Menteri Siti: Jumlah Hotspot Kebakaran Hutan Turun 62 Persen  

Reporter

Kamis, 11 Agustus 2016 17:51 WIB

TEMPO/Ishomuddin

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya mengatakan jumlah titik panas atau hotspot akibat kebakaran hutan di seluruh Indonesia telah turun 62 persen dibandingkan periode 1 Januari-9 Agustus 2015. Bila dihitung menurut metode satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), penurunan titik panas mencapai 74 persen.

Di delapan provinsi, termasuk Riau, Jambi, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat, jumlah titik panas malah turun 79 persen. "Khusus Riau turun 82 persen dan Kalimantan Tengah turun 96 persen," kata Siti seusai rapat koordinasi di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Kamis, 11 Agustus 2016.

Menurut Siti, penurunan titik panas ini dipengaruhi banyak faktor. Salah satunya, adanya instruksi dari Presiden Joko Widodo agar petugas harus segera mematikan api ketika terjadi kebakaran. "Patroli terpadu jalan. Setiap ada data hotspot lewat satelit, satgas langsung turun dan bekerja."

Baca Juga: Restorasi Gambut, Jepang Hibahkan US$ 3 Juta, untuk Apa?

Selain itu, Siti menilai, kebijakan Jokowi untuk mengambil alih areal perusahaan apabila terbakar juga cukup efektif untuk mengurangi hotspot. "Sekarang tidak kedengaran ada kebakaran kecuali pada Maret-April. Ada lagi faktor cuaca karena sekarang tidak sepanas tahun lalu."

Langkah penanggulangan kebakaran ditempuh untuk mengurangi titik panas. Sejak 27 Februari, waterboombing sebanyak 39,4 juta liter air dilakukan di Riau. Untuk Sumatera Selatan, waterboombing dilakukan sebanyak 1,7 juta liter air juga dilakukan sejak 12 Mei. Modifikasi cuaca, yakni hujan buatan, juga dilakukan sejak 15 Juli," katanya.

Simak: Menteri Siti: Perusahaan Besar Sawit Lakukan Land Banking

Ke depannya, menurut Siti, pemerintah akan meningkatkan upaya-upaya pencegahan agar titik panas terus berkurang, seperti melalui sistem pemantauan dan pemantauan penggunaan lahan. Namun, perusahaan yang tidak membakar lahan belum akan diberi insentif.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

9 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

17 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

41 hari lalu

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

KLHK menetapkan empat orang tersangka perusakan lingkungan Taman Nasional Karimunjawa pada Rabu, 20 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

42 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

45 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

47 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

47 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

47 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

47 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

52 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya