Komisaris Jenderal Suhardi Alius. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Jakarta - Teka-teki siapa bos baru di Badan Nasional Penanggulangan Terorisme terjawab sudah. Hari ini Presiden Joko Widodo bakal mengangkat Komisaris Jenderal Suhardi Alius sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggantikan Tito Karnavian.
Suhardi dipilih Jokowi atas saran Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Dalam pandangan Kapolri, "(Suhardi itu) cerdas, ranking di semua level pendidikan dari Akademi Kepolisian, Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespim), sampai Lembaga Ketahanan Nasional," katanya kepada Tempo, 20 Juli 2016.
Suhardi, menurut Tito, juga memiliki jaringan luas, termasuk ke organisasi masyarakat Islam; pandai bergaul; serta memiliki good leadership dan good managerial skill. “Dia pakar terorisme. Saat menjadi Koorspri (Koordinator Asisten Pribadi Kapolri), Kabareskrim, dan saat kursus Lemhannas bersama saya pada 2011 yang topiknya tentang penanganan terorisme, beliau ranking 2."
Suhardi saat ini menduduki kursi Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional. Suhardi rencananya dilantik pukul 09.30 di Istana Negara. Suhardi adalah lulusan Akademi Kepolisian tahun 1985. Sebelum di Lemhanas, Suhardi menduduki jabatan sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri. Namun dia kemudian digantikan oleh Komisaris Jenderal Budi Waseso.
Di kalangan wartawan, Suhardi sudah lama dikenal. Dia sempat selama beberapa bulan pada 2012 menjadi Kepala Divisi Humas Mabes Polri. Pria 54 tahun ini sebelumnya juga pernah menjadi Kepala Kepolisian Resor Depok, Kepala Kepolisian Resor Jakarta Barat, Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Wakil Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya, dan Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat.
Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) Bangbang Surono, A.k, M.M, CA., optimis BNPT mampu berperan dan berdampak dalam mendukung tercapainya visi Indonesia Emas 2045.
Peran Perempuan dalam Terorisme Harus Dilihat Secara Holistik
26 Februari 2024
Peran Perempuan dalam Terorisme Harus Dilihat Secara Holistik
Executive Board Asian Moslem Network (AMAN) Indonesia, Yunianti Chuzaifah, menyoroti kaitan kaum perempuan Indonesia dengan terorisme tak hanya terjadi di ruang publik, melainkan juga di ruang domestik.