TEMPO.CO, Jakarta - Kabar mengenai rencana Presiden Joko Widodo melakukan perombakan atau reshuffle kabinet santer beredar. "Saya dengar memang ada (reshuffle) Januari ini, tapi tunggu saja keputusan Presiden," ujar Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Syarifuddin Sudding, Jumat pekan lalu.
Seorang pengurus teras Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mengatakan rencana perombakan kabinet sudah muncul pada pekan pertama November lalu. Pasalnya, Presiden Jokowi tidak puas terhadap kinerja sejumlah menteri. Selain itu, Presiden Jokowi kecewa terhadap sejumlah bawahannya yang tak mampu meredam rencana demonstrasi pada 4 November lalu. Setelah aksi yang meminta kepolisian memproses hukum kasus dugaan penistaan Al-Quran oleh Basuki Tjahaja Purnama itu, sempat muncul kericuhan. Sejumlah mobil aparat keamanan dibakar massa.
Namun, masih menurut sumber Tempo tersebut, pelaksanaan reshuffle terpaksa tertunda karena munculnya aksi lanjutan pada 2 Desember lalu. Untuk menghindari situasi politik yang semakin memanas, Presiden memilih menundanya hingga kondisi dianggap sudah tenang. "Jadi diundur lagi, bisa pertengahan Januari," ujarnya, pekan lalu.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Bidang Perekonomian PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno mengatakan partainya sudah menyiapkan sejumlah nama yang diharapkan bakal masuk bursa pengganti menteri. Hendrawan enggan menyebutkan siapa saja nama-nama calon menteri yang telah disiapkan itu. "Bukan untuk konsumsi umum," katanya, Senin lalu.
Jokowi sempat menyinggung tentang reshuffle ketika mengumpulkan para pemimpin redaksi di Istana Kepresidenan pada Selasa siang. "Tadi Presiden Joko Widodo memberikan pernyataan tentang isu reshuffle yang beredar," ujar juru bicara Istana Kepresidenan, Johan Budi, kepada Tempo, Selasa, 3 Januari 2016.
Dalam kesempatan itu, kata Johan, Jokowi menegaskan kembali bahwa tidak ada reshuffle seperti yang dikabarkan. Johan tidak menjelaskan lebih lanjut apakah tidak ada reshuffle itu untuk bulan ini saja atau masih terbuka kemungkinannya.
HUSSEIN ABRI DONGORAN | ISTMAN MP
Berita terkait
Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?
7 jam lalu
Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.
Baca SelengkapnyaRespons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club
7 jam lalu
Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi
7 jam lalu
Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?
Baca SelengkapnyaHabiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014
7 jam lalu
Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.
Baca SelengkapnyaJokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024
8 jam lalu
Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.
Baca SelengkapnyaDahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY
8 jam lalu
Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.
Baca SelengkapnyaJokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo
8 jam lalu
Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.
Baca SelengkapnyaFakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun
9 jam lalu
Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.
Baca SelengkapnyaJokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah
12 jam lalu
Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan
Baca SelengkapnyaJokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis
12 jam lalu
Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.
Baca Selengkapnya