Peneliti: Intoleransi Yogyakarta Semakin Menguat

Reporter

Senin, 16 Januari 2017 17:48 WIB

TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Peneliti Universitas Gadjah Mada Yogyakarta menyebut praktek intoleransi di Daerah Istimewa Yogyakarta semakin menguat.

Kelompok intoleran mendapat panggung untuk menjalankan aksinya dan memanfaatkan momentum politik. Penolakan Camat Pajangan, Bantul, Yulius Suharta, hanya karena ia beragama Katolik menggambarkan ancaman terhadap keberagaman.

Peneliti Center for Religious dan Cultural Studies (CRCS) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (CRSCS), Samsul Maarif, mengatakan praktek intoleransi sangat mengkhawatirkan di daerah yang punya julukan menjunjung toleransi. Penolakan Camat Pajangan, menurut dia, berkaitan dengan serangkaian kasus intoleransi yang terjadi sebelumnya. Dia mencontohkan desakan untuk mencopot baliho Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW).

“Intoleransi menyebar, tampaknya kelompok-kelompok itu mau masuk ke semua lini,” kata Samsul kepada Tempo, Senin, 16 Januari 2017.

Samsul berpandangan bahwa kelompok intoleran semakin mendapat panggung ketika negara membiarkan mereka. Kasus Camat Pajangan berhubungan dengan momentum pemilihan kepala daerah DKI Jakarta. Banyak orang yang gamang dan merembet ke Yogyakarta.

Praktek itu cepat menyebar di Yogyakarta karena kelompok intoleran di daerah ini menampakkan eksistensinya. “Pelaku intoleransi kelompok itu-itu saja,” ujarnya.

Yogyakarta, kata Samsul, juga dikenal sebagai daerah yang menerima semua kalangan sejak era reformasi bergulir. Di daerah ini, kelompok intoleransi berkembang pesat. Ada banyak kelompok sektarian yang bermunculan. Kelompok intoleran, menurut Samsul, akan terus ada di tengah demokrasi.

Untuk mengatasi persoalan ini, setiap kepala daerah perlu berkomitmen pada kebinekaan dan kebangsaan sebagai pijakan. Untuk kasus Camat Pajangan, Bupati Bantul harus punya sikap yang tegas menjaga kebinekaan. Bila tidak, dia akan mendapat sorotan publik. Aparat kepolisian juga punya kewenangan untuk mengatasi kelompok intoleran dan berkomitmen terhadap kebinekaan. Ia menilai di Yogyakarta juga masih banyak kelompok yang kuat melawan praktek intoleransi.

SHINTA MAHARANI

Simak:
Pasal Penistaan Agama Dianggap Sudah Tidak Relevan
Bertemu Jokowi, Antropolog: Indonesia Darurat Kebhinnekaan





Advertising
Advertising

Berita terkait

Yogyakarta Benahi Kawasan Kumuh Pinggir Sungai Menjadi Penyokong Wajah Wisata

7 hari lalu

Yogyakarta Benahi Kawasan Kumuh Pinggir Sungai Menjadi Penyokong Wajah Wisata

Kebijakan ini berupaya menata kawasan kumuh Yogyakarta untuk menuntaskan seluruh indikator kumuh serta menurunkan faktor risiko bencana

Baca Selengkapnya

Mengenal Pasar Prawirotaman yang Jadi Juara Nasional, Lokasinya di Tengah Kampung Turis Yogyakarta

10 hari lalu

Mengenal Pasar Prawirotaman yang Jadi Juara Nasional, Lokasinya di Tengah Kampung Turis Yogyakarta

Pasar Prawirotaman yang awalnya terkesan kumuh dan tua itu bertransformasi menjadi pasar yang sehat dan modern tanpa meninggalkan identitas lokalnya.

Baca Selengkapnya

Kota Yogyakarta Targetkan Dulang 9 Juta Kunjungan Wisatawan sampai Akhir 2024

20 hari lalu

Kota Yogyakarta Targetkan Dulang 9 Juta Kunjungan Wisatawan sampai Akhir 2024

Salah satu upaya untuk mengejar target kunjungan adalah mengoptimalkan 25 kampung wisata di Kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Dokumen Sejarah Kawasan Kotabaru Yogyakarta Diusulkan Masuk Koleksi Arsip Nasional

23 hari lalu

Dokumen Sejarah Kawasan Kotabaru Yogyakarta Diusulkan Masuk Koleksi Arsip Nasional

Kotabaru dipilih karena memiliki banyak sisi historis peristiwa penting perjalanan sejarah bangsa dan Kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Usai Wayang Jogja Night Carnival 2024, Belasan Kasus Pencopetan Dilaporkan ke Polisi

27 hari lalu

Usai Wayang Jogja Night Carnival 2024, Belasan Kasus Pencopetan Dilaporkan ke Polisi

Pencopetan dilakukan dengan merobek tas milik korban saat mereka asyik dan fokus menonton Wayang Jogja Night Carnival

Baca Selengkapnya

Buntut Event Palsu Catut HUT Yogyakarta, Penyelenggara Serahkan Diri ke Polisi

29 hari lalu

Buntut Event Palsu Catut HUT Yogyakarta, Penyelenggara Serahkan Diri ke Polisi

Pemkot Yogyakarta mengumumkan bahwa acara di Alun-alun Kidul Yogyakarta bukan bagian rangkaian perhelatan Hari Jadi ke-268 yang digelar mereka.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Wisata di Kota Yogyakarta sebelum Nonton Wayang Jogja Night Carnival

29 hari lalu

Aktivitas Wisata di Kota Yogyakarta sebelum Nonton Wayang Jogja Night Carnival

Berbagai aktivitas wisata bisa diikuti di Yogyakarta, dari kelilling naik VW klasik sampai nonton pertunjukan seni.

Baca Selengkapnya

Hari Jadi Yogyakarta ke-268 Tahun, Begini Asal Mula Sultan Hamengkubuwono I Babat Alas

29 hari lalu

Hari Jadi Yogyakarta ke-268 Tahun, Begini Asal Mula Sultan Hamengkubuwono I Babat Alas

Hari ini, HUT Yogyakarta dirayakan ke-268 tahun. Bagaimana usaha Sultan Hamengkubuwono I membuka kota ini?

Baca Selengkapnya

Event Palsu Catut HUT Yogyakarta, Penyelenggara Oknum PNS Diburu Polisi

30 hari lalu

Event Palsu Catut HUT Yogyakarta, Penyelenggara Oknum PNS Diburu Polisi

Panggung utama, sponsor, pengisi hiburan, hingga booth-booth UMKM sudah siap di Aun-alun Kidul Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Awal Oktober Wayang Jogja Night Carnival 2024 Digelar, Angkat Kisah Gatotkaca

35 hari lalu

Awal Oktober Wayang Jogja Night Carnival 2024 Digelar, Angkat Kisah Gatotkaca

Wayang Jogja Night Carnival merupakan puncak perhelatan hari ulang tahun atau HUT Kota Yogyakarta yang ke-268.

Baca Selengkapnya