ICW: Rantai Dinasti Politik Bisa Diputus Bertahap  

Reporter

Sabtu, 7 Januari 2017 19:30 WIB

Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Forum Banten Bersih melakukan aksi didepan gedung KPK, Jakarta, 29 Juli 2016. Dalam aksinya mereka meminta masyarakat Banten untuk tidak memilih kandidat gubernur dan wakil gubernur yang memiliki rekam jejak yang buruk dan tidak berintegritas. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Adnan Topan Husodo mengatakan ruang gerak dinasti politik perlu semakin dibatasi. Sebab, menurut dia, dinasti politik cenderung melahirkan korupsi.

Adnan berujar, memotong struktur dinasti politik merupakan salah satu strategi jangka pendek. "Salah satunya dengan penegakan hukum," ucapnya dalam diskusi di Gado-gado Boplo, Jakarta, Sabtu, 7 Januari 2017.

Skema tersebut terbukti ampuh memotong rantai kekuasaan keluarga Ratu Atut Chosiyah, mantan Gubernur Banten. Setelah ditangkap KPK, keluarganya kesulitan berkompetisi dalam pemilihan kepala daerah.

Baca:
2 Sikap Masyarakat Agar Politik Dinasti Tak Berkembang
ICW: Parpol Jadi Sumber Masalah Dinasti Politik


Andika Hazrumy, putra sulung Ratu Atut, diusung Partai Golongan Karya sebagai calon gubernur pada pemilihan kepala daerah Banten 2017. Adnan menuturkan lawan Andika saat ini terhitung kuat. "Hal yang tidak mungkin terjadi jika rantai dinastinya tidak terputus," ucapnya.

Strategi jangka menengah yang bisa dilakukan ialah menutup ruang gerak korupsi melalui pendekatan teknokratis. "Anggaran bisa dibuat transparan dengan menerapkan layanan elektronik," ucap Adnan.

Namun layanan berupa e-budgeting dan e-catalog selama ini baru inisiatif pemimpin secara pribadi, bukan dari negara. Adnan menilai perlu ada campur tangan pemerintah pusat dalam menjalankan strategi tersebut.

Untuk jangka panjang, strategi yang dilakukan harus melibatkan masyarakat. Masyarakat dinilai perlu mendapatkan pendidikan agar paham politik.

Adnan mengatakan masyarakat Indonesia masih kurang pengetahuan soal politik. "Banyak yang masih belum melek politik," ujarnya. Dampaknya, masyarakat memilih pemimpin bukan berdasarkan kemampuan, melainkan popularitas semata atau politik uang.

Kesadaran politik yang meningkat, menurut Adnan, akan menghilangkan dinasti dengan sendirinya. Masyarakat menjadi rasional dalam memilih.

Pemerintah sebelumnya telah mengatur pencegahan berdirinya dinasti politik melalui Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota. Dalam aturan tersebut, orang yang memiliki ikatan perkawinan serta darah lurus ke atas, ke bawah, dan ke samping dengan inkumben tidak boleh menjabat, kecuali jeda satu periode.

Namun aturan tersebut dianulir Mahkamah Konstitusi. Koordinator Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah Robert Endi Jaweng menilai keputusan tersebut harus dihormati karena bersifat tetap dan mengikat. "Tapi, secara substansi, putusan tersebut merupakan kesalahan besar," ujarnya.

VINDRY FLORENTIN

Baca juga:

Penulis Buku Jokowi Undercover Pernah Jadi Caleg Golkar
Mendagri: Ada Indikasi Jual-Beli Jabatan Silakan Lapor KPK






Advertising
Advertising



Berita terkait

Polda Metro Jaya Selidiki Pertemuan Alexander Marwata dan Eks Kepala Bea Cukai Yogya, ICW: Keliru

5 hari lalu

Polda Metro Jaya Selidiki Pertemuan Alexander Marwata dan Eks Kepala Bea Cukai Yogya, ICW: Keliru

Peneliti ICW Diky Anandya mengatakan, pertemuan Alexander Marwata dan Eko Darmanto dilakukan dalam rangka aduan masyarakat pada Maret 2023.

Baca Selengkapnya

ICW Sebut Remisi Terlihat Diobral untuk para Koruptor

15 hari lalu

ICW Sebut Remisi Terlihat Diobral untuk para Koruptor

Sebanyak 240 narapidana korupsi di Lapas Sukamiskin mendapat remisi Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Soal Pencalonan Anak Zulhas dan Ridwan Kamil di Pilgub DKI, Pengamat: Belum Pasti ada Politik Dinasti

16 hari lalu

Soal Pencalonan Anak Zulhas dan Ridwan Kamil di Pilgub DKI, Pengamat: Belum Pasti ada Politik Dinasti

Pandangan pengamat politik perihal isu pencalonan anak Ketum PAN dengan Ridwan Kamil di Pilgub DKI 2024.

Baca Selengkapnya

Remisi terhadap Koruptor Dinilai Bermasalah Setelah Pencabutan PP 99 Tahun 2012

18 hari lalu

Remisi terhadap Koruptor Dinilai Bermasalah Setelah Pencabutan PP 99 Tahun 2012

Eks Penyidik KPK Yudi Purnomo Harahap menilai remisi terhadap para koruptor lebih mudah setelah pencabutan PP 99 Tahun 2012 oleh Mahkamah Agung.

Baca Selengkapnya

Reaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur

20 hari lalu

Reaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur

Muncul kabar bahwa KPK dan Ombudsman akan dilebur, bagaimana respons aktivis antikorupsi dan para pengamat?

Baca Selengkapnya

Awal Mula Berhembus Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

23 hari lalu

Awal Mula Berhembus Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

tersiar kabar KPK akan dihapuskan lalu digabungkan dengan Ombudsman, bagaimana awalnya?

Baca Selengkapnya

Wacana Peleburan KPK dengan Ombudsman, Apa Tanggapan ICW dan IM57+ Institute?

24 hari lalu

Wacana Peleburan KPK dengan Ombudsman, Apa Tanggapan ICW dan IM57+ Institute?

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menyebut adanya kemungkinan KPK dan Ombudsman akan digabung.

Baca Selengkapnya

Korupsi di PT Timah Berlangsung Sejak 2015, ICW Heran Pejabat Daerah Seolah Tak Tahu

24 hari lalu

Korupsi di PT Timah Berlangsung Sejak 2015, ICW Heran Pejabat Daerah Seolah Tak Tahu

ICW meminta Kejaksaan Agung tak hanya mengejar pelaku secara personal, tapi korporasi dalam kasus korupsi di kawasan IUP PT Timah.

Baca Selengkapnya

Informasi OTT KPK Sering Bocor, Alexander Marwata: Tidak Pernah Terungkap

25 hari lalu

Informasi OTT KPK Sering Bocor, Alexander Marwata: Tidak Pernah Terungkap

Wakil Ketua KPK mengatakan, hanya orang-orang yang sial saja yang terkena OTT

Baca Selengkapnya

ICW Ungkap Rencana KPK Hapus Bidang Penindakan dan Gabung Ombudsman Telah Dibahas di Bappenas

26 hari lalu

ICW Ungkap Rencana KPK Hapus Bidang Penindakan dan Gabung Ombudsman Telah Dibahas di Bappenas

Peneliti ICW Kurni Ramadhana mengatakan rencana KPK bubar lalu gabung Ombudsman bukan isapan jempol, sudah dibahas di Bappenas.

Baca Selengkapnya