Seorang demonstran mengoleskan odol kepada seorang polisi untuk mengurangi efek dari tembakan gas air mata pada demo 4 November 2016. (Instagram.com)
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo tidak menarik ucapannya soal keberadaan aktor politik di balik demo besar 4 November. Malah ia menyebut keberadaan aktor politik memanfaatkan situasi politik yang memanas sebagai hal yang biasa.
"Biasa, buat saya seperti itu biasa saja. Ya, seperti yang saya sampaikan, ada yang menunggangi untuk kepentingan-kepentingan lain," ujar Presiden Joko Widodo seusai bertemu dengan Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri di Istana Kepresidenan, Senin, 21 November 2016.
Presiden Joko Widodo pertama kali menyebut keberadaan aktor politik pada jumpa pers setelah demo 4 November. Ia mengatakan demo yang berujung rusuh itu ditunggangi aktor-aktor politik dengan kepentingan berbeda.
Presiden Joko Widodo tidak menyebutkan siapa aktor politik kala itu. Namun, menurut Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, aktor politik yang dimaksud Presiden Joko Widodo juga berada di demo tersebut. Politikus yang hadir pada demo 4 November adalah Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah dan Fadli Zon, tapi belum dipastikan apakah mereka yang dimaksud pemerintah.
Presiden Joko Widodo melanjutkan, keberadaan aktor politik di tengah situasi politik yang memanas tidak bisa dihalangi. Namun janganlah kepentingan itu merugikan warga Indonesia.
"Jangan melemahkan Bhinneka Tunggal Ika, apalagi merongrong Pancasila. Prinsipnya itu saja," ujar Presiden Joko Widodo.
Ditanyai apakah akan mengundang aktor politik itu suatu saat nanti mengingat Megawati menyarankan dia mengumpulkan ketua-ketua partai politik, baik oposisi maupun pro pemerintah, Presiden Joko Widodo tidak menjawab. Ia hanya mengatakan usulan untuk menggelar pertemuan itu akan ia atur.
Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani
17 jam lalu
Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.