Ahmad Dhani bersama putri presiden pertama RI, Rachmawati Soekarnoputri dan putri dari ulama Wahid Hasyim, Lily Wahid (kiri), saat akan menggelar konferensi pers di Jakarta, 1 Desember 2016. Dalam pernyataan bersama ini mereka akan menyerahkan resolusi atau maklumat kepada pimpinan MPR agar segera melakukan sidang istimewa untuk mengembalikan UUD ke UUD 1945 yang asli. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Depok - Anggota Brigade Mobil yang menjaga gerbang Markas Komando Brimob mengintimidasi wartawan yang mau meliput penangkapan aktivis tersangka makar di sana. Pantauan Tempo dari Jumat siang sampai malam, dua kali polisi mengintimidasi wartawan di sana.
Pukul 21.00, kamerawan RCTI bernama Wara diintimidasi oleh salah seorang polisi yang berjaga. Polisi sempat menarik dan mengambil kamera yang menyorot mereka. "Iya tadi diambil. Tapi, sudah dikembalikan," kata Wara.
Sejak pagi, polisi bersikeras melarang wartawan menyorot ke arah gerbang Mako Brimob, bila terjadi negosiasi pengacara yang ingin masuk.
Anggota Lembaga Bantuan Hukum Universitas Bung Karno (UBK), Wilson Koling, menuturkan intimidasi terjadi saat dia bersama teman-temannya mencoba bernegosiasi kepada polisi. Namun, polisi yang berjaga marah saat disorot kamera. "Ini markas kami, jadi tidak boleh masuk," kata Wilso menirukan ucapan polisi yang marah.
Tak lama berselang, polisi tersebut mencak-mencak dan mengintimidasi wartawan RCTI yang masih menyorotnya. Kedatangan pengacara yang menjadi alumnus UBK ini untuk memberikan dukungan moril. "Ingat Mako Brimob juga markas milik rakyat," ujar Wilson.