Kapal penumpang Zahro Express saat terbakar di tengah perairan Untung Jawa, Ahad, 1 Januari 2016. Foto: ISTIMEWA
TEMPO.CO, Jakarta - Kecelakaan awal tahun tidak hanya terjadi di perairan Kepulauan Seribu, yaitu terbakarnya kapal motor Zahro Express pada Minggu, 1 Januari 2017. Sepuluh tahun lalu, 1 Januari 2007, pesawat Adam Air KI-574 rute Jakarta-Surabaya-Manado hilang setelah terjadi putus kontak antara pilot pesawat dan pengatur lalu lintas udara (ATC) Bandara Hasanuddin, Makassar.
Pesawat yang berangkat pukul 12.55 WIB dan semestinya sampai di Bandara Sam Ratulangi, Manado, pukul 16.14 Wita itu hilang dari radar pada pukul 14.53 Wita. Pada kontak terakhir, posisi pesawat berada pada jarak 85 mil laut barat laut Kota Makassar dengan ketinggian 35 ribu kaki.
Pencarian pesawat membutuhkan waktu lama. Sekitar delapan bulan kemudian, tepatnya pada 28 Agustus 2007, kotak hitam ditemukan. Adam Air yang saat itu membawa 102 penumpang seluruhnya hilang. Ini menjadi salah satu tragedi transportasi terbesar di Indonesia.
Maskapai penerbangan Adam Sky Conection alias Adam Air akhirnya dibekukan Kementerian Perhubungan dengan surat bernomor AU/1724/DSKU/0862/2008. Surat itu menyebutkan pencabutan operational Adam Skyconnection Airlines. Surat ini juga ditujukan kepada Direktur Utama PT Adam Air Adam Aditya Suherman.
Pada tahun baru 1 Januari 2017, tragedi transportasi menimpa KM Zahro Express yang mengangkut hampir 200 penumpang dari Dermaga Muara Angke, Jakarta Utara, menuju Pulau Tidung, Kepulauan Seribu.
Kapal tersebut terbakar tidak lama setelah berlayar meninggalkan Muara Angke. Sebanyak 23 penumpang meninggal, 17 orang hilang, dan sisanya selamat. Manifest menyebutkan terdapat seratus penumpang. Sementara itu, data Kementerian Perhubungan menyebutkan jumlah penumpang mencapai 184 orang, enam di antaranya anak buah kapal.
“Ada perbedaan jumlah penumpang yang dilaporkan dengan di lapangan,” kata Soerjanto Tjahjono, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia, menerima kunjungan kerja Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Maria Kristi Endah Murni.