Setara: Tren Pelanggaran Kebebasan Berkeyakinan Meningkat

Reporter

Minggu, 29 Januari 2017 19:41 WIB

Ratusa massa Front Pembela Islam (FPI) melakukan aksi demo saat Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab saat tiba di Gedung Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Jakarta, 23 Januari 2017. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Riset Setara Institute menemukan fakta bahwa pelanggaran kebebasan berkeyakinan meningkat dalam tiga tahun terakhir ini. Pada 2014 pelanggaran kebebasan berkeyakinan terjadi 134 peristiwa dan 177 tindakan pelanggaran kebebasan berkeyakinan. Sedangkan pada 2015 terdapat 197 peristiwa dan 236 tindakan. Lantas pada 2016 sebanyak 208 peristiwa dan 270 tindakan.

Peneliti Setara, Halili menjelaskan pada 2017 bukanlah data yang tertinggi. Masih ada tahun 2008 dan 2012. "Tapi kalau melihat polanya, ada peningkatan," kata dia dalam konferensi pers di Setara Institute, Jakarta Selatan, Ahad, 29 Januari 2017.

Baca:
Riset: Jakarta Masuk 5 Besar Provinsi Intoleransi ...
Intoleransi Menguat, Alissa Wahid Beri Saran untuk ...

Setara meminta pemerintah serius menangani masalah ini. "Pemerintah Jokowi tolong lakukan sesuatu, 2017 adalah tahun untuk bertindak," ujar Halili.


Halili berpendapat peningkatan jumlah intoleransi itu karena ada faktor regulasi yang bermasalah. Dia juga menilai Majelis Ulama Indonesia melalui fatwanya juga dapat memicu tindakan intoleransi. "Ketundukan negara yang membuat kebijakan menjadikan fatwa MUI konsideran, faktanya banyak kebijakan negara didasarkan fatwa MUI."

Baca juga: Bantul Disorot Mitra Komnas HAM Soal Intoleransi Beragama

Sejawat Halili, Sudarto mengatakan salah satu faktor yang membuat angka pelanggaran kebebasan berkeyakinan naik adalah aparatur negara. Presiden, kata dia, sibuk dengan infrastruktur. Dia pun menyebut Presiden kecolongan dengan kasus-kasus intoleransi. "Fenomena intoleransi warga kita cukup menguat," ujarnya.

Wakil Setara Institute, Bonar Tigor Naipospos, mengatakan pada tahun ke- 2 pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, belum banyak perubahan berarti dalam perlindungan kebebasan berkeyakinan. "Bagi pemerintah melihat wajar kondisi ini karena masyarakat yang majemuk, tapi tidak wajar kalau itu terus terjadi dan bahkan meningkat," kata dia.

Sejak 2007, Setara Institute meneliti kondisi kebebasan beragama dan minoritas keagamaan di Indonesia. Pada 2007-2012, kata Bonar, biasanya kelompok radikal menjadi pelaku atau aktor pelanggar kebebasan berkeyakinan. Sedangkan pada 2012-2015 pelakunya kebanyakan pemerintah lokal. Pada 2016, pelaku didominasi kelompok warga. "Intoleransi sudah mulai menguat di masyarakat," kata Bonar. Pemerintah baru sadar ketika terjadi aksi 411 dan 212.

Dia mencontohkan pengikut Gafatar. Menurut Bonar, mereka hanya mengekspresikan keyakinan mereka tetapi dianggap kriminal oleh negara. "Kita tidak ingin mengalami apa yang terjadi di Pakistan apalagi Suriah," ujarnya. Sepanjang negara mau bertindak, ia yakin hal itu bisa dihindarkan."

REZKI ALVIONITASARI

Berita terkait

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

3 jam lalu

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

Peserta aksi Hari Buruh Internasional atau May Day membakar baliho bergambar Presiden Jokowi di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakpus

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

4 jam lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

4 Lika-liku Perjalanan RUU DKJ Hingga Resmi Disahkan Presiden Jokowi

5 jam lalu

4 Lika-liku Perjalanan RUU DKJ Hingga Resmi Disahkan Presiden Jokowi

Pengesahan RUU DKJ ditandatangani Presiden Jokowi di Jakarta 25 April 2024 dan diundangkan di Jakarta pada tanggal yang sama oleh Mensesneg.

Baca Selengkapnya

Massa Aksi Hari Buruh Gagal Demo di Depan Istana, Presiden Jokowi Ada di Mana?

5 jam lalu

Massa Aksi Hari Buruh Gagal Demo di Depan Istana, Presiden Jokowi Ada di Mana?

Demonstrasi memperingati Hari Buruh itu membawa dua tuntutan. Salah satunya tuntutan mencabut Omnibus Law UU Cipta Kerja.

Baca Selengkapnya

Harapan Jokowi dan Prabowo di Hari Buruh Internasional 2024

6 jam lalu

Harapan Jokowi dan Prabowo di Hari Buruh Internasional 2024

Jokowi dan Prabowo mengucapkan selamat Hari Buruh. Berikut harapan Presiden dan Presiden terpilih 2024-2029 itu.

Baca Selengkapnya

Bos Microsoft ke Indonesia, Investasi hingga Luhut Menjamin Keuntungan

12 jam lalu

Bos Microsoft ke Indonesia, Investasi hingga Luhut Menjamin Keuntungan

Presiden Jokowi menerima kunjungan kerja Chief Executive Officer Microsoft Satya Nadella di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Selasa, 30 April 2024

Baca Selengkapnya

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

13 jam lalu

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

CEO sekaligus Chairman Microsoft Satya Nadella bertemu Jokowi, kemarin. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Siapa Sosok David Tobing yang Gugat Rocky Gerung?

14 jam lalu

Siapa Sosok David Tobing yang Gugat Rocky Gerung?

Rocky Gerung dinyatakan tidak bersalah dalam gugatan penghinaan presiden yang diajukan David Tobing. Bagaimana kilas baliknya?

Baca Selengkapnya

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

1 hari lalu

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

Prabowo-Gibran diminta memperhatikan komposisi kalangan profesional dan partai politik dalam menyusun kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

1 hari lalu

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya