Terima Pesan Hoax, Panglima TNI: Ada Tangan Luar Ikut 'Main'  

Reporter

Editor

Suseno TNR

Rabu, 23 November 2016 12:46 WIB

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (kiri) bersama Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memantau unjuk rasa 4 November di sisi barat Istana Merdeka, Jakarta, 4 November 2016. ANTARA/Puspa Perwitasari

TEMPO.CO, Bandung – Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo mengaku baru-baru ini mendapat pesan bohong alis hoax. “Tadi malam saya dikagetkan dengan pesan di WA (WhatsApp) bahwa Habib Rizieq dianiaya oleh oknum Kostrad,” katanya di Bandung, Rabu, 23 November 2016.

Untuk memastikan informasi itu, Gatot meminta anak buahnya mengecek. “Ternyata tidak ada itu (penganiayaan),” ujarnya dalam acara seminar tentang ketahanan bangsa di kampus Universitas Padjadjaran, Bandung.

Gatot kemudian memerintahkan petugas intelijen untuk menelusuri pesan yang dia terima. Pesan itu ternyata kiriman dari situs bandar judi di Australia dan sebuah website di Amerika Serikat. Alasan inilah yang membuat Gatot yakin tentang adanya “tangan-tangan luar” yang ikut bermain dalam polemik di Tanah Air belakangan ini. “Tujuannya memecah-belah Indonesia agar wilayah Indonesia terbagi-bagi ke negara lain,” kata dia sambil memaparkan peta wilayah Indonesia yang diincar negara asing.

Baca: Di Istana, Romahurmuziy Dapat Info Intelijen Soal Demo 212

Pulau-pulau di luar Jawa, seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua, di antaranya diincar negara Cina, Islamic State, dan Amerika Serikat. “Jujur saya terlalu berani, terlalu sembrono. Tapi semua anak bangsa harus tahu apa yang sedang dihadapi,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Panglima TNI dan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian melakukan kerja sama intelijen terkait dengan rencana Aksi Bela Islam III. Tujuannya, mengawasi penggerak aksi yang rencananya digelar pada 25 November dan 2 Desember 2016.

Baca: FPI Klaim Turunkan Tiga Juta Orang untuk Aksi Bela Islam III

Soal rencana aksi tersebut, Gatot sependapat dengan Kapolri. Jika aksi berjalan tertib, tentu tidak membawa masalah. “Tetapi ingat, jumlah massa yang besar, tidak berkepribadian itu, mudah sekali berubah. Benar tidak dia (aksinya) aman,” ujarnya.

Panglima melarang peserta aksi melakukan salat di jalan, melainkan di dalam masjid. Tujuannya agar tidak mengganggu kepentingan masyarakat pengguna jalan. “Bayangkan kalau di jalan raya ada ibu hamil, mau melahirkan, kemudian karena tidak bisa lewat di situ, mau melahirkan di jalan tidak tertolong. Siapa yang tanggung jawab?” tuturnya.

ANWAR SISWADI



Berita terkait

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

1 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

6 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

6 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

7 hari lalu

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

Di Bandung, Sheila on 7 akan mangung di Stadion Siliwangi. Awalnya stadion itu bernama lapangan SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

7 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

13 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

13 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024

Baca Selengkapnya

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

14 hari lalu

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

14 hari lalu

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

Polisi mulai menutup Jalan Medan Merdeka Barat menyusul rencana demonstrasi jelang sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Selengkapnya

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

14 hari lalu

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

Komandan Tim Kampanye Nasional bidang relawan Haris Rusli Moti menyatakan, Prabowo meminta penghentian aksi damai di depan gedung MK

Baca Selengkapnya