Palestina di Gaza

Baca Selengkapnya

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

1 hari lalu

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

Ketua PMI Jusuf Kalla meminta Hamas untuk bersatu dengan Fatah ketika bertemu perwakilan kelompok tersebut di Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

1 hari lalu

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

UN Women memperingatkan bahwa serangan darat Israel di Rafah, Gaza, akan memperburuk penderitaan 700.000 perempuan dan anak perempuan Palestina

Baca Selengkapnya

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

1 hari lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

1 hari lalu

Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

Para ahli PBB mendesak penjajah Zionis Israel untuk mengakhiri agresinya terhadap Gaza, dan menuntut ekspor senjata ke Israel "segera" dihentikan.

Baca Selengkapnya

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

2 hari lalu

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

Hamas meminta bantuan dari Jusuf Kalla agar menjadi mediator guna mengakhiri perang dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

3 hari lalu

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

4 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

4 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya