Kemenlu: Abu Sayyaf Sudah 4 Kali Tetapkan Tenggat Tebusan

Reporter

Editor

Erwin prima

Selasa, 13 September 2016 19:04 WIB

Anggota keluarga korban yang disandera kelompok Abu Sayyaf saat melakukan pertemuan dengan Dirjen PWNI-BHI Kemenlu Lalu Muhammad Iqbal di Gedung PWNI-BHI, Jakarta, 1 Agustus 2016. Lalu Muhammad Iqbal mengatakan tujuh WNI yang disandera dalam kondisi baik. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia Muhammad Iqbal mengatakan penetapan tenggat waktu baru pembayaran tebusan yang disebut kelompok Abu Sayyaf tak akan mengusik upaya penyelamatan sandera warga negara Indonesia.

Iqbal juga tak menampik bahwa ada tanggal baru yang dijadikan batas akhir penebusan, oleh kelompok radikal di Filipina selatan itu.


Baca:
Abu Sayyaf Beri Deadline Baru, Ini Tanggapan Kemlu
Keluarga Sandera Abu Sayyaf Sambangi Kementerian Luar Negeri
Pemerintah Terus Beri Pendampingan kepada Sandera dan Keluarga

"Kalau ancaman selalu datang. Ini sudah empat kali," kata Iqbal saat ditemui di kompleks Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta, Selasa, 13 September 2016.

Menurut Iqbal, keberadaan sembilan WNI yang masih disandera telah terpantau, namun upaya pembebasan masih dalam proses.

Wakil Menteri Luar Negeri A.M. Fachir mengungkapkan hal senada. Dia menyebut ancaman terkait batas waktu hanyalah aksi berulang yang dilakukan Abu Sayyaf. "Intinya kami (Indonesia dan Filipina) komunikasi terus. Selama itu bisa dilakukan, artinya boleh saja ada batas waktu," tutur Fachir.

Fachir mengaku optimistis sisa sembilan sandera WNI bisa diselamatkan. Jalur diplomasi pun masih jadi opsi utama, karena pergerakan militer Indonesia untuk menyelamatkan WNI masih terbatas.

Pemerintah masih mengantongi kewajiban menyelamatkan sembilan WNI dari tangan Abu Sayyaf. Sandera yang awalnya berjumlah 11 dari tiga kasus berbeda, berkurang jumlahnya, usai lolosnya dua awak kapal Charles 001 yang disandera pada Juni lalu.

Mereka yang masih ditawan, adalah lima sisa awak kapal Charles, dan empat WNI dari dua kasus penculikan oleh Abu Sayyaf di perairan Sabah, Malaysia.

Ancaman tenggat waktu memang sudah muncul beberapa kali. Terakhir kali, kelompok Abu Sayyaf kabarnya sempat memberi waktu hingga pertengahan Agustus 2016, namun tak ada perkembangan. Dua sandera justru lolos pada 17 Agustus 2016, di tengah gempuran operasi militer Filipina ke basis kelompok pemberontak tersebut.

YOHANES PASKALIS

Berita terkait

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

1 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: ICC akan Proses Langkah Hukum Lebanon Melawan Israel

2 hari lalu

Top 3 Dunia: ICC akan Proses Langkah Hukum Lebanon Melawan Israel

Top 3 Dunia pada 28 April 2024, ICC akan memproses langkah hukum yang disorongkan Lebanon melawan Israel atas tuduhan kejahatan perang.

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

3 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

3 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

3 hari lalu

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

Ribuan warga Israel menuntut dilakukannya pemilhan umum dini dan meminta agar sandera dibebaskan menyusul video yang dilansir Hamas.

Baca Selengkapnya

Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

4 hari lalu

Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

Hamas bingung ditekan untuk membebaskan sandera warga negara Israel, namun dunia tampak tutup mata pada genosidan di Gaza.

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

4 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

4 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

4 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

4 hari lalu

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

Rencana serangan Israel ke Kota Rafah di Gaza yang berbatasan dengan Mesir dapat menimbulkan bencana bagi stabilitas regional

Baca Selengkapnya