Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia Komjen Pol Budi Gunawan menyampaikan visi misi saat mengikuti uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) calon Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) dengan Komisi I DPR RI di Gedung Nusantara II, Jakarta, 7 September 2016. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengatakan Presiden Joko Widodo mempunyai berbagai pertimbangan dalam memilih Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai kepala Badan Intelijen Negara. Salah satunya, kata Pratikno, adalah pengalaman.
"Dan, setahu saya, beliau juga expert di bidang intelijen. Saya kurang expert di bidang itu, jadi gak bisa menjelaskan secara detail," ujar Pratikno saat dicegat Tempo di kantornya, Kamis, 8 September 2016.
Sebagaimana diketahui, Presiden Joko Widodo mengajukan nama Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kepala BIN kepada Dewan Perwakilan Rakyat pada Jumat pekan lalu. Ia menyampaikannya via Pratikno tepat sebelum berangkat mengikuti rangkaian acara KTT G20 di Cina dan KTT ASEAN di Laos.
Uji kelayakan dan kepatutan calon Kepala BIN yang dijalani Budi Gunawan di Komisi Intelijen DPR berjalan lancar. Prosesnya tak berjalan lama. Bahkan DPR menyatakan telah mengirim surat persetujuan paripurna atas hasil fitand proper test Budi Gunawan ke Istana Kepresidenan hari ini, Kamis, 8 September 2016.
Mengenai pertimbangan lain yang menjadi dasar pertimbangan Jokowi memilih Budi Gunawan, Pratikno enggan memberi penjelasan. Saat ditanya lebih lanjut, apakah pemilihan itu ada kaitannya dengan komitmen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2017, Pratikno membantah.
"Itu kan hanya coba dikait-kaitkan saja. Gak ada pembicaraan soal itu dan saya tidak tahu secara detail apa saja pertimbangan Presiden Joko Widodo," ujarnya.