Ini Rekomendasi DPR untuk Atasi Tenaga Kerja Asing Ilegal  

Reporter

Kamis, 19 Januari 2017 14:13 WIB

Pekerja asing asal Tiongkok setelah menjalani pemeriksaan di Mapolda Banten, akan dideportasi karena tidak bisa menunjukkan dokumen resmi ketenagakerjaan dan izin tinggal. TEMPO/Darma Wijaya

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Saleh Partaonan Daulay mendesak Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi serius menangani tenaga kerja asing ilegal. “Kami mendesak Kemenaker agar meningkatkan pengawasan,” katanya di kantor Ombudsman Jakarta, Kamis, 19 Januari 2017.

Menurut Saleh, pengawasan terhadap tenaga kerja asing masih lemah. Ia menyebutkan pengawas yang aktif tidak sampai 1.800 orang. Padahal saat ini ada 200 ribu lebih perusahaan di Indonesia. Jumlah itu belum termasuk perusahaan yang muncul lantaran investasi.

Baca:
Wilayah Ini Jadi Pintu Masuk Pekerja Asing Ilegal di Jawa Barat
Jusuf Kalla Bantah Serbuan Tenaga Kerja Cina


Saleh menuturkan kantor imigrasi di daerah pun masih terbatas untuk mengawasi gerak tenaga kerja asing ilegal. Ia mengatakan, dari 514 kabupaten kota, hanya ada 185 kantor cabang imigrasi.

DPR juga mendesak pemerintah agar membentuk satuan tugas pengawasan tenaga kerja asing ilegal. Menurut Saleh, Tim Pengawas Orang Asing dari Kementerian Hukum dan HAM belum bekerja maksimal. Rencana Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan dalam membentuk Badan Pengawasan Orang Asing (BPOA) harus diperjelas. Jangan sampai memiliki fungsi yang tidak jelas.

Saleh menuturkan pihaknya juga mendesak pemerintah menindak tegas tenaga kerja asing ilegal yang menyalahgunakan visa. Ia menyebutkan ada lebih dari 7.000 tenaga kerja asing ilegal yang melanggar hukum. Namun yang ditindak tegas hanya sekitar 350 orang. “Lebih banyak deportasi, memulangkan orang pakai uang kita,” kata dia. Ia pun meminta agar penerapan bebas visa diteliti kembali.

Baca juga:
Polisi Gerebek Apartemen Tempat Penampungan TKI Ilegal
Polri: Perdagangan Orang Masih Rawan di Kawasan ASEAN


Selain itu, Saleh meminta pemerintah merevisi peraturan dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi soal tenaga kerja asing. Ia menilai setiap tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia harus menguasai Bahasa Indonesia dan ada transfer ilmu pengetahuan.

Saleh menambahkan, pihaknya juga mendesak pemerintah mengutamakan pekerja lokal kepada seluruh proyek investasi. Sebab, investasi minimal akan membuka lapangan kerja di Indonesia. Ia menilai tenaga kerja asing ilegal yang masuk ke Indonesia hanya akan merugikan tenaga kerja lokal dan negara. “Jika mereka datang ke Indonesia secara ilegal mengganggu kedaulatan.”

DANANG FIRMANTO



Berita terkait

Dosen Curhat Rendahnya Kesejahteraan ke DPR: Kami Digaji di Bawah Rp 3 Juta

12 jam lalu

Dosen Curhat Rendahnya Kesejahteraan ke DPR: Kami Digaji di Bawah Rp 3 Juta

Minimnya perhatian terhadap kesejahteraan dosen tersebut, kata Dhia, berbanding terbalik dengan tuntutan kerja yang mereka lakukan.

