KH. Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus. TEMPO/Ishomuddin
TEMPO.CO, Rembang - Pengasuh Pondok Pesantren Roudlatuth Tholibin Rembang, KH Ahmad Mustofa Bisri, meminta pemerintah bersikap tegas untuk membendung munculnya hoax yang akhir-akhir ini sangat marak sekali.
“Pemerintah harus melindungi masyarakat dari hal-hal yang membuat gaduh,” kata Gus Mus—panggilan akrab Mustofa Bisri—dalam wawancara dengan Tempo, Kamis malam, 5 Januari 2017.
Menurut Gus Mus, pemerintah harus tahu dan menganggap masalah peredaran hoax ini sebagai masalah serius. Karena menjadi masalah serius, dia setuju jika pemerintah memblokir situs-situs yang mengabarkan berita bohong.
Gus Mus menyatakan, jika cerdas menggunakan media sosial, masyarakat akan mendapatkan manfaat. Sebab, di media sosial itu komplet. Ada ahli fikih, sejarah, sastra, bahkan ada presiden, wakil presiden, gubernur, bupati-bupati, dan lain-lain yang berjejaring di media sosial. Menurut dia, belajar tak harus di sekolah atau pesantren.
Namun Gus Mus juga menyarankan agar pengguna berhati-hati dalam menyerap informasi dari media sosial. “Tidak boleh asal share. Perlu tabayun dulu. Yang omong siapa? Kalau ada orang ngomong fikih, apa dia ahli fikih? Gurunya siapa? Sekolahnya di mana? Kita perlu tahu rekam jejak (penulis),” kata Gus Mus.