Serangan Ulat Grayak Meluas, Karawang Terancam Gagal Panen  

Reporter

Senin, 16 Januari 2017 17:04 WIB

Hama ulat grayak menyerang padi di kawasan Teluk Naga, Tangerang, Banten, 29 Agustus 2014. Akibat serangan hama tersebut puluhan hektare tanaman padi petani menjadi tidak berisi atau gagal panen. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Karawang - Serangan ulat grayak di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, dalam sepekan terakhir terus meluas. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karawang Kadarisman khawatir target produksi padi di Karawang tahun ini tidak tercapai lantaran ribuan hektare sawah diserang ulat grayak.

"Serangan hama terjadi di semua kecamatan di Karawang. Kenaikan populasi ulat grayak meningkat signifikan. Kondisi cuaca yang lembap menjadi faktor utama penyebaran ulat," kata Kadarisman kepada Tempo, Senin, 16 Januari 2017.

Baca juga:
Nelayan Tegal Demo, Soal Peralihan Alat Tangkap Cantrang
Jawa Tengah Panen Cabai, Tapi Harga Tetap Tinggi


Menurut Kadarisman, serangan ulat grayak pada musim tanam 2017 ini paling parah sejak sepuluh tahun terakhir. "Para petani kita sedang diuji. Padahal dulu ulat grayak tidak pernah ada," ucapnya.

Berdasarkan pengamatan Tempo, serangan ulat grayak paling parah terjadi di Desa Mekarjaya, Kecamatan Rawamerta, Karawang Utara. Ratusan hektare sawah di sana terancam gagal panen.

Menurut pendataan Kadarisman, hama ordo lepidoptera itu merusak hampir 80 persen sawah di Kecamatan Rawamerta. "Kami sedang melakukan pendataan luas sawah yang terdampak. Tentu sambil menyebar obat pembasmi ulat grayak secara massal," ujarnya.

Juhadi, 50 tahun, petani asal Kampung Jamantri, Mekarjaya, mengaku sedih lantaran sawahnya terancam gagal panen. Sebab, saat tanaman baru berumur dua bulan, 50 hektare lahan miliknya sudah diserang ulat grayak. "Saya sudah keluar banyak duit untuk semprot pestisida. Namun hama itu masih tetap tidak terkendali," tutur Juhadi.

Hal serupa dikeluhkan Rohati. Petani 47 tahun itu menuturkan kesulitan membasmi ulat grayak. Ia dan kelompok petani di Rawamerta sudah mencoba berbagai metode. “Dari pestisida organik sampai kimia. Bahkan kami semprotkan pestisida dicampur oli bekas. Namun belum ada perubahan," ucapnya.

Rohati dan Juhadi terpaksa mengeluarkan biaya tambahan akibat serangan ulat grayak tersebut. Mereka merogoh kocek hingga Rp 40 juta untuk biaya membasmi hama. "Selain membeli pestisida, kami harus sewa buruh tani selama tiga malam untuk melakukan penyemprotan pestisida,” katanya.

HISYAM LUTHFIANA


Berita terkait

Ketahuan Memainkan Suara Caleg, Lima Anggota PPK di Karawang Diberhentikan oleh KPU

55 hari lalu

Ketahuan Memainkan Suara Caleg, Lima Anggota PPK di Karawang Diberhentikan oleh KPU

KPU Karawang menemukan bukti dan pengakuan terjadinya pemindahan perolehan suara dari satu caleg ke caleg lainnya.

Baca Selengkapnya

Karawang Terbitkan Perda Anti Knalpot Brong, Hukumannya Penjara dan Denda Puluhan Juta

14 Januari 2024

Karawang Terbitkan Perda Anti Knalpot Brong, Hukumannya Penjara dan Denda Puluhan Juta

Pemerintah dan polisi terus menekan penggunaan knalpot brong di Kabupaten Karawang.

Baca Selengkapnya

UMK 2024 Kota Bekasi Rp 5,34 Juta Tertinggi di Indonesia, Kalahkan Karawang

30 November 2023

UMK 2024 Kota Bekasi Rp 5,34 Juta Tertinggi di Indonesia, Kalahkan Karawang

UMK Bekasi sebesar Rp 5.34 juta mengalahkan UMK Karawang yang selama ini selalu memecahkan rekor menjadi upah minimum tertinggi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mendulang Daratan untuk Hadang Abrasi dan Pengikisan Lahan

31 Oktober 2023

Mendulang Daratan untuk Hadang Abrasi dan Pengikisan Lahan

Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java membantu sekelompok masyarakat pesisir Karawang membuat daratan dan menyelamatkan desa dari abrasi

Baca Selengkapnya

Polres Karawang Periksa Pejabat Pemkab yang Diduga Aniaya Wartawan

28 September 2022

Polres Karawang Periksa Pejabat Pemkab yang Diduga Aniaya Wartawan

Dua orang wartawan diduga dianiaya dan disekap oleh pejabat di Pemerintahan Kabupaten Karawang

Baca Selengkapnya

Pembangunan Kampus Unsika Karawang Jalan Terus Seiring Dugaan Korupsi Disidik

29 Agustus 2021

Pembangunan Kampus Unsika Karawang Jalan Terus Seiring Dugaan Korupsi Disidik

Kepala Kejaksaan Negeri Karawang Martha Parulina Berliana sebelumnya menyampaikan pihaknya hingga kini masih mendalami kasus dugaan korupsi itu.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 di Karawang Tembus 19.474 Orang, 642 Meninggal

30 Mei 2021

Kasus Covid-19 di Karawang Tembus 19.474 Orang, 642 Meninggal

Sesuai dengan data Dinas Kesehatan Karawang, hingga Sabtu malam, 29 Mei 2021 jumlah kumulatif kasus Covid-19 mencapai 19.474.

Baca Selengkapnya

Karawang Tak Lagi Sediakan Hotel Buat Lokasi Isolasi Pasien Covid-19, Sebab...

26 Mei 2021

Karawang Tak Lagi Sediakan Hotel Buat Lokasi Isolasi Pasien Covid-19, Sebab...

Kabupaten Karawang, Jawa Barat, tidak lagi menyediakan hotel sebagai tempat isolasi bagi para pasien Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peziarah Gunung Sanggabuana Karawang Izin ke Toilet Lalu Hilang

21 Mei 2021

Peziarah Gunung Sanggabuana Karawang Izin ke Toilet Lalu Hilang

Seorang peziarah makam Ki Sapujagat di Gunung Sanggabuana, Kabupaten Karawang, hilang selama hampir 24 jam. DItemukan di jurang.

Baca Selengkapnya

Kadin Karawang Ingatkan Lagi Seluruh Perusahaan Bayar THR Sebelum Lebaran

9 Mei 2021

Kadin Karawang Ingatkan Lagi Seluruh Perusahaan Bayar THR Sebelum Lebaran

Kementerian Tenaga Kerja sejak jauh-jauh hari sudah mengingatkan mengenai kewajiban perusahaan membayarkan THR karyawan sebelum lebaran.

Baca Selengkapnya