TEMPO Interaktif, Makassar:Para guru honorer yang tergabung dalam Ikatan Guru Honor Indonesia (IGHI) Sulawesi Selatan mendesak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah membantu meningkatkan gaji mereka. Permintaan ini disampaikan dalam aksi unjuk rasa di depan Gedung Dewan pada Rabu 97/9) ini. Menurut Koordinator Aksi, Hendrik Afday, pengabdian mereka tidak sebanding dengan penghargaan yang mereka terima. Pemerintah sama sekali tidak menghargai jerih payah para guru honorer. Ini bisa dilihat dari tidak adanya aturan yang mengatur gaji minimum mereka. "Tidak seperti buruh yang harus digaji sesuai standar upah minimum provinsi," kata Hendrik. Selama ini, para guru honorer hanya digaji antara Rp 100-200 ribu per bulan. Bahkan ada yang tidak sampai Rp 100 ribu. Keadaan guru honorer makin terjepit dengan munculnya aturan baru yang melarnag mereka mengajar lebih dari satu sekolah. "Jangan heran jika guru honorer juga menjadi tukang ojek," katanya. Selain gaji tidak layak, mereka juga tidak mendapatkan fasilitas penunjang seperti tunjangan hari raya, asuransi kesehatan dan jaminan social tenaga kerja. Sehingga saat mereka sakit, mereka tidak mendapatkan apa-apa.Karena itu mereka mendesak pemerintah memprioritaskan para guru honorer ketika melakukan pengangkatan pegawai negeri sipil. Terutama bagi guru yang sudah cukup lama mengabdi. Jika tuntutan peningkatna gaji dan fasilitas ini tidak dipenuhi, mereka akan melakukan mogok massal. irmawati