Institut Mosintuwu Kritik Operasi Tinombala dan Teritorial

Reporter

Editor

Budi Riza

Sabtu, 23 Juli 2016 18:45 WIB

Direktur Eksekutif Maarif Institute Fajar Riza Ul Haq (kiri) memberikan Maarif Award Budiman Saliki (Poso, Sulawesi Tengah), Asni perwakilan Institute Mosintuwu (Poso, Sulawesi), dan Josep Matheus Rudolf Fofid (Ambon, Maluku) di Studio Metro Tivi, Kebon Jeruk, 12 Juni 2016. TEMPO/Larissa

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah operasi pengejaran kelompok radikal Mujahidin Indonesia Timur di Poso, Sulawesi Tengah, membawa dampak negatif bagi kehidupan masyarakat setempat.


Ini diungkapkan gerakan komunitas Institut Mosintuwu, yang merupakan kelompok masyarakat, yang bertahan hidup di tengah konflik daerah itu.


“Kebijakan, dalam artian proses dan metode operasi keamanan, harusnya mempertimbangkan dampak bagi masyarakat,” kata Lian Gogali, Direktur Institut Mosintuwu, saat dihubungi Tempo, Sabtu, 23 Juli 2016.


Menurut Lian, ada sejumlah operasi keamanan yang dilakukan pemerintah di Poso sejak 2012. Operasi terakhir yang dilakukan adalah Tinombala, yang melibatkan personel Polri dan TNI. Masyarakat di 6 kecamatan di Poso, kata dia, terkena dampak operasi itu.


“Kebun dan ladang ditinggalkan, pendidikan dan kesehatan terabaikan, ada ketidaknyamanan dan rasa takut.”


Advertising
Advertising

Kecamatan yang terkena dampak antara lain Poso Pesisir Selatan, Poso Pesisir Utara, Lore Utara Utara, Lore Peore, Lore Tengah dan Lore Timur.


Lian mengatakan operasi keamanan tanpa memperhatikan masyarakat hanya akan menimbulkan konflik baru. Kebijakan pemerintah menciptakan keamanan di Poso lewat pembangunan, menurutnya harus dipercayakan pada masyarakat, bukan TNI dan Polri.


“Masyarakat berhak menentukan sendiri bagaimana pembangunan itu berlangsung, karena masyarakat mengenal konteks,” kata dia.


Pemerintah, kata Lian, harusnya mendukung dan menguatkan perdamaian dan pembangunan yang sudah terbangun di Poso selama ini. “Warga Poso sejak 1999, telah memulihkan trauma konflik dan perekonomian secara mandiri.”


Lewat keterangan pers yang diterima Tempo, Lian menceritakan kembali kesaksian sejumlah warga Poso yang terkena dampak operasi keamanan.


Ibu Adi (bukan nama sebenarnya), warga Desa Tangkura, mengatakan warga desanya beralih pekerjaan menjadi buruh sawit di kabupaten lain. Ada juga sebagian dari mereka yang memaksakan diri tetap berkebun dengan resiko tinggi. Ini karena ada larangan berkebun, karena pelaksanaan operasi keamanan.


“Biasanya yang berkebun akan diduga sebagai pihak yang memberikan logistik ke buronan, atau disangka bagian dari kelompok mereka,” kata ibu Adi.


Ada pula cerita Ibu Citra (nama samaran), yang bekerja sebagai pemecah dan pengangkut batu di Sungai Puna. Pekerjaan itu dilakukan secara terpaksa, karena dia sebenarnya adalah petani coklat.


Kegiatan latihan militer yang dijalani sekitar 3.222 personel TNI dan Polri sempat dijadikan alasan agar masyarakat Poso mau mengungsi.


Lian mengatakan kondisi masyarakat Poso semakin kesulitan dengan munculnya operasi teritorial, pengganti operasi Tinombala. Operasi yang berlangsung sejak Mei 2016 itu bertujuan mengambil alih peran mensejahterakan masyarakat dengan program bedah rumah, percetakan sawah baru dan bakti sosial.


Operasi itu, kata Lian, malah membuat masyarakat terpinggirkan dan terancam.”Contohnya warga di Desa Korobono, Kecamatan Pamona Selatan, yang menerima surat resmi dari Komandan Rayon Militer 1307-11.”


