TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Filipina Rodrigo Duterte dijadwalkan melawat ke negara-negara di Asia Tenggara. Indonesia termasuk salah satu negara yang akan dikunjungi Duterte.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Armanatha Natsir, mengatakan kunjungan itu merupakan hal yang biasa. "Sudah tradisi bila ada presiden baru berkeliling (di Asia Tenggara)," katanya di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis, 25 Agustus 2016.
Meski dijadwalkan ke Indonesia, Kemenlu belum bisa memastikan kapan pertemuan Presiden Duterte dengan Presiden Joko Widodo terlaksana. Pasalnya, hingga kini, belum ada jadwal pasti. "Kami sedang menunggu jadwal Presiden Jokowi," ucap Armanatha Nasir.
Besar kemungkinan Presiden Jokowi dan Presiden Duterte akan bertemu di Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN di Vientiane, Laos. Pemimpin negara se-Asia Tenggara dijadwalkan menghadiri KTT ASEAN ke-28 dan ke-29 pada 6-8 September 2016.
Direktur Politik dan Keamanan ASEAN Kementerian Luar Negeri Chandra Widya Yudha mengatakan pertemuan kali ini diselenggarakan back to back atau dua pertemuan dalam satu tahun. "Di sesi pleno menjadi pertemuan ke-28, sedangkan sesi retreat jadi pertemuan ke-29," tutur Chandra.
Pada pertemuan pertama, semua anggota akan membahas implementasi cetak biru ASEAN 2025. Selanjutnya, pada KTT ke-29, isu seperti ekonomi di kawasan regional dan internasional menjadi pembahasan. Indonesia akan mendorong isu kemaritiman dalam konferensi nanti. "Tema pokoknya ialah ketahanan dan relevansi ASEAN," ujar Chandra.
Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr
31 Januari 2024
Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr
Marcos bekerja sama dengan putri Duterte, Sara, untuk menjadikannya wakil presiden dalam kemenangan Pemilu 2022. Namun, keretakan dalam aliansi keluarga tersebut muncul ketika petahana telah menyimpang dari kebijakan anti-narkoba dan kebijakan luar negeri pendahulunya.