Bekas PNS Kemenkeu Ikut ISIS, JK: Pikiran Sulit Diperiksa  

Reporter

Jumat, 27 Januari 2017 15:20 WIB

Infografis "Menuju Wilayah ISIS". (Ilustrasi: Imam Yunni)

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan mencegah orang berpikiran radikal adalah hal yang sulit, termasuk pada pegawai negeri sipil. Kalla mengatakan ini terkait dengan adanya mantan pegawai Kementerian Keuangan yang dipulangkan dari Turki karena akan bergabung dengan ISIS.

"Yang paling sulit itu Anda boleh memeriksa dokumen orang, memeriksa pikiran orang itu paling susah. Anda tidak bisa," kata Kalla, Jumat, 27 Januari 2017, di Istana Wakil Presiden, Jakarta.

Baca:
Mau Gabung ISIS, Eks Pejabat Kemenkeu Diusir dari Turki
Polri: Sekitar 220 WNI Dideportasi Saat Akan Gabung ISIS

Kalla mengatakan memeriksa KTP maupun dokumen pegawai bisa dilakukan, tapi memeriksa pikiran adalah hal yang sulit. Pemerintah bisa mengecek KTP-nya atau prestasi pegawai. Namun hal itu tidak bisa dilakukan untuk mengecek pikiran. “Kami tidak bisa duga. Jadi terserah masing-masing, tapi nanti risiko kan ada juga."

Kementerian Keuangan membenarkan bahwa mantan pegawainya dideportasi dari Turki karena diduga hendak bergabung dengan ISIS. Namun informasi rinci mengenai mantan pegawai itu tidak dijelaskan untuk menghormati proses hukum.

Baca:
Diduga Akan Gabung ISIS, 17 WNI Dideportasi dari Turki
Rupiah Berceceran di Apartemen Pelaku Teror Turki

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Nufransa Wira Sakti menyatakan sosok yang dimaksud tidak lagi tercatat sebagai pegawai negeri sipil Kementerian Keuangan sejak Agustus 2016. Pemberhentian didasarkan pada KMK Nomor 759/KM.1/UP.72/2016.

“Yang bersangkutan diberhentikan atas permintaan sendiri,” ujar Nufransa dalam keterangan tertulis, Jumat, 27 Januari.

Mantan pegawai itu mengundurkan diri pada Februari 2016. "Alasannya, ingin mengurus pesantren anak yatim di Bogor," tutur Nufransa. Sejak itu, mantan pegawai tersebut tidak lagi dapat dihubungi.

Kementerian Keuangan menyatakan tidak lagi bertanggung jawab atas tindakan mantan pegawainya itu. Kementerian tidak memberikan bantuan hukum kepada yang bersangkutan.

Bekas pegawai Kementerian Keuangan tersebut diduga salah satu dari lima WNI yang dideportasi pemerintah Turki pada Kamis, 26 Januari 2017. Mereka adalah TU, 39 tahun; NK (55); NA (12); MSU (8); dan MAU (3). Kelimanya dibawa tentara Turki pada 16 Januari 2017 saat berada di Istanbul.

AMIRULLAH SUHADA | VINDRY FLORENTIN


Berita terkait

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

7 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

8 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

10 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

11 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

22 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

22 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

22 hari lalu

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

Anies Baswedan bersamuh dengan Jusuf Kalla pada hari pertama Lebaran. Mengaku tak bicara soal politik.

Baca Selengkapnya

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

23 hari lalu

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

23 hari lalu

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, bakal merayakan lebaran tahun ini di Jakarta. Rencananya, Anies akan salat id di masjid dekat rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Setelah itu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut akan bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh partai politik pengusungnya dan para politikus senior.

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

37 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya