Mendikbud: Sudah 30 Tahun, SD Inpres Tidak Naik Mutunya  

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Kamis, 26 Januari 2017 10:26 WIB

Seorang guru mendata siswa baru saat hari pertama tahun ajaran baru di SD Inpres Nipa-nipa, Makassar, Senin, 27 Juli 2015. TEMPO/Fahmi Ali

TEMPO.CO, Depok - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan standar pelayanan minimum (SPM) dan standar pelayanan nasional (SPN) untuk sekolah dasar instruksi presiden (inpres) harus ditingkatkan. Soalnya, sejak SD inpres berdiri 30 tahun lalu sampai sekarang belum ada kenaikan mutu.

"SPM kita sejak puluhan tahun tidak dinaikkan grade-nya," kata Muhadjir setelah membuka Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Bojongsari, Depok, Jawa Barat, Rabu, 25 Januari 2017.

Upaya peningkatan kualitas pendidikan dasar didahului dengan keluarnya Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 1973 tentang Program Bantuan Pembangunan Gedung SD. Tujuan penerbitan kebijakan ini adalah memperluas kesempatan belajar, terutama di pedesaan dan bagi daerah perkotaan yang penduduknya berpenghasilan rendah.

Baca juga:
Kasus Mapala UII, Anggota DPR Minta Kegiatan Kampus Dievaluasi

Menurut dia, strategi peningkatan kualitas layanan pendidikan harus mengacu pada mandat pelayanan SPM dan SPN. Nah, saat presiden Soeharto membangun SD inpres, semangatnya adalah menuntaskan masalah baca dan tulis penduduk Indonesia yang masih banyak buta huruf.

Namun, dengan keadaan saat ini, standar hanya bisa baca dan tulis sudah tidak lagi relevan. Harus standar lain yang lebih tinggi yang disesuaikan dengan tingkat kebutuhan di setiap jenjang pendidikan.

Presiden Joko Widodo, kata Muhadjir, menitikberatkan pencapaian pendidikan dasar pada pendidikan karakter. Bahkan Presiden Jokowi meminta bobot pendidikan karakter sampai 70 persen di jenjang pendidikan dasar.

"Jadi diharapkan ada masukan untuk perubahan SPM pendidikan yang baru pada kegiatan RNPK ini," ucapnya. "Sebab, sampai sekarang belum ada perubahan."

SD dan SMP inpres telah ada dari 30 tahun dan sudah seharusnya dibenahi. Soalnya, tuntutan perubahan zaman harus menyesuaikan kebutuhan lapangan kerja. Masyarakat di lapangan juga telah meminta perubahan SPM. Termasuk SPM di SMA/SMK yang sudah harus ditingkatkan sehingga relevan dengan tuntutan kebutuhan kerja.

Pertemuan ini diharapkan bisa menentukan arah kebijakan dan program prioritas yang akan terbangun jaringan kerja antara Kementerian dan dinas pendidikan di provinsi, kabupaten, dan kota. "Kami akan berfokus untuk meningkatkan SPM karena tuntutan zaman, yang selanjutnya akan dimasukkan ke program pendidikan dan kebudayaan tahun 2018," ujar Muhadjir.

IMAM HAMDI


Berita terkait

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

3 hari lalu

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

Bencana alam melanda sejumlah wilayah di Tanah Air dalam sebulan terakhir.

Baca Selengkapnya

Hari Kesiapsiagaan Bencana 2024, Muhadjir Effendy: Bencana Bukan Urusan Sembarangan

9 hari lalu

Hari Kesiapsiagaan Bencana 2024, Muhadjir Effendy: Bencana Bukan Urusan Sembarangan

Menko PMK Muhadjir Effendy meminta Sumatera Barat bisa mencanangkan sadar bencana setiap harinya dalam puncak Hari Kesiapsiagaan Bencana 2024.