Baca Selengkapnya

Meutya Hafid Cerita ke DPR soal Komdigi Digeledah dalam Kasus Judi Online: Mencekam, Banyak Polisi

14 jam lalu

Meutya Hafid Cerita ke DPR soal Komdigi Digeledah dalam Kasus Judi Online: Mencekam, Banyak Polisi

Menteri Komdigi Meutya Hafid mengungkapkan, kondisi kantornya ketika digeledah kepolisian dalam kasus judi online pada Jumat lalu sangat mencekam.

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi V DPR RI Sebut Butuh Rp750 Triliun untuk 3 Juta Rumah, Menteri Maruarar: Nanti Kami Hitung

15 jam lalu

Ketua Komisi V DPR RI Sebut Butuh Rp750 Triliun untuk 3 Juta Rumah, Menteri Maruarar: Nanti Kami Hitung

Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus, menghitung anggaran yang dibutuhkan untuk program 3 juta rumah.

Baca Selengkapnya

Meutya Hafid Deg-degan Rapat Perdana dengan Komisi I DPR

15 jam lalu

Meutya Hafid Deg-degan Rapat Perdana dengan Komisi I DPR

Meutya Hafid akan membeberkan program 100 hari pemerintahan Prabowo di depan Komisi I DPR. Ia tak tahu apakah juga akan ditanya soal judi online.

Baca Selengkapnya

Dasco Soal Nasib Surpres Capim KPK di DPR: Saya Enggak Baca Suratnya

16 jam lalu

Dasco Soal Nasib Surpres Capim KPK di DPR: Saya Enggak Baca Suratnya

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad irit bicara soal kelanjutan seleksi Capim KPK. Ia mengaku tak mengetahui perkembangan terkini soal itu.

Baca Selengkapnya

Soal RUU Penyiaran Masuk Prolegnas atau Tidak, Komisi I DPR Serahkan ke Baleg

16 jam lalu

Soal RUU Penyiaran Masuk Prolegnas atau Tidak, Komisi I DPR Serahkan ke Baleg

Anggota Komisi I DPR, Dave Akbarshah Fikarno Laksono, menyerahkan kepada Baleg apakah RUU Penyiaran akan masuk dalam Prolegnas atau tidak.

Baca Selengkapnya

Tok! Paripurna DPR Setujui Naturalisasi Kevin Diks, Noa Johanna dan Estella Loupattij

18 jam lalu

Tok! Paripurna DPR Setujui Naturalisasi Kevin Diks, Noa Johanna dan Estella Loupattij

Rapat paripurna DPR menyetujui permohonan naturalisasi atlet Kevin Diks, Noa Johanna Christina Cornelia Leatomu, dan Estella Raquel Loupattij.

Baca Selengkapnya

Terkini: Dirut dan Komut Pertamina Dijabat Kader Gerindra, Erick Thohir Buka Suara Alasan Dicopotnya Nicke Widyawati

1 hari lalu

Terkini: Dirut dan Komut Pertamina Dijabat Kader Gerindra, Erick Thohir Buka Suara Alasan Dicopotnya Nicke Widyawati

Pemerintah merombak direksi dan komisaris PT Pertamina (Persero) dengan menempatkan petinggi Partai Gerindra sebagai dirut dan komut.

Baca Selengkapnya

DPR dan Kemenpora Bahas Naturalisasi Kevin Diks, Noa Leatomu, dan Estella Loupattij untuk Timnas Indonesia

1 hari lalu

DPR dan Kemenpora Bahas Naturalisasi Kevin Diks, Noa Leatomu, dan Estella Loupattij untuk Timnas Indonesia

Kemenpora mengusulkan naturalisasi Kevin Diks, Noa Johanna Cornellia Leatomu, dan Estella Raquel Loupattij.

Baca Selengkapnya

DPR dan BIN Bahas Proses Pengamanan saat Pilkada 2024

1 hari lalu

DPR dan BIN Bahas Proses Pengamanan saat Pilkada 2024

Ahmad Muzani mengatakan, pengamanan saat Pilkada tersebut juga merupakan fokus kerja BIN dalam 100 hari pertama.

Baca Selengkapnya