Sejumlah tenaga kerja asing didata oleh Direktorat Reskrim Umum Polda di Kalimantan barat. ANTARA/Jessica Helena Wuysang
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri menegaskan isu terkait arus tenaga kerja asing (TKA) asal Cina yang masuk ke Indonesia tidak perlu dikhawatirkan oleh masyarakat.
"Memang tidak perlu panik dan khawatir berlebihan, percayalah pada pemerintah yang memiliki skema pengendalian yang baik," kata Hanif dalam acara diskusi "SARA, Radikalisme, dan Prospek Ekonomi Indonesia 2017" di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Senin, 23 Januari 2017.
Menurut Hanif, skema pengendalian tersebut salah satunya melalui persyaratan menyangkut ketenagakerjaan asing yang diterapkan secara lengkap, misalnya terkait jabatan yang diduduki, pendidikan, dan kompetensi.
"TKA, baik yang legal maupun ilegal, dari segi angka terkontrol, dan tentu saja seluruh investasi maupun pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah diperuntukkan bagi rakyat," ucap Hanif.
Menaker mengatakan bahwa penyebab kemunculan isu terkait radikalisme dan SARA adalah ketimpangan dan kemiskinan, namun faktor tersebut bukanlah penentu tunggal.
"Ketimpangan dan kemiskinan ini bukan faktor determinan, karena secara statistik di periode sebelumnya angka pengangguran lebih tinggi tetapi (isu SARA) tidak seberisik sekarang," ujar dia.
Hanif berpendapat pengarusutamaan pemikiran keagamaan yang toleran menjadi penting untuk mengatasi politisasi isu radikalisme dan SARA, sekaligus pula mendorong peran dan komitmen kelompok moderat yang selama ini menjadi "silent majority".
Luhut Bantah Tudingan Cak Imin: Tenaga Kerja Asing di Industri Hilirisasi Hanya 10-15 Persen
25 Januari 2024
Luhut Bantah Tudingan Cak Imin: Tenaga Kerja Asing di Industri Hilirisasi Hanya 10-15 Persen
Menteri Luhut Binsar Pandjaitan membantah tudingan Cawapres nomoro urut 1 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin soal dominasi tenaga kerja asing (TKA) di industri hilirisasi