Survei LSI: Ahok Bisa Kalah Karena Isu Agama

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Jumat, 7 Oktober 2016 16:55 WIB

Kanan. Peneliti Lingkaran Survei Indonesia, Ardian Sopa, merilis hasil survey yang menyatakan bahwa pasangan inkumben Ahok-Djarot bisa kalah karena isu agama, di kantor LSI, Jakarta Timur, 7 Oktober 2016. TEMPO/Friski Riana

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei dari Lingkaran Survei Indonesia menyatakan pasangan calon inkumben, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat bisa dikalahkan oleh isu primordialisme, terutama agama. "Karena kalau kami lihat kemerosotan suara Pak Ahok, yang di awal Maret 59 persen, sekarang di angka 31 persen. ada kesesuaian data dengan meningkatnya anti Ahok yang dilatarbelakangi oleh agama," kata peneliti LSI, Ardian Sopa, di kantor LSI, Jakarta Timur, Jumat, 7 Oktober 2016.

Sopa menyatakan, data yang dihimpun LSI memperlihatkan jumlah masyarakat yang tidak ingin dipimpin oleh gubernur non muslim meningkat, yaitu dari 40 persen pada Maret 2016 menjadi 55 persen di Oktober 2016. Padahal, kata dia, pemilih muslim ada sekitar 90 persen dari populasi pemilih Jakarta.

Sentimen tersebut, kata Sopa, potensial berlanjut sampai pemilihan pada 15 Februari 2017. Dia menjelaskan, pada segmen pemilih muslim, sebanyak 40,3 persen memilih pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. "Hanya 28,9 persen yang memilih pasangan Ahok-Djarot," ujarnya.

Hasil tersebut berbanding terbalik pada segmen pemilih non muslim. Sopa mengungkapkan, pasangan Ahok-Djarot mendapatkan suara mayoritas di angka 76,7 persen, dan pasangan Anies-Sandi hanya 6,7 persen.

Jika dihadapkan dengan pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, pasangan Ahok-Djarot juga kalah suara di segmen pemilih muslim. Sopa menyebutkan, sebanyak 37,4 persen responden memilih pasangan Agus-Sylvi, dan hanya 28,4 persen yang memilih Ahok-Djarot.

Untuk segmen pemilih non muslim, pasangan Agus-Sylvi hanya meraup suara sebesar 3,3 persen. Jumlahnya masih kalah dengan yang didapat Ahok-Djarot, yaitu 80 persen.

Menurut Sopa, penyebab isu agama penolakan gubernur non muslim meningkat karena adanya mobilisasi yang aktif dari para tokoh dan organisasi seperti istigosah di Masjid Istiqlal yang menghasilkan Risalah Istiqlal. Selain itu, ada demo dari Aliansi Peduli Umat dan Bangsa, himbauan Ketua MUI yang menginginkan pemimpin muslim, dan Ahok dianggap sering blunder merespon Islam.

Dukungan suara untuk Ahok-Djarot, kata Sopa, masih bisa bangkit. Dia menyarankan agar Ahok mengurangi sentimen agama, misal dengan merangkul komunitas muslim. Meski kinerjanya diakui bagus dan bermanfaat, Sofa berujar, ada sejumlah hal yang dianggap telah menyakiti umat muslim melalui cara bicaranya yang kasar dan memaki-maki. "Jika gagal, salah satu faktor bisa kita nyatakan Ahok dikalahkan karena sentimen isu agama, selain faktor lainnya. Isu agama akhirnya menjadi peranan penting," kata dia. *

FRISKI RIANA

Berita terkait

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

2 hari lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

3 hari lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

6 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

8 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

37 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

37 hari lalu

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca Selengkapnya

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

52 hari lalu

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.

Baca Selengkapnya

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

55 hari lalu

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

Ramai di media sosial soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang disebut diberhentikan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta. Apa beda KJMU dan KJP Plus?

Baca Selengkapnya

Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

56 hari lalu

Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

Pengamat politik Adi Prayitno sebut nama Ahok dan Anies Baswedan masih kuat di Jakarta. Bagaimana dengan Ridwan Kamil?

Baca Selengkapnya

69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

56 hari lalu

69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

Menjadi politisi sambil tetap aktif dalam dunia film. Begini perjalanan Deddy Mizwar menapaki dua bidang yang berbeda tersebut.

Baca Selengkapnya