Perwakilan panitia menyanggupi pembatalan acara kebaktian Natal di Sabuga setelah di demo para pengunjuk rasa, di Bandung, 6 Desember 2016. Acara ini dianggap tidak berizin dan melanggar aturan oleh pihak pengunjuk rasa. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Jakarta - Ormas Projo mengecam keras pembubaran paksa acara ibadah natal dan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) yang digelar di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Jalan Tamansari, Kota Bandung, pada Selasa, 6 Desember 2016.
"Kita harus menghormati dan menghargai pelaksanaan ibadah keagamaan setiap warga bangsa," kata Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi dalam siaran persnya hari ini, Kamis, 8 Desember 2016.
Menurut dia, negara harus hadir untuk menjamin perlindungan yang menyeluruh kepada setiap warganya. Aparat negara pun harus proaktif dan tegas menindak siapapun yg ingin menebarkan dan menyuburkan praktik intoleransi di Indonesia.
Budi Arie menerangkan, akhir-akhir ini bangsa Indonesia sedang dalam ujian yang serius. Maka seluruh masyarakat harus mengagumi nilai-nilai pada Pancasila yang sejak berdirinya negara ini mampu mengikat dan menyatukan seluruh komponen bangsa. "Kita harus merawat dan menjaga warisan yang sangat berharga dari para pendiri bangsa," ujar Budi. "Kita harus segera mengakhiri hiruk pikuk yg semakin lama semakin tidak produktif bagi kemajuan bangsa ini."
Pembela Ahlu Sunnah (PAS) dan Dewan Dakwah Islam (DDI) membubarkan acara KKR umat Kristen dengan penceramah Pendeta Stephen Tong di Gedung Sabuga pada Selasa, 6 Desember 2016 sekitar pukul 20.30 WIB. Menurut mereka, kegiatan kebaktian harus digelar di gereja, bukan di tempat umum.
Dalam kasus Sabuga, Budi Arie mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk keluar dari perangkap yang membuat bangsa ini semakin terpuruk. Kehidupan berbangsa dan bernegara hahrus mampu mewujudkan rasa aman dan nyaman. Budi menegaskan jangan sampai ada pihak-pihak yang ingin menghancurkan fondasi rumah kebangsaan. "Negara ini harus hadir untuk menjamin keteduhan dan kedamaian. Perkakas kehidupan sosial kita sesungguhnya sudah terlalu indah," ucap Budi Arie.