Tersangka Dimas Kanjeng Taat Pribadi digiring petugas saat rekontruksi di padepokannya Desa Wangkal, Gading, Probolinggo, Jawa Timur, 3 Oktober 2016. Rekonstruksi yang menghadirkan Kanjeng Dimas dan sejumlah tersangka lain tersebut dilakukan untuk pengembangan pengusutan kasus pembunuhan Abdul Gani. ANTARA FOTO
<!--more--> Reka ulang ini cocok dengan keterangan keluarga Gani yang mendengar perkataan terakhir Gani sebelum ditemukan meninggal. "Dia sempat bilang akan bertemu Kanjeng Dimas di padepokan,” kata kakak kandung Gani, Aswati. Gani mengatakannya pada 12 April 2016 atau sehari sebelum mayatnya ditemukan mengambang.
Sementara itu, korban meninggal lainnya, Ismail Hidayah, dibunuh terlebih dulu di luar padepokan dan mayatnya ditemukan di Desa Tegalsono, Kecamatan Tegalsiwalan, Kabupaten Probolinggo, Februari 2015. Namun identitasnya belum diketahui karena wajahnya rusak dan tidak ditemukan kartu identitas.
Selang 14 bulan setelah kematian Ismail, Gani pun dibunuh di padepokan. Dari penangkapan para tersangka pembunuh Gani, terungkap mereka juga diduga membunuh Ismail. Polisi membongkar makam Ismail di Probolinggo untuk tes DNA, Juni 2016 dan DNA Ismail cocok dengan sampel DNA isteri dan anaknya.
Ismail dan Gani adalah dua bekas ‘santri’ sekaligus orang kepercayaan Taat. “Namun keduanya akhirnya dibunuh karena keduanya tahu banyak dan khawatir penipuan penggandaan uang yang dilakukan selama ini terbongkar,” kata Kepala Kepolisian Resor Probolinggo Ajun Komisaris Besar Arman Asmara Syarifuddin.