Kalla Resmikan Pesantren Dien Syamsudin

Rabu, 20 Juli 2016 21:53 WIB

Jusuf Kalla, Din Syamsudin dan Wiranto di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Senin (11/5). Silaturahmi politik tersebut dalam rangka memperkenalkan pasangan JK-Wiranto yang akan maju pada pilpres mendatang. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla melakukan peletakan batu pertama Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Internasional Dea Malela di Desa Pamangong Kecamatan Lenangguar Kabupaten Sumbawa, Rabu 20 Juli 2016 tadi. Lokasinya terletak sekitar 35 kilometer atau dua jam perjalanan darat dari kota Sumbawa Besar ke arah selatan.




Jusuf Kalla dan Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi disertai Menteri Pekerjaan Umum Mochamad Basoeki Hadimoeljono, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi. Putra daerah NTB yang hadir diantaranya Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah, Wakil Ketua DPD RI Farouk Muhammad.

Ini adalah lembaga pendidikan kedua yang memilih lokasi di pedesaan. Sebelumnya, Zukfilemansyah juga putra daerah Sumbawa yang berkiprah di DPR RI walaupun daerah pemilihannya di Banten, telah mendirikan Universitas Teknologi Sumbawa. Letaknya sekitar 10 kilometer arah selatan dari kota Sumbawa Besar. Ini mungkin keunikannya, kampus di lahan yang tersedia seluas 60 hektar sudah mulai dibangun oleh Yayasan DEA MAS di Desa Batu Alang Kecamatan Moyo Hulu tersebut berada di tengah – tengah persawahan.

Ponpes yang digagas oleh Prof Dr Dien Syamsudin tersebut beserta Masjid Saidah, Rumah Kiyai Bait Kalla dan Wisma Ustadzah serta perumahan guru putra dan putrid. Areal lahannya dimulai seluas 20 hektar. ‘’Saya ingin buktikan bahwa dari desa pun kami bisa berkiprah membangun peradaban dunia,’’ kata Din Syamsuddin selaku ketua Pembina Yayasan Pendidikan dan Kebudayaan Dea Malela. Menurutnya, ponpes ini dirancang sebagai pusat pendidikan islam yang bertaraf internasional.

Seperti dikirimkan rilisnya oleh Biro Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Wakil Presiden Jusuf Kalla dikutip mengatakan bahwa Din Syamsuddin adalah sosok putra daerah yang berjuang dan ingin membangun tanah kelahirannya dalam bidang pendidikan. ‘’Tantangan kita berbeda dengan luar negeri,’’ ujarnya.

Di Indonesia kalau bicara kaya dan miskin itu, 10 persen orang kaya dan 90 persen orang miskin. Patut berbangga melalui dunia pendidikan ini bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ia mengingatkan kepada seluruh yang hadir disana agar bersama-sama meningkatkan mutu dan kualitas dunia pendidikan khususnya pendidikan Islam. ‘’Apa yang kita cita-citakan ini pasti ada tantangannya karena pesantren ini bertaraf modern internasional,’’ ucapnya.

Ini merupakan tanggung jawab mengisi kepala anak-anak dengan ilmu yang bermanfaat yang nantinya bisa mereka pergunakan 10 atau 20 tahun kedepan dalam membangun daerahnya dengan penuh tanggung jawab.

Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi menyebut kunjungan Jusuf Kalla tersebut sebagai bentuk kepedulian Pemerintah Pusat terhadap kemajuan NTB. Menurutnya, Jusuf Kalla selain menjadi orang penting di pemerinrahan RI, juga seorang pengusaha Indonesia yang sangat sukses. Tapi ada satu sisi kepedulian beliau terhadap pendidikan. ‘’Hal ini bisa kita lihat dengan hadirnya beliau ditengah-tengah kita,’’ katanya.

Zainul Majdi juga mengingatkan kepada putra daerah yang telah sukses untuk ikut membangun tanah kelahirannya. Bila Wapres yang dari luar NTB saja memiliki kepedulian dan kontribusi besar di Pamangong ini, maka putra daerah tidak boleh ketinggalan untuk berperan serta dalam kemajuan peradaban pendidikan Islam
.
SUPRIYANTHO KHAFID

Berita terkait

Kemenag Cairkan Dana BOS Tahap I dan PIP Pesantren 2024

5 hari lalu

Kemenag Cairkan Dana BOS Tahap I dan PIP Pesantren 2024

kemenag mengalokasikan anggaran dana BOS Pesantren sebesar Rp 340,5 miliar tahun ini.