Surat itu berisi larangan ternak warga berkeliaran di areal sawah cetak baru yang sedang dibuat oleh TNI, dalam Operasi Teritorial.


“Ditegaskan dalam surat, jika ternak sapi atau kerbau berkeliaran maka akan dimusnahkan. Masyarakat yang dianggap tak bisa menjaga ternaknya, diminta menjual.”


YOHANES PASKALIS


Berita terkait

Tangkap 16 Tersangka Teroris, BNPT Tegaskan NII Masih Eksis

31 Maret 2022

Tangkap 16 Tersangka Teroris, BNPT Tegaskan NII Masih Eksis

BNPT menangkap 16 orang terduga teroris yang disebut berafiliasi dengan NII.

Baca Selengkapnya

Kepala Densus 88: Kami Ingin Perlakukan Pelaku Teroris Sebagai Korban

21 Maret 2022

Kepala Densus 88: Kami Ingin Perlakukan Pelaku Teroris Sebagai Korban

Kepala Densus 88 menyatakan pihaknya menggunakan paradigma baru dengan menempatkan pelaku terorisme sebagai korban.

Baca Selengkapnya

Densus 88: Penangkapan Meningkat, Aksi Terorisme Menurun

21 Maret 2022

Densus 88: Penangkapan Meningkat, Aksi Terorisme Menurun

Densus 88 menyatakan aksi terorisme di Indonesia dalam dua tahun terakhir menurun setelah mereka melakukan penangkapan secara masif.

Baca Selengkapnya

Terduga Teroris Ditangkap di Bogor, Camat: Betul Warga Kami, Penjual Kimia

15 Juni 2021

Terduga Teroris Ditangkap di Bogor, Camat: Betul Warga Kami, Penjual Kimia

Camat Bogor Utara Marse Hendra Saputra membenarkan telah telah terjadi penangkapan terduga teroris di wilayahnya pada Senin, 14 Juni 2021.

Baca Selengkapnya

Napi Terorisme Dikurung di Gunung Sindur, Kemenkumham: Sejak Aksi Teroris Marak

16 April 2021

Napi Terorisme Dikurung di Gunung Sindur, Kemenkumham: Sejak Aksi Teroris Marak

Kepala Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat Sudjonggo menjelaskan alasan mengapa menempatkan napi terorisme di Lapas Gunung Sindur.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap PNS dan Nelayan Terduga Teroris di Aceh

22 Januari 2021

Densus 88 Tangkap PNS dan Nelayan Terduga Teroris di Aceh

Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap dua orang terduga teroris di Aceh pada 21 Januari 2021. Satu orang merupakan PNS dan lainnya nelayan

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Banten, Kelompok Jamaah Islamiyah

9 November 2020

Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Banten, Kelompok Jamaah Islamiyah

Densus 88 Antiteror Polri menangkap satu terduga teroris bernama Ahmad Zaini alias Ahyar alias Ahyas alias Epson di Banten.

Baca Selengkapnya

Terduga Teroris Ditangkap di Depok, Terkait dengan Bom Medan?

13 November 2019

Terduga Teroris Ditangkap di Depok, Terkait dengan Bom Medan?

Polisi menangkap seorang terduga teroris di Depok, Jawa Barat. Mereka masih mencari tahu hubungannya dengan kasus bom Medan.

Baca Selengkapnya

Malaysia Tahan 11 WNI Tersangka ISIS Rancang Serang Ketua Parpol

26 September 2019

Malaysia Tahan 11 WNI Tersangka ISIS Rancang Serang Ketua Parpol

Pasukan Divisi Anti-teroris Bukit Aman, Malaysia menahan 11 WNI tersangka jaringan kelompok teroris ISIS yang berencana menyerang ketua parpol.

Baca Selengkapnya

Terduga Teroris Bekasi yang Ditangkap Densus 88 Kabur dari Aceh

12 Juni 2019

Terduga Teroris Bekasi yang Ditangkap Densus 88 Kabur dari Aceh

Empat terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri di Bekasi ternyata pelarian dari Aceh pada Desember 2018.

Baca Selengkapnya