Tenda Penolak Pabrik Semen di Istana Minta Didatangi Jokowi  

Reporter

Editor

Mustafa moses

Kamis, 28 Juli 2016 14:07 WIB

Puluhan petani yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng melakukan aksi unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Jerman, Jakarta, 16 Mei 2016. Dalam aksi damai ini mereka menuntut dan menolak perusahaan Jerman Heidelberg Cement AG yang akan membangun pabrik semen di wilayah mereka. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Ini hari ketiga masyarakat Pegunungan Kendeng, Rembang, membangun tenda perjuangan di depan kompleks Istana Negara, Jakarta Pusat. Koordinator Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK), Joko Prianto, berharap Presiden Joko Widodo menemui perwakilan JM-PPK di tenda perjuangan itu.

Mereka berharap Presiden bisa menghentikan pembangunan pabrik semen di Pegunungan Kendeng. "Kami para petani Rembang masih di sini, berdiri tegak menyangga tenda, tempat kami bernaung dan berteduh, yang kini terancam pembangunan industri semen yang membabi buta tanpa memperhatikan daya dukung dan daya tampung wilayah."

Menurut Joko, banyak pelanggaran yang ditabrak PT Semen Indonesia untuk memuluskan usahanya membangun pabrik semen dan menambang batu kapur di Rembang. "Hanya demi pembangunan semu, karena sesungguhnya kehidupan mayoritas rakyat, khususnya di Jawa Tengah, adalah bertani," ucapnya.

Joko memaparkan berbagai dugaan pelanggaran yang dilakukan PT Semen Indonesia. Menurut dia, PT Semen Indonesia telah melanggar Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 2011 tentang Penetapan Cekungan Air Tanah, Peraturan Daerah Rancangan Tata Ruang Wilayah Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010, dan Perda Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Rembang Nomor 14 Tahun 2011.

Selain itu, Joko menilai PT Semen Indonesia menetapkan kawasan pabrik sebagai obyek vital nasional secara sepihak. Analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) PT Semen Indonesia pun, menurut dia, keliru serta terdapat pemalsuan data dan informasi. "Data yang dicantumkan dalam amdal tidak sesuai dengan kondisi rill lapangan," ujarnya.

Deputi Keanekaragaman Hayati dan Pengendalian Kerusakan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Antung Deddy Radiansyah menuturkan amdal tersebut tidak menyebut keberadaan air dalam goa-goa di lokasi penambangan. "Amdal pabrik semen di Rembang tidak lengkap karena tidak menggambarkan data lapangan secara utuh,” katanya.

Joko menambahkan, dalam kurun waktu 2014-2016, tiga kali banjir bandang terjadi di permukiman warga di Kecamatan Gunem. Dia pun menegaskan, tidak ada pilihan lain selain menghentikan pembangunan pabrik semen. "Agar keseimbangan ekosistem tetap terjaga, sehingga bencana alam terhindarkan. Menghilangkan ekosistem berarti mematikan makhluk hidup."

ANGELINA ANJAR SAWITRI




Berita terkait

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

5 hari lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

11 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

11 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

12 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

18 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

19 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024

Baca Selengkapnya

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

19 hari lalu

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

19 hari lalu

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

Polisi mulai menutup Jalan Medan Merdeka Barat menyusul rencana demonstrasi jelang sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Selengkapnya

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

19 hari lalu

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

Komandan Tim Kampanye Nasional bidang relawan Haris Rusli Moti menyatakan, Prabowo meminta penghentian aksi damai di depan gedung MK

Baca Selengkapnya

Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

47 hari lalu

Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

Begini suasana di kawasan Gedung KPU RI sehari setelah penetapan hasil Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya