Sebanyak 22 DAS Kritis Penyebab Bencana Banjir dan Longsor

Reporter

Jumat, 6 Januari 2017 16:31 WIB

Penambang pasir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas, Kediri. TEMPO/ Arie Basuki

TEMPO.CO, Batu - Sebanyak 22 Daerah Aliran Sungai (DAS) kritis akibat kerusakan kawasan hulu. Kerusakan itu akibat alih fungsi lahan dan pembalakan liar. DAS kritis salah satunya berada di Jawa. "Banjir di Bima, Garut dan Pati karena kerusakan kawasan hulu," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basoeki Hadimoeljono saat meninjau arboretum Sumber Brantas, kawasan hulu Sungai Brantas di Bumiaji, Batu, Jumat 6 Januari 2017.

Untuk mencegah kerusakan DAS, Menteri mengajak semua pihak menjaga arboretum tetap lestari dan menggalakkan usaha konservasi. Arboretum merupakan kawasan pelestarian tanaman langka.

Menteri mengingatkan ancaman kerusakan kawasan hulu Brantas akibat pola tanam sayuran di lereng Gunung Arjuna. Para petani tidak menggunakan pola terasiring sehingga tanah rawan longsor dan menyebabkan sedimentasi DAS Brantas. "Beruntung DAS Brantas ada komunitas pecinta sungai," katanya.

Kementerian Pekerjan Umum, katanya, telah bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk melakukan reboisasi kawasan hutan penyebab banjir dan tanah longsor. Selain itu, dibangun sejumlah cek dam untuk mencegah sedimentasi.

Sekretaris Perusahaan Jasa Tirta 1, Zainal Alim menjelaskan sejumlah sub DAS kritis akibat penebangan ilegal. Dampaknya terjadi sedimentasi besar-besaran di DAS Brantas. Setiap tahun dilakukan pengerukan sedimen sebanyak 100 meter kubik hingga 400 meter kubik. Sedimen memenuhi Waduk Karangkates, Selorejo, Wlingi dan Lodoyo.

Berbagai langkah dilakukan untuk mengendalikan kerusakan kawasan hulu Brantas. Seperti usaha konservasi di arboretum sumber Brantas. "Penambangan pasir ilegal di Kediri, Mojokerto, dan Jombang juga merusak DAS," ujar Zainal.

Arboretum Total di lahan seluas 12 hektare ditanami 3.200 batang pohon dari 37 jenis. Di kawasan dengan tinggian 1.560 meter di atas permukaan laut ini keluar sumber mata air Brantas dengan debit 2,5 liter per detik. Debit air itu stabil, meski kemarau sekalipun.


EKO WIDIANTO


Berita terkait

Setelah Gagal Masuk Senayan, Krisdayanti Bersiap Maju Pilwakot Batu Berikut Perjalanan Politiknya

1 hari lalu

Setelah Gagal Masuk Senayan, Krisdayanti Bersiap Maju Pilwakot Batu Berikut Perjalanan Politiknya

Karier politik Krisdayanti setelah gagal masuk Senayan kabar terakhir bersiap maju kandidat calon Wali Kota Batu dari PDIP.

Baca Selengkapnya

Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

16 hari lalu

Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

Sebelas orang hilang di Guangdong akibat banjir dasyat di provinsi selatan Cina itu pada Senin 22 April 2024

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Tragedi Brexit 2016, Sedikitnya 12 Pemudik Tewas dalam Arus Mudik Lebaran

27 hari lalu

Kilas Balik Tragedi Brexit 2016, Sedikitnya 12 Pemudik Tewas dalam Arus Mudik Lebaran

Tragedi macet terparah mudik pada 2016. Kilas balik tragedi Brexit yang tewaskan belasan orang.

Baca Selengkapnya

Kali Kamal Meluap, Ruas Tol Sedyatmo Masih Terendam

47 hari lalu

Kali Kamal Meluap, Ruas Tol Sedyatmo Masih Terendam

Ruas Tol Sedyatmo KM 27 terpantau hingga Jumat 22 Maret 2024 pukul 18.00 WIB masih terendam air luapan Kali Kamal.

Baca Selengkapnya

Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

50 hari lalu

Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bakal melakukan pompanisasi pada 500 ribu hektare lahan tadah hujan di Pulau Jawa.

Baca Selengkapnya

500 Ribu Meter Kubik Material Erupsi Gunung Marapi Ancam Warga hingga 7 Kilometer

23 Januari 2024

500 Ribu Meter Kubik Material Erupsi Gunung Marapi Ancam Warga hingga 7 Kilometer

Jika terjadi banjir lahar hujan, katanya, tumpukan material vulkanik Gunung Marapi tersebut dapat menjangkau hingga area tujuh kilometer.

Baca Selengkapnya

BRI Peduli Ajak Masyarakat Jaga Ekosistem Sungai

1 Januari 2024

BRI Peduli Ajak Masyarakat Jaga Ekosistem Sungai

BRI berupaya mendorong perbaikan dan revitalisasi sungai di sejumlah wilayah di Indonesia, terutama yang tingkat pencemaran airnya sangat tinggi terutama akibat sampah yang menumpuk.

Baca Selengkapnya

Makassar, Kota Sehat yang Diarenya Meningkat

31 Desember 2023

Makassar, Kota Sehat yang Diarenya Meningkat

Jamban itu digunakan oleh lima orang. Mereka berdomisili di Kelurahan Banta-bantaeng, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar.

Baca Selengkapnya

10 Tempat Wisata di Kota Batu, Malang Raya, Mulai Air Terjun hingga Kebun Apel

31 Desember 2023

10 Tempat Wisata di Kota Batu, Malang Raya, Mulai Air Terjun hingga Kebun Apel

Rekomendasi tempat wisata di Kota Batu, Malang Raya yang tak boleh dilewatkan untuk dikunjungi.

Baca Selengkapnya

Terdampak Erupsi Gunung Marapi, Ini Kondisi Terkini Hulu Sungai di Sekitarnya

18 Desember 2023

Terdampak Erupsi Gunung Marapi, Ini Kondisi Terkini Hulu Sungai di Sekitarnya

Erupsi Gunung Marapi membuat sejumlah sungai terpapar abu vulkanik, guguran lava, awan panas, dan banjir bandang. Ini kondisi terkini.

Baca Selengkapnya