Pemerintah Minta RAPP Hentikan Kegiatan di Pulau Padang  

Reporter

Editor

Erwin prima

Jumat, 9 September 2016 14:59 WIB

Menteri LHK Siti Nurbaya bersama Direktur Jenderal Penegakan Hukum KLHK Rasio Ridho Sani (kiri), memberikan keterangan kepada awak media terkait penyanderaan tujuh polisi hutan dan penyidik dari Balai Penegakan Hukum KLH, di Gedung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta, 6 September 2016. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan meminta PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) menghentikan segala kegiatannya di lahan gambut yang diduga baru saja dibuka perusahaan tersebut di area konsesi di Pulau Padang, Kepulauan Meranti, Riau.

"Untuk sementara, kami sepakat dihentikan dulu dalam waktu secepat mungkin sampai peta (kesatuan ideologis gambut) ini diselesaikan. Maksimal tiga bulan," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup Bambang Hendroyono di kantornya, Jumat, 9 September 2016.

Buka:
Hadang Tim Badan Restorasi Gambut, Boss RAPP Minta Maaf
LPSK Siap Lindungi Saksi Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan
Diusir Saat Sidak di Lahan RAPP, Ketua BRG Minta Pengusutan

Senin, 5 September 2016, Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead mengadakan inspeksi mendadak di area konsesi PT RAPP, Pulau Padang, Kepulauan Meranti, Riau. RAPP diduga membuka lahan baru di area itu dan ditemukan pula kanal atau drainase baru di sana.

Bambang mengatakan, walaupun terdapat dugaan pembukaan lahan baru oleh RAPP, Kementerian tidak akan menyegel area tersebut. "Berdasarkan komitmen saja, jangan dilanjutkan dulu di area yang sedang dievaluasi BRG dan Kementerian. Akan ada sanksi, tentu, jika dilanjutkan," ujarnya.

Terkait dengan kebakaran yang terjadi di wilayah konsesi RAPP sebelumnya, menurut Bambang, Kementerian masih akan terus memprosesnya. Wilayah konsesi RAPP, kata dia, akan terus dipantau. "Karena yang terbakar tidak begitu luas, aktivitasnya juga belum mulai," tuturnya.

Menurut Bambang, nantinya tata kelola gambut harus diperbaiki supaya tidak terjadi kembali kebakaran hutan dan lahan yang diindikasikan dengan pembuatan kanal serta pembukaan lahan baru.

Semua perusahaan yang memperoleh konsesi, menurut Bambang, juga perlu merevisi rencana kerja usaha (RKU) yang dimilikinya. "Pasca-kebakaran kemarin, KLHK melakukan verifikasi kembali dan pada akhirnya akan ada revisi-revisi RKU sehingga tata kelola mereka tidak seperti yang lalu-lalu," katanya.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

9 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

18 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

42 hari lalu

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

KLHK menetapkan empat orang tersangka perusakan lingkungan Taman Nasional Karimunjawa pada Rabu, 20 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

43 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

46 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

47 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

47 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

48 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

48 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

52 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya