Agus Marto Digelari 'Mantir Hai Panambahan' dari Warga Dayak
Editor
Kukuh S Wibowo Surabaya
Selasa, 17 Januari 2017 17:11 WIB
TEMPO.CO, Palangkaraya - Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo dianugerahi gelar Mantir Hai Panambahan oleh Dewan Adat Dayak (DAD) Provinsi Kalimantan Tengah. Gelar adat Dayak yang bermakna "Seorang yang Dihormati, Arif dan Bijaksana" itu diterima Gubernur BI ditandai upacara dan pemasangan atribut Dayak oleh Ketua Dewan Adat Dayak Kalimantan Tengah Agustiar Sabran.
Agus menerima gelar kehormatan tersebut usai memimpin upacara serah terima jabatan Kepala Kantor Perwakilan BI Kalimantan Tengah dari Pelaksana tugas Setian kepada pejabat baru Wuryanto di Swissbel Hotel Danum, Selasa, 17 Januari 2017.
Baca juga:
Enam Kejahilan Kaesang terhadap Jokowi di Vlognya
3 Akun FPI Diblokir, Rizieq: Twitter Harus Beri Penjelasan
Agus dianugerahi gelar adat itu karena dianggap sebagai "rangkang duhung pasihai, teras rujin Bank Indonesia. Genep andau nangkenya bulau pungkal raja, rabia tisik tambun" dalam bahasa Dayak. Artinya seorang yang menjadi panutan sebagai pimpinan Bank Indonesia serta seorang yang cerdik dalam mengatur keuangan negara.
"Dewan Adat Dayak menobatkan Gubernur BI sebagai Mantir Hai Panambahan setelah melalui musyawarah pimpinan Provinsi Kalimantan Tengah dengan para tokoh Dayak dan Damang," ujar Agustiar.
Seorang yang mendapat gelar Mantir Hai Panambahan, menurut Agustiar, adalah yang dianggap arif bijaksana serta dihormati oleh orang lain. Selain itu, Mantir Hai Panambahan selalu merupakan seorang yang dituakan dan menjadi panutan bagi orang banyak. "Yang pasti Mantir Hai Panambahan merupakan seorang yang cerdik dan pandai," ujarnya.
Baca juga:
Anda Bergantung pada Pasangan? Ini Lima Tandanya
Cara Karawang Damaikan GMBI dan FPI: Pertandingan Sepak Bola
Menurut dia, Agus menerima gelar itu lantaran merupakan seorang yang cerdik dan pandai, apalagi seorang Gubernur Bank Indonesia. "Sebagai warga kehormatan masyarakat Dayak, apabila suatu saat Kalimantan Tengah memerlukan kehadiran beliau untuk hadir dalam suatu rapat adat yang membicarakan masalah ekonomi dan keuangan, maka beliau boleh hadir dan memberikan masukan dan saran sebagai Mantir Hai Panambahan," tutur dia.
KARANA W.W.