Baca Selengkapnya

Kemenag Buka Program Bantuan Pesantren dan Pendidikan Keagamaan Islam 2024, Begini Cara Daftarnya

12 hari lalu

Kemenag Buka Program Bantuan Pesantren dan Pendidikan Keagamaan Islam 2024, Begini Cara Daftarnya

Kementerian Agama membuka program bantuan pesantren dan pendidikan keagamaan Islam untuk tahun anggaran 2024.

Baca Selengkapnya

Kemenag Usul Lulusan Ma'had Aly Bisa Ikut Seleksi CPNS

30 hari lalu

Kemenag Usul Lulusan Ma'had Aly Bisa Ikut Seleksi CPNS

Lulusan Ma'had Aly berpeluang mengikuti seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil atau CPNS, khususnya formasi penyuluh agama.

Baca Selengkapnya

Motif Penganiayaan Santri hingga Tewas di Jambi, Pelaku Ditagih Utang Rp 10 Ribu

39 hari lalu

Motif Penganiayaan Santri hingga Tewas di Jambi, Pelaku Ditagih Utang Rp 10 Ribu

Polda Jambi akirnya mengungkap motif penganiayaan yang menewaskan AH, 13 tahun, santri di salah satu ponpes di Kabupaten Tebo.

Baca Selengkapnya

Pimpinan Pesantren di Trenggalek dan Anaknya Mengaku Cabuli Santriwati Sejak 2021

40 hari lalu

Pimpinan Pesantren di Trenggalek dan Anaknya Mengaku Cabuli Santriwati Sejak 2021

Polisi menetapkan bapak dan anak pengasuh pondok pesantren di Trenggalek sebagai tersangka pencabulan

Baca Selengkapnya

Polda Jambi Jamin Penyelidikan Kasus Kematian Santri di Tebo Berlanjut, Gelar Perkara Dilakukan Pekan ini

45 hari lalu

Polda Jambi Jamin Penyelidikan Kasus Kematian Santri di Tebo Berlanjut, Gelar Perkara Dilakukan Pekan ini

Kasus kematian santri di salah satu Pondok Pesantren di Tebo Jambi ini sempat mandek, hingga viral lagi setelah dibawa ke Hotman Paris.

Baca Selengkapnya

Marak Perang Sarung, KPAI Imbau Pesantren hingga Ormas Bantu Arahkan Kegiatan Anak selama Ramadan

46 hari lalu

Marak Perang Sarung, KPAI Imbau Pesantren hingga Ormas Bantu Arahkan Kegiatan Anak selama Ramadan

KPAI mengimbau pelbagai lembaga keagamaan, seperti pesantren, lembaga zakat, dan ormas Islam, membantu mengarahkan kegiatan anak selama Ramadan.

Baca Selengkapnya

Kode Khusus Hasbi Hasan dan Windy Idol dalam Suap Perkara Mahkamah Agung: dari SIO hingga Pesantren

54 hari lalu

Kode Khusus Hasbi Hasan dan Windy Idol dalam Suap Perkara Mahkamah Agung: dari SIO hingga Pesantren

Dalam perkara suap Mahkamah Agung, Sekma Hasbi Hasan didakwa menerima suap Rp 11,2 miliar dan gratifikasi Rp 630 juta.

Baca Selengkapnya

Viral Pondok Pesantren di Depok Terkurung Tanpa Akses Jalan

58 hari lalu

Viral Pondok Pesantren di Depok Terkurung Tanpa Akses Jalan

Pondok Pesantren Khoirur Rooziqiin di Beji Depok viral di media sosial karena terkurung tanpa akses keluar masuk.

Baca Selengkapnya

Marak Kasus Bullying, Jokowi kepada Guru: Jangan Sampai Ada Siswa Ketakutan di Sekolah

59 hari lalu

Marak Kasus Bullying, Jokowi kepada Guru: Jangan Sampai Ada Siswa Ketakutan di Sekolah

Presiden Joko Widodo menunjukkan perhatiannya atas perundungan (bullying) yang terjadi di sekolah-sekolah.

Baca Selengkapnya