Baca Selengkapnya

Menko PMK Muhadjir Effendy Harap MK Hasilkan Putusan Terbaik dalam Sengketa Pilpres

14 hari lalu

Menko PMK Muhadjir Effendy Harap MK Hasilkan Putusan Terbaik dalam Sengketa Pilpres

Muhadjir mengatakan, putusan terbaik perlu dibuat karena MK merupakan lembaga hukum tertinggi. Keputusan MK juga tidak bisa diganggu gugat.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Blak-blakan Kritik 3 Menteri Jokowi di Sidang Sengketa Pilpres: Mereka Hanya Baca Pidato Kenegaraan

22 hari lalu

Faisal Basri Blak-blakan Kritik 3 Menteri Jokowi di Sidang Sengketa Pilpres: Mereka Hanya Baca Pidato Kenegaraan

Faisal Basri menanggapi kesaksian empat menteri Presiden Jokowi dalam sidang sengketa Pilpres 2024. Tiga di antaranya disebut hanya membaca pidato.

Baca Selengkapnya

Diskon Tarif Tol Trans Jawa Arus Mudik dan Arus Balik Sampai Kapan? Catat Tanggal dan Ruas Jalan Tolnya

23 hari lalu

Diskon Tarif Tol Trans Jawa Arus Mudik dan Arus Balik Sampai Kapan? Catat Tanggal dan Ruas Jalan Tolnya

Batas waktu diskon tarif Tol Trans Jawa untuka rus mudik dan arus balik, sampai kapan dan di ruas jalan tol mana saja?

Baca Selengkapnya

Riwayat Pendidikan 4 Menteri Jokowi yang Beri Keterangan Saat Sidang Sengketa Pilpres di MK

29 hari lalu

Riwayat Pendidikan 4 Menteri Jokowi yang Beri Keterangan Saat Sidang Sengketa Pilpres di MK

Ini pendidikan terakhir 4 menteri Jokowi yang dipanggil MK pada sidang sengketa pilpres: Sri Mulyani, Risma, Muhadjir Effendy, Airlangga Hartarto.

Baca Selengkapnya

Ketua MK Tegur Muhadjir karena Bela Jokowi soal Bagi-bagi Bansos

30 hari lalu

Ketua MK Tegur Muhadjir karena Bela Jokowi soal Bagi-bagi Bansos

Menko PMK Muhadjir sempat kena tegur Hakim MK karena dianggap memberikan pembelaan untuk program bansos yang dilakukan Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jadi Saksi Sengketa Pilpres di MK, Muhadjir Sebut Tak Ada Pejabat 100 Persen Netral

30 hari lalu

Jadi Saksi Sengketa Pilpres di MK, Muhadjir Sebut Tak Ada Pejabat 100 Persen Netral

Muhadjir Effendy menyatakan tidak ada pejabat yang netral karena setiap orang memiliki preferensi dan tendensi politik.

Baca Selengkapnya

Sidang Sengketa Pilpres: Apa Kata 4 Menteri tentang Bansos Jokowi?

31 hari lalu

Sidang Sengketa Pilpres: Apa Kata 4 Menteri tentang Bansos Jokowi?

Empat menteri tampil di sidang sengketa pilpres menjelaskan tentang bansos Jokowi, yang dianggap tim hukum Anies dan Ganjar menguntungkan Prabowo

Baca Selengkapnya

Begini Kata Sri Mulyani, Airlangga Hartarto, Risma, Muhadjir Effendy Saat Sidang Sengketa Pilpres atau PHPU di MK

31 hari lalu

Begini Kata Sri Mulyani, Airlangga Hartarto, Risma, Muhadjir Effendy Saat Sidang Sengketa Pilpres atau PHPU di MK

Keempat Menteri Jokowi bicara di sidang sengketa Pilpres atau PHPU di MK. Apa kata Sri Mulyani, Airlangga Hartarto, Risma, Muhadjir Effendy?

Baca Selengkapnya